Widorokandang, Pati, Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aditya HS (bicara | kontrib)
Penambahan konten dan perbaikan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Aditya HS (bicara | kontrib)
perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 17:
Sebagaimana desa-desa lainnya yang terdapat di daerah aliran sungai Juwana / silugonggo, tiap musim penghujan dengan curah hujan yg tinggi di tambah luapan air dari waduk gunung gembong desa ini pun terkadang menjadi langganan banjir akibat meluapnya sungai [[silugonggo]] walaupun tidak setiap tahun warga selalu was was jika curah hujan turun tinggi.
 
Sebagian besar penduduk desa widorokandang menggantungkan hidup dari usaha pertanian dengan lahan pertanian tadah hujan. Widorokandang memiliki 1satu dukuh yaitu dukuh/dusun cangkring. dalam adatnya di mana penduduk asli Ds. Widorokandang tidak boleh menikah dengan penduduk dukuhnya yaitu Dukuh Cangkring, jika memang menikah harus ada syarat - syarat yang harus di penuhi sang pemuda yang mana itu sulit untuk di lakukan, mitosnya si laki - laki harus berani dan rela salah satu jarinya untuk di gigitkan se ekor sapi hingga putus karena kalau tidak dilakukan dan tetap menikah tanpa syarat itu menurut kepercayaan yang sudah turun menurun pernikahannya akan buruk dan banyak musibah. maka dari itu kebanyakan penduduk Desa Widorokandang atau Dukuhnya yaitu cangkring memilih untuk mencari calon pendamping dari kampung lain.
 
Walaupun dekat dengan sungai silugonggo, namun hal tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal karena ketika musim kemarau, air sungai sering menjadi asin akibat naiknya air laut. Sedangkan ketika musim penghujan tidak jarang sawah mereka terkena banjir.