Konfrontasi Indonesia–Malaysia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Orde Baru tidak meneruskan perjuangan Sukarno untuk mengamankan wilayah Borneo dari aneksasi. Sebaliknya PGRS/Paraku menjadi nilai tukar Orba.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 88:
Pada 17 Agustus [[pasukan terjun payung]] mendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba membentuk pasukan gerilya. Pada 2 September 1964 pasukan terjun payung didaratkan di [[Labis]], Johor. Pada 29 Oktober, 52 tentara mendarat di [[Pontian]] di perbatasan Johor-Malaka dan membunuh pasukan [[Resimen Askar Melayu DiRaja]] dan [[Selandia Baru]] dan menumpas juga [[Pasukan Gerak Umum]] [[Kepolisian Kerajaan Malaysia]] di Batu 20, [[Muar]], [[Johor]].
 
Ketika PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap, Sukarno menarik Indonesia dari PBB pada tanggal [[207 Januari]] [[1965]] dan mencoba membentuk Konferensi Kekuatan Baru (Conference of New Emerging Forces, Conefo[[CONEFO]]) sebagai alternatif.
 
Sebagai tandingan Olimpiade, Sukarno bahkan menyelenggarakan [[GANEFO]] (Games of the New Emerging Forces) yang diselenggarakan di [[Senayan]], [[Jakarta]] pada [[10 November|10]]-[[22 November]] [[1963]]. Pesta olahraga ini diikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di [[Asia]], [[Afrika]], [[Eropa]] dan [[Amerika Selatan]], serta diliput sekitar 500 wartawan asing.