Kesultanan Ternate: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib) |
Baskoro Aji (bicara | kontrib) |
||
Baris 52:
Di masa–masa awal [[suku Ternate]] dipimpin oleh para momole. Setelah membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut ''kolano''. Mulai pertengahan abad ke-15, [[Islam]] diadopsi secara total oleh kerajaan dan penerapan [[syariat Islam]] diberlakukan. [[Sultan Zainal Abidin]] meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan gelar [[sultan]]. Para [[ulama]] menjadi figur penting dalam kerajaan.
Setelah sultan sebagai pemimpin tertinggi, ada jabatan ''jogugu'' (perdana menteri) dan ''fala raha'' sebagai para penasihat. Fala raha atau empat rumah adalah empat [[klan]] [[bangsawan]] yang menjadi tulang punggung kesultanan sebagai representasi para momole pada masa lalu, masing–masing dikepalai seorang ''kimalaha''. Mereka yaitu Marasaoli, Tomagola, Tomaito dan Tamadi. Pejabat–pejabat tinggi kesultanan umumnya berasal dari klan–klan ini. Bila seorang sultan tak memiliki pewaris maka penerusnya dipilih dari salah satu klan. Selanjutnya ada jabatan – jabatan lain Bobato Nyagimoi se Tufkange (Dewan 18), Sabua Raha, Kapita Lau, Salahakan, Sangaji, dll.
{| class="wikitable"
|