Filsafat Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
FHidayat (bicara | kontrib)
Baris 119:
Setelah Soeharto ''lengser'', rupanya Soehartoisme tidak bersama-sama tumbang. Soehartoisme masih bertahan, beradaptasi dengan situasi Indonesia baru, bahkan hingga saat ini. Soehartoisme tetap bertahan, yang terjadi hanyalah perbaikan-perbaikan tambal-sulam yang kerap disebut ‘Reformasi’, yang dilakukan eksponen-eksponen Soehartoist yang masih selamat dari kritik rakyat. Hal itulah yang menggelisahkan [[Sri-Edi Swasono]], kakak kandung dari Sri-Bintang dan menantu Mohammad Hatta 'si pendiri Republik', sehingga ia khawatir bahwa yang terjadi malah ''deformasi'' (pembekuan), bukannya perubahan keadaan umum Indonesia yang signifikan. Kekhawatiran itu diungkap dalam karyanya ''Dari Daulat Tuanku ke Daulat Rakyat'' dan ''Dari Lengser ke Lengser''.
==Pranala Luar==
{{wikikutipanwikiquote-id}}
 
==Lihat pula==