Purwodadi, Barat, Magetan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tanda baca
k replace Beliau-Dia
Baris 12:
Semenjak
kedatangan para priyayi dari Puro Mangkunegaran yang bernama ''Raden Ahmad'' , daerah hutan tersebut
dirubahnya menjadi sebuah pemukiman penduduk pada hari ''Senin Kliwon'' Bulan Mulud ( salah satu nama bulan Jawa ) . BeliauDia
adalah seorang bangsawan dari Praja Mangkunegaran yang kalah perang dengan
kompeni Belanda . Karena pada saat itu daerah Jawa Tengah telah menjadi daerah
yang rawan serangan kompeni Belanda . Raden Ahmad mendapat saran dari Adipati
Semarang untuk pergi ke daerah Gunung Lawu sebelah timur , akhirnya beliauDia dan
para pengikutnya menerima masukan tersebut dan pergi ke arah Gunung Lawu ditemani
dengan ''Raden Arya Damar'' putra dari
Baris 42:
dari penjajah Belanda dengan mendirikan benteng pertahanan dan Kadipaten . Anak
kedua Pangeran Diponegoro yang datang menemui Raden Ahmad bernama ''R.M Dipokusumo / R.M Dipoatmodjo / Pangeran''
Abdul Aziz '', beliauDia datang atas perintah dari ayahnya Pangeran Diponegoro
yang dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Sultan Erutjokro dan ditemani
oleh para pengikutnya . Sebagai seorang pendiri dari Kadipaten Purwodadi atas
perintah dari Pangeran Diponegoro , beliauDia diangkat sebagai Adipati resmi dan
mempersiapkan prajurit - prajurit perang untuk melawan penjajah Belanda .
 
R.M
Dipokusumo menjabat Adipati tidak terlalu lama , ini dikarenakan tugas beliauDia
untuk melanjutkan amanah dari ayahnya dalam melawan penjajah Belanda di daerah
lain , kemudian beliauDia menunjuk ''R.Ng
Mangunnegoro'' sebagai Adipati sekaligus panglima perang di daerah ini , namun''
takdir berkata lain dimana R.Ng Mangunnegoro akhirnya gugur dalam medan
Baris 107:
merupakan pengikut setia dari Pangeran Diponegoro, seperti R. Ng Mangunnegoro
dan R.Ng Mangunprawiro yang ditunjuk sebagai panglima perang di daerah Magetan-Madiun-Ngawi
selama perang berlangsung. Nama beliauDia juga sudah tercatat dalam berbagai buku
yang menerangkan kisah perang Pangeran Diponegoro. Setelah Kadipaten Purwodadi
berhasil dikuasai oleh Belanda, dimana seperti diterangkan dalam isi perjanjian
Baris 137:
Kertohadinegoro ( Gusti Ridder )'' seorang Bupati Magetan. Pada saat
penunjukan Mbah Gong sebagai kepala desa, Gusti Ridder turun langsung untuk
mencari beliauDia yang saat itu berada di Pasar hewan.</span>
 
<span lang="ES">R.M Kromoredjo yang mempunyai nama kecil ''(asma timur'') R.M Kasio merupakan cucu
dari ''R.M Dipokusumo'' dari puteranya
yang bernama ''R.M Dipokromo''. BeliauDia
menjabat sebagai Kepala Desa Purwodadi dari tahun 1902 sampai 1920. Pada masa
kepemimpinannya datanglah seseorang yang mengaku seorang bangsawan dari
Yogyakarta yang bernama ''R.M Papak (Gusti
Papak)'' dan ingin mendiami bangunan bekas Kadipaten Purwodadi. BeliauDia
mengaku sebagai cucu dari Nyi Ageng Serang dan sama-sama keluarga ''Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
''yang ikut membantu selama Perang Diponegoro berlangsung di daerah
Baris 151:
 
<span lang="ES">Saat itu Martowidjojo-Ingsun hanya menjabat sebagai
Kepala Desa Temulus dengan waktu yang singkat, ini dikarenakan waktu itu beliauDia
telah memberikan ijin kepada orang yang mengaku R.M Papak untuk tinggal didalam
Kadipaten Purwodadi, dan diketahuinya oleh Gusti Ridder yang menjabat sebagai
Baris 162:
kedatangan orang tersebut Mbah Gong langsung datang ke Keraton Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat menemui Sri Sultan Hamengku Buwono VII untuk mengecek kebenaranya
dan ternyata beliauDia bukan R.M Papak yang sebenarnya. Ini dikarenakan bahwa R.M
Papak cucu Nyi Ageng Serang yang sebenarnya telah meninggal pada tahun 1836 dan
ayahnya diasingkan di Ambon pada tahun 1840. Kemudian bangunan pendopo ageng
Baris 176:
diadakanlah pemilihan Kepala Desa Purwodadi yang dipilih langsung oleh rakyat,
untuk pertama kalinya dan dimenangkan oleh ''Dandel/Toredjo''.
BeliauDia merupakan anak menantu dari Mbah Gong dan merupakan Kepala Desa pertama
setelah bersatunya Purwodadi dan Temulus (R. Hardjo Wijono Parmin)</span>
 
Baris 185:
produk desa dan dipamerkan dalam acara tersebut. Tahun 1968 kepala desa
Purwodadi meninggal  dan diadakan
pemilihan kepala desa baru, kemudian dimenangkan oleh ''R. Sukarmo''. Pada masa kepemimpinan beliauDia, dibangunlah sebuah
kantor desa yang dipergunakan untuk kepala desa yang menjabat di Desa Purwodadi
secara berkelanjutan sampai seterusnya. Sebelum dibangunnya kantor desa pada
Baris 197:
Latiyanto''. Setelah 8 tahun menjabat, diadakanlah pemilihan kepala desa pada
tahun 1998 dan dimenangkan oleh ''R. Didik
Diarto'', beliauDia menjabat kepala desa selama dua periode sampai tahun 2013. Pada
tanggal 20 Oktober 2013 diadakan pemilihan kepala desa dan terpilihlah ''R. Ngt Suci Minarni'' sebagai Kepala Desa
Purwodadi selanjutnya, dan beliauDia merupakan kepala desa perempuan pertama di Desa
Purwodadi yang dilantik pada tanggal 17 Desember 2013 di Pendopo Surya Graha
Kabupaten Magetan. Karena Kepala Desa Purwodadi adalah seorang perempuan, maka
dalam kegiatan organisasi wanita (PKK) desa ditugaskan kepada R. Ngt Warsi, M.
Pd yang kebetulan beliauDia juga merupakan cucu buyut dari R. Ay Kamisah anak
pertama dari R.M Dipokromo. BeliauDia juga sebagai tokoh wanita yang selalu aktif dalam
organisasi pemerintahan desa. Kemudian saat itu Desa Purwodadi terpilih untuk
mengikuti lomba HKG-PKK mewakili Kecamatan Barat hingga mendapatkan juara 1