Ahmad Syathibi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mr Berlinz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 138:
Suatu hari, ketika '''Mama Gentur''' sedang ngajar para santrinya dan khalayak yang biasa ngaji rutinan, datanglah utusan dari pemerintah [[Kolonial Belanda]]. Beliau diminta hadir dalam diskusi program perpolitikan [[Belanda]]. Mama genturpun menyempatkan diri dulu menghadiri undangan tersebut tanpa didampingi seorangpun. Tidak lama, Mamapun sudah hadir kembali ke madrasah dan melanjutkan kembali pengajarannya. Para santri yang sudah menunggu-nunggu ingin tahu tentang pembicaraan yang didiskusikan oleh kaum Belanda, tapi [[Mama Gentur]] tak membahasnya sedikitpun. Inilah ciri '''Mama Gentur''' tidak ikut-ikutan dalam soal politik, hingga beliau mendapat penghargaan keamanan tanda '''[[bulan]]-[[bintang]] tiga''' dari [[Wihalminak]], yaitu Gubernur [[Hindia Belanda]].
=== Penghargaan dari Jepang ===
Dizaman pemerintahan [[Jepang]], [[Mama Gentur]] mendapat hadiah dari [[Kaisar Tenoheka]] dikarenakan ideologinya yang murni hanya mengamalkan ajaran agama, tanpa ada maksud menyampuradukan [[politik]] dan [[agama]].<ref>Manaqib Mama Ahmad
=== Karya Tulis ===
Semasa hidupnya beliau mengarang rupa-rupa kitab kurang lebih sekitar 80 kitab berbahasa [[Arab]] dan [[Sunda]]. Diantaranya adalah :
# Sirojul Munir (dalam ilmu fiqih)
# Tahdidul 'Ainain (dalam ilmu fiqih)
# Nadzom Sulamut Taufiq (dalam ilmu fiqih)
# Muqadimah Samarqandiyah (dalam ilmu bayan)
# Fathiyah (dalam ilmu bayan)
# Dahlaniyah (dalam ilmu bayan)
# Nadzom 'Addudiyah (dalam ilmu munadzoroh)
# Nadzom Ajurumiyah (dalam ilmu nahwu)
# Muntijatu Lathif (dalam ilmu shorof)
# Dan Lain-lainnya.<ref>Manaqib Mama Ahmad
Syathibi Gentur edisi pertama, tahun 1950
halaman.01-42</ref>..<ref>Risalah Mama Gentur edisi 100, Februari 2010 hal.46-68</ref>
 
== Referensi ==