Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Satria55 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Satria55 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 115:
Tahapan pelajaran silat Perisai Diri terdiri dari pengenalan, pengertian, penerapan, pendalaman dan penghayatan.
 
=== Senam Teknik Kombinasi ===
 
Senam Teknik Kombinasi merupakan susunanrangkaian gerak silat Perisai Diri yang dilatihkan kepada pesilat disebagai setiapbahan pemanasan sebelum masuk ke sesi pelatihanlatihan inti. Sekilas seperti rangkaian jurus di perguruan pencak silat pada umumnya, namun Senam Teknik Kombinasi bukanlah rangkaian yang perlu dihafalkan sepertisebagaimana jurus di perguruan pencak silat lainpada umumnya.
 
Rangkaian gerak Senam Teknik Kombinasi dibuat oleh para pelatih setempat pada saat latihan berlangsung. Rangkaian gerak ini dibuatdisusun berdasarkanoleh imajinasipelatih padadengan saatpedoman teknik seolah-olah pesilat melakukan Serang Hindar dengan seorang lawan. Rangkaian yang dibuat oleh pelatih tersebut dilaksanakan dengan tenaga dan kecepatan maksimal dan diulang berkali-kali.
 
Tujuan dari latihan Senam Teknik Kombinasi ini adalah untuk menciptakan kebiasaan dalam melakukan teknik yang benar dan menciptakan refleks yang baik terhadap para pesilat. Latihan ini juga akan membentuk otot-otot para pesilat agar dapat beradaptasi dengan teknik Perisai Diri. Senam Teknik Kombinasi ini selalu berbeda-beda di setiap sesi latihan, baik tangan kosong ataupun menggunakan senjata.
 
=== Teknik Senjata ===
[[Berkas:Pdsenjata.jpg|thumb|right|170px|Teknik silat Perisai Diri dengan menggunakan senjata.]]Mulai tingkat Dasar akan diajarkan teknik-teknik beladiri tangan kosong. Pada tingkat selanjutnya diajarkan juga teknik permainan [[senjata]] dengan senjata wajib [[pisau]], [[pedang]] dan [[toya]]. Dengan dasar penguasaan tiga senjata wajib, [[pisau]] mewakili senjata pendek, [[pedang]] mewakili senjata sedang, dan [[toya]] mewakili senjata panjang, pesilat Perisai Diri dilatih untuk mampu mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata. Teknik tersebut juga dapat digunakan untuk memainkan senjata lain, seperti [[celurit]], [[trisula]], abir, [[tombak]], [[golok]], pedang samurai, [[pentungan]], kipas, teken, [[payung]], roti kalong, [[senapan]], [[bayonet]], dsb.
 
Teknik permainan senjata [[pisau]] mulai diajarkan kepada pesilat yang telah menduduki tingkat Putih. Namun di tingkat Calon Keluarga, pesilat sudah diperkenalkan dengan pelajaran dasar teknik senjata [[pisau]]. Sedangkan teknik permainan senjata [[pedang]] mulai diajarkan kepada pesilat tingkat Hijau, tetapi pelajaran dasar teknik senjata [[pedang]] sudah mulai diperkenalkan kepada pesilat di tingkat Putih. Teknik permainan senjata wajib yang terakhir yaitu [[toya]], mulai diajarkan kepada pesilat tingkat Biru Merah. Tetapi mulai tingkat Putih Hijau pesilat sudah diperkenalkan dengan pelajaran dasar teknik senjata [[toya]].
 
Tujuan dari pelajaran senjata adalah memberikan pemahaman bagi pesilat tentang berbagai macam senjata. Dengan mengenal karakteristik senjata, maka anggota akan cepat beradaptasi dengan berbagai senjata. Sebagai contoh, dengan mempelajari [[pisau]], maka pesilat akan mengerti kelebihan dan kekurangan dari senjata pendek. Bahkan pesilat akan dapat mengadaptasi benda-benda serupa seperti keris sebagai senjata, atau bahkan [[pena]] dan [[pensil]]. Dengan memahami karakteristik senjata ini pula, seorang pesilat akan mengerti bagaimana cara menghadapi berbagai macam senjata bila memang keadaan sudah mendesak.
Baris 133 ⟶ 135:
Metode praktis yang sangat penting untuk dipelajari oleh pesilat Perisai Diri adalah latihan Serang Hindar. Pada latihan ini akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan bijaksana. Sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, kemungkinan cedera amat kecil karena setiap siswa dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan hindaran. Resiko kecil pada metode Serang Hindar inilah yang melahirkan motto "Pandai Silat Tanpa Cedera". Dengan motto inilah Perisai Diri menyusun program pendidikan dengan memperhatikan faktor [[psikologis]] dan kurikulumnya.
 
