Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 26:
{{referensi|date=[[5 Agustus]] [[2015]]}}
'''Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri''' adalah organisasi olahraga beladiri yang didirikan oleh [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] pada tanggal 2 Juli 1955 di [[Surabaya]], [[Jawa Timur]]<ref name="tanggal">Pasal 2 Anggaran Dasar Kelatnas Indonesia Perisai Diri.</ref>.
Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri atau yang disingkat Kelatnas Indonesia Perisai Diri<ref name="kelatnas">Pasal 1 Ayat (1) Anggaran Dasar Kelatnas Indonesia Perisai Diri.</ref> ini merupakan salah satu anggota IPSI ([[Ikatan Pencak Silat Indonesia]]), induk organisasi resmi [[pencak silat]] di Indonesia di bawah naungan KONI ([[Komite Olahraga Nasional Indonesia]]).
Baris 34:
{{tone}}
{{hiperbolis}}
[[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] lahir di [[Yogyakarta]] pada tanggal 8 Januari 1913 di lingkungan [[Keraton]] [[Paku Alam]]. Dia adalah putra pertama dari RM Pakoe Soedirdjo, buyut dari [[Paku Alam II]]. Sejak berusia 9 tahun dia telah dapat menguasai ilmu [[pencak silat]] yang ada di lingkungan keraton sehingga mendapat kepercayaan untuk melatih teman-temannya di lingkungan daerah Paku Alaman. Di samping [[pencak silat]] dia juga belajar menari di Istana [[Paku Alam]] sehingga berteman dengan Wasi dan [[Bagong Kussudiardja]].
[[Berkas:Pakdirdjoatmodjo.jpg|thumb|right|170px|R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo, pendiri Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri.]][[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] yang pada masa kecilnya dipanggil dengan nama Soebandiman atau Bandiman oleh teman-temannya ini, merasa belum puas dengan ilmu silat yang telah didapatkannya di lingkungan istana Paku Alaman itu. Karena ingin meningkatkan kemampuan ilmu silatnya, setamat HIK (Hollands Inlandsche Kweekschool) atau sekolah pendidikan guru, dia meninggalkan [[Yogyakarta]] untuk merantau tanpa membawa bekal apapun dengan berjalan kaki.
Tempat yang dikunjunginya pertama adalah [[Jombang]], [[Jawa Timur]]. Di sana dia belajar silat pada KH Hasan Basri, sedangkan pengetahuan agama dan lainnya diperoleh dari [[Pondok Pesantren Tebuireng]]. Di samping belajar, dia juga bekerja di Pabrik Gula Peterongan untuk membiayai keperluan hidupnya. Setelah menjalani gemblengan keras dengan lancar dan dirasa cukup, dia kembali ke barat. Sampai di [[Solo]] dia belajar silat pada Sayid Sahab. Dia juga belajar kanuragan pada kakeknya, Ki Jogosurasmo.
Dia masih belum merasa puas untuk menambah ilmu silatnya. Tujuan berikutnya adalah [[Semarang]], di sini dia belajar silat pada Soegito dari aliran Setia Saudara. Dilanjutkan dengan mempelajari ilmu kanuragan di Pondok Randu Gunting [[Semarang]]. Rasa keingintahuan yang besar pada ilmu beladiri menjadikan [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] masih belum merasa puas dengan apa yang telah dia miliki. Dari sana dia menuju [[Cirebon]] setelah singgah terlebih dahulu di Kuningan. Di sini dia belajar lagi ilmu silat dan kanuragan dengan tidak bosan-bosannya selalu menimba ilmu dari berbagai guru. Selain itu dia juga belajar silat [[Minangkabau]] dan silat [[Aceh]].
Tekadnya untuk menggabungkan dan mengolah berbagai ilmu yang dipelajarinya membuat dia tidak bosan-bosan menimba ilmu. Berpindah guru baginya berarti mempelajari hal yang baru dan menambah ilmu yang dirasakannya kurang. Dia yakin, bila segala sesuatu dikerjakan dengan baik dan didasari niat yang baik, maka Tuhan akan menuntun untuk mencapai cita-citanya. Dia pun mulai meramu ilmu silat sendiri. [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] lalu menetap di Parakan dan membuka perguruan silat dengan nama Eka Kalbu, yang berarti satu hati.
