Prasasti Astana Gede: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kandar (bicara | kontrib)
Kandar (bicara | kontrib)
melengkapi
Baris 1:
'''Prasasti Astana Gede''' atau '''Prasasti Kawali''' merujuk pada beberapa prasasti yang ditemukan di daerahkawasan [[Kabuyutan]] [[Kawali]], [[kabupaten]] [[Ciamis]], [[Jawa Barat]], terutama pada prasasti "utama" (prasasti Kawali I) yang bertulisan paling banyak. PrasastiAdapun secara keseluruhan, terdapat enam prasasti. Kesemua prasasti ini menggunakan [[bahasa Sunda|bahasa]] dan [[aksara Sunda]] (Kaganga). Meskipun tidak berisi [[candrasangkala]], [[prasasti]] ini diperkirakan berasal dari paruh kedua [[abad ke-14]] berdasarkan nama [[raja]].
 
Berdasarkan perbandingan dengan peninggalan sejarah lainnya seperti [[naskah]] ''[[Carita Parahyangan]]'' dan ''[[Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara]]'', dapat disimpulkan bahwa prasasti Kawali I ini merupakan ''sakakala'' atau tugu peringatan untuk mengenang kejayaan Prabu [[Niskala Wastu Kancana]], penguasa [[kerajaan Sunda|Sunda]] yang bertahta di Kawali, putra Prabu [[Linggabuana]] yang gugur di [[perang Bubat|Bubat]].
 
==Isi teks==
[[Image:Pr_AG.jpg|thumb|center|Prasasti Kawali I di kawasan kabuyutan Astana Gede, Kawali.]]
 
[[Image:Pr_AG.jpg|thumb|center|Prasasti Astana Gede]]
 
===[[Alihaksara]] [[diplomatis]]===
Teks di bagian muka:
 
#nihan tapa kawa-
#li nu sang hyang mulia tapa bha-
Baris 19 ⟶ 18:
#gawe ring hayu pakĕn hebel ja
#ya dina buana
 
Teks di bagian tepi tebal:
#hayua diponah-ponah
#hayua dicawuh-cawuh
#inya neker inya angger
#inya ninycak inya rempag
 
===[[Alihbahasa]]===
Teks di bagian muka:
:''Inilah jejak (tapak) (di) Kawali (dari) tapa beliau Yang Mulia Prabu Raja Wastu (yang) mendirikan pertahanan (bertahta di) Kawali, yang telah memperindah kedaton Surawisesa, yang membuat parit pertahanan di sekeliling wilayah kerajaan, yang memakmurkan seluruh pemukiman. Kepada yang akan datang, hendaknya menerapkan keselamatan sebagai landasan kemenangan hidup di dunia.''
 
Teks di bagian tepi tebal:
::''Jangan dimusnahkan!''
::''Jangang semena-mena!''
::''Ia dihormati, ia tetap.''
::''Ia diinjak, ia roboh.''
 
{{rintisan}}