Dalam latihan Serang Hindar, dua orang pesilat saling berhadapan satu sama lain. Di dekat mereka ada seorang pelatih yang memperhatikan. Seorang pesilat disebut sebagai A dan seorang lagi disebut dengan B. Pelatih memberi aba-aba "hup !", bersamaan dengan itu A menyerang B dengan satu gerakan, sementara B diam menunggu serangan itu dekat dan kemudian bergerak ke samping untuk melepaskan diri dari serangan Amenghindar. Pelatih terus memberi aba-aba hingga 105 kali untuk A menyerang B dan B harus menghindar saat serangan A sudah dekat. Setelah selesai, giliran B yang menyerang pada 105 aba-aba kedua.
 
Itulah salah satu metode latihan berpasangan di silat Perisai Diri yang dikenal dengan sebutan Serang Hindar. Metode Serang Hindar ini telah diformulasikan oleh [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] agar bisa memberi rasa aman bagi kedua pesilat. Selama berlatih, pesilat diminta untuk melakukan serangan dan hindaran yang sesuai dengan pedoman teknik silat Perisai Diri.
 
[[Berkas:Pdseranghindar2.jpg|thumb|left|170px|Serang Hindar, metode latihan silat Perisai Diri dengan motto Pandai Silat Tanpa Cedera.]]Metode berpasangan yang lain di Perisai Diriselanjutnya adalah Serang Hindar Balas. Pada metode Serang Hindar Balas, dalam satu aba-aba, A akan melakukan serangan terhadap B dan B menghindar, kemudian B membalas menyerang A dan A menghindar. Satu set A serang B hindar dan B balas A hindar, adalah implementasi dari metode Serang Hindar Balas. Pada 105 aba-aba pertama, A mendapatkan kesempatan menyerang pertama kali dan B membalas setelah melakukan hindaran sempurna, sementarakemudian pada 105 aba-aba kedua akan ditukar oleh pelatih, yaitu B menyerang terlebih dahulu.
 
Tujuan dari latihan Serang Hindar Balas ini adalah untuk melatih pesilat, terutama bagi si penghindar, untuk menghindar ke arah yang sulit dilihat oleh lawan, tetapi akan sangat mudah untuk melakukan serangan balasan. Inilah yang disebut hindaran yang mengunci posisi lawan. Si penghindar juga harus mempelajari bagaimana ia harus meletakkan langkah mereka agar dapat mempercepat serangan balasan berikutnya.
 
Metode berpasangan lain yang dilatihkan di Perisai Diri adalah Beladiri. Beladiri adalah dimana saat A menyerang dan, B menghindar sambil melepaskan serangan ke A. Dalam hal ini, B disebut melakukan Beladiri. Jadi perbedaannya dengan metode sebelumnya adalah, bahwa B tidak melakukan hindaran sempurna baru membalas, namun B melakukan hindaran dan serangan dalam satu gerakan.
 
Sebagai ilustrasi yang sederhana, misalnya A melakukan pukulan ke arah depan, ketika pukulan tersebut dekat, maka B bergerak menghindar ke samping sambil menusukkan buku tangannya ke arah [[mata]]. Dalam hal ini, maka B melakukan Beladiri.
 
Ketiga metode di atas, Serang Hindar, Serang Hindar Balas dan Beladiri akan diajarkan kepada pesilat Perisai Diri baik dari tingkat Dasar sampai tingkat yang tinggi sekalipun. Metode ini akan diaplikasikan baik menggunakan tangan kosong ataupun menggunakan senjata seperti [[pisau]], [[pedang]] dan [[toya]].
 
=== Teknik Asli ===
Baris 167 ⟶ 169:
 
Untuk menyerang lawan, teknik [[Minang]] seringkali mendahului dengan membuka bagian lemah dari badannya dengan gerakan yang lambat. Ini adalah pancingan yang disengaja agar lawan menyerang terlebih dahulu. Ketika lawan datang dengan serangan, saat itulah teknik Minang akan bergerak sangat cepat dan keras menghancurkan serangan lawan tersebut dengan sikunya dan dilanjutkan dengan serangan berikutnya.
 
Rangkaian teknik Minangkabau diajarkan kepada pesilat yang menduduki tingkat Calon Keluarga.
 
==== Teknik Burung Meliwis ====
Baris 175 ⟶ 179:
 
Selain ujung-ujung jari, [[Meliwis]] juga menggunakan pergelangan tangannya untuk menyerang bagian-bagian seperti leher dan dagu. Teknik ini juga menggunakan pergelangan tangan bagian dalam untuk menolak dengan cara mengalihkan arah serangan lawan.
 
Rangkaian teknik Meliwis diajarkan kepada pesilat yang menduduki tingkat Putih.
 