Di tengah kesibukan melatih, dia bertemu dengan seorang pendekar [[Tionghoa]] yang beraliran beladiri Siauw Liem Sie (Shaolinshi), Yap Kie San namanya. Yap Kie San adalah salah seorang cucu murid Louw Djing Tie melalui Hoo Tik Tjay alias Suthur. Menurut catatan sejarah, Louw Djing Tie merupakan seorang pendekar legendaris dalam dunia persilatan, baik di [[Tiongkok]] maupun di [[Indonesia]], dan salah satu tokoh utama pembawa beladiri [[kungfu]] dari [[Tiongkok]] ke [[Indonesia]]. Dalam dunia persilatan, Louw Djing Tie dijuluki sebagai Si Garuda Emas dari Siauw Liem Pay. Saat ini murid-murid penerus Louw Djing Tie di Indonesia meneruskan perguruan kungfu Garuda Emas.
[[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] yang untuk menuntut suatu ilmu tidak memandang usia dan suku bangsa lalu mempelajari ilmu beladiri yang berasal dari biara Siauw Liem ([[Shaolin]]) ini dari Yap Kie San selama 14 tahun. Dia diterima sebagai murid bukan dengan cara biasa tetapi melalui pertarungan persahabatan dengan murid Yap Kie San. Melihat bakat [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]], Yap Kie San tergerak hatinya untuk menerimanya sebagai murid.
Berbagai cobaan dan gemblengan dia jalani dengan tekun sampai akhirnya berhasil mencapai puncak latihan ilmu silat dari Yap Kie San. Murid Yap Kie San yang sanggup bertahan hanya enam orang, di antaranya ada dua orang yang bukan orang Tionghoa, yaitu [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] dan R Brotosoetarjo yang di kemudian hari mendirikan perguruan silat Bima (Budaya Indonesia Mataram). Dengan bekal yang diperoleh selama merantau dan digabung dengan ilmu beladiri Siauw Liem Sie yang diterima dari Yap Kie San, [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] mulai merumuskan ilmu yang telah dikuasainya itu.
Setelah puas merantau, dia kembali ke tanah kelahirannya, [[Yogyakarta]]. [[Ki Hajar Dewantara]] yang masih pakdenya, meminta [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] mengajar silat di lingkungan Perguruan [[Taman Siswa]] di Wirogunan<ref>{{cite web |url=http://www.tempo.co |title=Majalah Tempo |date=21 Mei 1983}}</ref>. Di tengah kesibukannya mengajar silat di Taman Siswa, [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] mendapatkan pekerjaan sebagai Magazijn Meester di Pabrik Gula Plered.
[[Berkas:Pdkejurnaspelajar.jpg|thumb|left|170px|Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I.), Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Mayjen TNI (Pur) Eddie Marzuki Nalapraya pada acara Kejurnas Pelajar Silat Perisai Diri II di Jakarta tahun 2015.]]Pada tahun 1947 di [[Yogyakarta]], [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] diangkat menjadi [[Pegawai Negeri]] pada [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]], Seksi [[Pencak Silat]], yang dikepalai oleh Mochammad Djoemali. Berdasarkan misi yang diembannya untuk mengembangkan [[pencak silat]], [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] membuka kursus silat melalui dinas untuk umum. Dia juga diminta untuk mengajar di Himpunan Siswa Budaya, sebuah unit kegiatan mahasiswa UGM ([[Universitas Gadjah Mada]]). Murid-muridnya adalah para mahasiswa UGM pada awal-awal berdirinya kampus tersebut. [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] juga membuka kursus silat di kantornya. Beberapa murid [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] saat itu di antaranya adalah Ir Dalmono, Prof Dr Suyono Hadi dan RM Bambang Moediono Probokusumo yang di lingkungan keluarga silat Perisai Diri akrab dipanggil Mas Wuk.
Tahun 1954 [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] diperbantukan ke Kantor Kebudayaan [[Provinsi Jawa Timur]], Urusan [[Pencak Silat]]. Murid-muridnya di [[Yogyakarta]], baik yang berlatih di UGM maupun di luar UGM, bergabung menjadi satu dalam wadah HPPSI (Himpunan Penggemar [[Pencak Silat]] [[Indonesia]]) yang diketuai oleh Ir Dalmono.
