Stasiun Tanjung Priok: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Stasiun Tanjung Priok'''
Tetapi kita masih dapat membayangkan betapa artistiknya seni perpaduan antara gaya neo klasik dengan gaya kontemporer. Tak aneh jika bangunan ini pernah berjaya, sebagai salah sati stasiun kebanggan warga [[Batavia]] di era akhir abad ke-18.
Baris 13:
Bandar pelabuhan yang dibangun pada [[1877]] di masa Gubernur Jendral [[J.W. van Lansberge]] yang berkuasa di Hindia Belanda pada tahun [[1875]]-[[1881]] itu semakin mengukuhkan perannya sebagai salah satu pelabuhan paling ramai di [[Asia]] setelah dibukanya [[Terusan Suez]].
Stasiun Tanjung Priok
Stasiun ini dibangun tepatnya pada tahun [[1914]] pada masa Gubernur Jendral [[A.F.W. Idenburg]] ([[1909]]-[[1916]]). Untuk menyelesaikan stasiun ini, diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dan 130 diantaranya adalah pekerja berbangsa [[Eropa]].
Bahkan sejak diselesaikannya stasiun ini, telah timbul protes mengenai "pemborosan" yang dilakukan dalam pembangunan stasiun ini. Dengan 8 [[peron]], stasiun ini amatlah besar, dan nyaris sebesar stasiun [[Jakarta Kota]] yang pada masa itu bernama Batavia Centrum. Sementara, kereta api-kereta api kapal yang menghubungkan kota-kota seperti [[Bandung]] dengan kapal-kapal [[Stoomvaart Maatschappij Nederland]] dan [[Rotterdamsche Lloyd]] langsung menuju ke [[dermaga]] pelabuhan dan tidak menggunakan stasiun ini. Stasiun ini terutama hanya digunakan untuk [[kereta rel listrik]] yang mulai digunakan di sekitar Jakarta pada tahun [[1925]].
[[kategori:Stasiun kereta api|Tanjung Priok]]
|