Tahun 1955 dia resmi pindah dinas ke Kota [[Surabaya]]. Dengan tugas yang sama, yakni mengembangkan dan menyebarluaskan [[pencak silat]] sebagai budaya bangsa [[Indonesia]], [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] membuka kursus silat yang diadakan di Kantor Kebudayaan [[Provinsi Jawa Timur]], [[Surabaya]]. Dengan dibantu oleh Imam Ramelan, dia mendirikan kursus silat PERISAI DIRI pada tanggal 2 Juli 1955<ref name="tanggal"/>.
Para muridnya di [[Yogyakarta]] pun kemudian menyesuaikan diri menamakan himpunan mereka sebagai silat Perisai Diri. Di sisi lain, murid-murid perguruan silat Eka Kalbu yang pernah didirikan oleh [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] masih berhubungan dengan dia. Mereka tersebar di kawasan [[Banyumas]], [[Purworejo]] dan [[Yogyakarta]]. Hanya saja perguruan ini kemudian memang tidak berkembang, namun melebur dengan sendirinya ke silat Perisai Diri, sama seperti HPPSI di Yogyakarta. Satu guru menjadikan peleburan perguruan ini menjadi mudah.
Pengalaman yang diperoleh selama merantau dan ilmu beladiri Siauw Liem Sie yang dikuasainya kemudian dicurahkannya dalam bentuk teknik yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anatomi tubuh manusia, tanpa ada unsur memperkosa gerak. Semuanya berjalan secara alami dan dapat dibuktikan secara ilmiah. Dengan motto "Pandai Silat Tanpa Cedera", silat Perisai Diri diterima oleh berbagai lapisan masyarakat untuk dipelajari sebagai ilmu beladiri.
[[Berkas:Pdketuaumum2015.jpg|thumb|right|170px|Dr. Ir. Dwi Soetjipto, M.M. (Direktur Utama PT Pertamina (Persero)) menggantikan Ir. Nanang Soemindarto sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Kelatnas Indonesia Perisai Diri berdasarkan hasil Munas Kelatnas Indonesia Perisai Diri XXIII Tahun 2015 di Yogyakarta.]]Pada tahun 1969, murid [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]], Dr Suparjono, SH, MSi, menjadi staf Bidang Musyawarah PB PON VII di [[Surabaya]]. Dengan inspirasi dari AD/ART organisasi-organisasi di KONI Pusat yang sudah ada, Suparjono bersama Bambang Moediono Probokusumo, Totok Sumantoro, Mondo Satrio dan anggota Dewan Pendekar lainnya pada tahun 1970 menyusun AD/ART Perisai Diri dan nama lengkap organisasi silat Perisai Diri disetujui menjadi Keluarga Silat Nasional Indonesia PERISAI DIRI yang disingkat Kelatnas Indonesia PERISAI DIRI<ref name="kelatnas"/>. Dimusyawarahkan juga mengenai pakaian seragam silat Perisai Diri yang baku, yang mana sebelumnya berwarna hitam dirubah menjadi putih dengan atribut tingkatan yang berubah beberapa kali hingga terakhir seperti yang dipakai saat ini. Lambang Kelatnas Indonesia Perisai Diri juga dibuat dari hasil usulan beberapa murid [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]], yaitu usulan gambar dari Suparjono, Both Sudargo dan Bambang Priyokuncoro, yang kemudian usulan dari Suparjono yang terpilih, kemudian disempurnakan dan dilengkapi oleh [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]].
Pada tahun 1982, [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] mengangkat 23 orang muridnya menjadi Pendekar. Para Pendekar yang diangkat langsung oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo ini disebut Pendekar Historis. Pendekar Historis yang berjumlah 23 orang tersebut adalah :
# Mat Kusen, dari Surabaya.
# Dr Suparjono, SH, MSi, dari Surabaya.
Baris 88:
# I Gusti Ngurah Dilla, dari Surabaya.
# Ruddy J Kapojos, dari Surabaya.
Tanggal 9 Mei 1983, [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] berpulang menghadap Sang Pencipta<ref>{{cite web |url=http://www.kompas.com |title=Koran Kompas |date=16 Juni 1983}}</ref>. Tanggung jawab untuk melanjutkan teknik dan pelatihan silat Perisai Diri beralih kepada para murid-muridnya yang kini telah menyebar ke seluruh pelosok tanah air dan beberapa negara di [[Eropa]], [[Amerika]] dan [[Australia]]. Dengan di bawah koordinasi Dr Ir Dwi Soetjipto, MM, sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat, saat ini Kelatnas Indonesia Perisai Diri memiliki cabang hampir di setiap provinsi di Indonesia serta memiliki komisariat di 10 negara lain. Untuk menghargai jasanya, pada tahun 1986 pemerintah Republik [[Indonesia]] menganugerahkan gelar Pendekar Purna Utama bagi [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]].
[[Berkas:Pdicjakarta2010.jpg|thumb|left|170px|Perisai Diri International Championship, kejuaraan internasional yang diselenggarakan setiap 2 tahun.]]Di [[Australia]], Kelatnas Indonesia Perisai Diri mulai dikembangkan di [[Brisbane]] pada tahun 1979 oleh Dadan Muharam, seorang pelatih silat Perisai Diri dari [[Bandung]]. Kelatnas Indonesia Perisai Diri berkembang pesat di Australia dengan cabang di berbagai daerah, di antaranya yaitu di Tarragindi, Kuraby, Logan, Ashmore, Burleigh Heads, Springbrook, Maleny, Nambour, Noosaville, Yandina, Gympie, Townsville, Coffs Harbour, Newcastle, Moruya Heads, [[Melbourne]], Adelaide, Perth, dsb.
Baris 139:
Dalam latihan Serang Hindar, dua orang pesilat saling berhadapan satu sama lain. Di dekat mereka ada seorang pelatih yang memperhatikan. Seorang pesilat disebut sebagai A dan seorang lagi disebut dengan B. Pelatih memberi aba-aba "hup !", bersamaan dengan itu A menyerang B dengan satu gerakan, sementara B diam menunggu serangan itu dekat dan kemudian bergerak ke samping untuk melepaskan diri dari serangan A. Pelatih terus memberi aba-aba hingga 10 kali untuk A menyerang B dan B harus menghindar saat serangan A sudah dekat. Setelah selesai, giliran B yang menyerang pada 10 aba-aba kedua.
Itulah salah satu metode latihan berpasangan di silat Perisai Diri yang dikenal dengan sebutan Serang Hindar. Metode Serang Hindar ini telah diformulasikan oleh [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] agar bisa memberi rasa aman bagi kedua pesilat. Selama berlatih, pesilat diminta untuk melakukan serangan dan hindaran yang sesuai dengan pedoman teknik silat Perisai Diri.
[[Berkas:Pdseranghindar2.jpg|thumb|left|170px|Serang Hindar, metode latihan silat Perisai Diri dengan motto Pandai Silat Tanpa Cedera.]]Metode berpasangan yang lain di Perisai Diri adalah Serang Hindar Balas. Pada metode Serang Hindar Balas, dalam satu aba-aba, A akan melakukan serangan terhadap B dan B menghindar, kemudian B membalas menyerang A dan A menghindar. Satu set A serang B hindar dan B balas A hindar, adalah implementasi dari metode Serang Hindar Balas. Pada 10 aba-aba pertama, A mendapatkan kesempatan menyerang pertama kali dan B membalas setelah melakukan hindaran sempurna, sementara pada 10 aba-aba kedua akan ditukar oleh pelatih, yaitu B menyerang terlebih dahulu.
Baris 153:
=== Teknik Asli ===
Teknik silat Perisai Diri mengandung unsur 156 aliran silat dari berbagai daerah di [[Indonesia]] yang dipilah dan dikelompokkan sesuai dengan karakter dari masing-masing aliran. Teknik Asli dalam silat Perisai Diri juga digali dari aliran Siauw Liem Sie (Shaolinshi) yang dengan kreativitas [[RM Soebandiman Dirdjoatmodjo]] gerakan maupun implementasinya sudah dijiwai oleh karakter [[pencak silat]] [[Indonesia]]. Hal ini yang menjadikan ilmu silat Perisai Diri mempunyai sifat unik, tidak ada kemiripan dengan silat yang lain. Disebut Asli karena mempunyai frame tersendiri, bukan merupakan kombinasi dari beberapa aliran silat.
Teknik Asli dalam silat Perisai Diri di antaranya yaitu :
|