==== Teknik Burung Kuntul ====
Baris 185 ⟶ 191:
 
Untuk menyerang depan, maka [[Kuntul]] akan memposisikan dirinya sedemikian rupa, sehingga lawan menjadi berada di samping saat serangan mencapai target.
 
Rangkaian teknik Kuntul diajarkan kepada pesilat yang menduduki tingkat Putih Hijau.
 
==== Teknik Burung Garuda ====
Baris 199 ⟶ 207:
 
Untuk melindungi diri dari serangan lawan, [[Garuda]] memanfaatkan kaki untuk menolak bagian bawah dan tangan untuk bagian tengah dan atas.
 
Rangkaian teknik Garuda diajarkan kepada pesilat yang menduduki tingkat Hijau.
 
==== Teknik Harimau ====
Baris 209 ⟶ 219:
 
Saat menyerang, [[Harimau]] menggunakan perlengkapan seperti cakar, telapak tangan, lutut, tumit dan telapak kaki. Saat menolak, teknik ini akan menggunakan perlengkapannya seperti kaki, tangan dan juga cakarnya. Target sasaran yang menjadi sasaran serangan antara lain mata, muka, telinga, leher, dada, pergelangan badan, kemaluan, lutut dan kulit.
 
Rangkaian teknik Harimau diajarkan kepada pesilat yang menduduki tingkat Hijau Biru.
 
==== Teknik Naga ====
Baris 214 ⟶ 226:
[[Naga]] dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai Diri. Oleh karena itu, Naga diberikan pada jenjang teknik hewan terakhir di silat Perisai Diri. Keunikan dari teknik [[Naga]] terdapat pada cara langkahnya yang selalu mengandung putaran. Hal ini dilakukan untuk menuju poros tengah lawan saat menghindar, memapas ataupun menyerang. Tenaga yang dikeluarkan pun lebih besar dibanding teknik sebelumnya karena teknik ini telah menyatukan kemampuan perputaran badan dan perpindahan berat badan sebagai tambahan tenaganya.
 
[[Berkas:Pdnaga.jpg|thumb|left|170px|]]Ditambah lagi, pesilat yang menerima teknik ini adalah mereka yang telah menduduki tingkatantingkat Asisten [[Pelatih]]Biru. Di tingkat ini, mereka mendapatkan pelajaran Pernafasanpernafasan Tahaptahap 1 yang berfokus untuk meningkatkan tenaga. Oleh karena itu, teknik [[Naga]] pun akan semakin kuat lagi karena parapesilat Asistentingkat [[Pelatih]]Biru mengkombinasikan teknik dan pernafasan ke dalam aplikasinya.
 
Saat menyerang, teknik [[Naga]] akan merusak persendian leher, paha dan tangan. Daerah lemah seperti dagu dan kemaluan juga bisa menjadi sasaran serangan apabila daerah tersebut terbuka.
Baris 220 ⟶ 232:
==== Teknik Satria ====
 
[[Berkas:Pdsatria.jpg|thumb|right|170px|]]Setelah mempelajari teknik [[hewan]], di tingkat iniBiru Merah pesilat akan mulai mempelajari teknik [[manusia]]. Teknik [[manusia]] yang pertama dipelajari adalah [[Satria]]. Pada tingkat ini, pesilat dianggap telah mampu menerapkan seluruh kemampuan dari teknik [[hewan]] pada tingkatan-tingkatan sebelumnya. Sebagai suatu teknik [[manusia]], [[Satria]] akan mulai meninggalkan karakter kehewanannya, seperti liar, buas dan brutal. [[Satria]] akan berpikir tepat sebelum bertindak dan melaksanakan geraknya dengan penuh percaya diri.
 
Bersamaan dengan penerimaan pelajaran teknik ini, seorang pesilat juga menerima pelajaran Pernafasanpernafasan Tahaptahap 2 yang difokuskan untuk meledakkan tenaga. Karena kemampuan dari dua tahap Pernafasanpernafasan tersebut, sifat teknik [[Satria]] menjadi penuh dengan rasa percaya diri. Ketika serangan datang, [[Satria]] akan menolak, memapas dan merusak perlengkapan serangan lawan dengan memukul titik persendian. Saat bergerak, teknik ini tidak melakukan gerakan-gerakan yang rumit seperti pada teknik [[Harimau]] dan [[Naga]].
 
==== Teknik Pendeta ====
Baris 229 ⟶ 241:
 
Pola gerak yang dilakukan teknik ini pun jauh lebih sederhana. Serangannya hanya berpola lurus, dengan jarak yang dekat. Serangan yang dilakukan sepenuhnya menggunakan putaran badan. Perlengkapan yang digunakan saat menyerang adalah kepalan tangan, sisi samping badan, kepala dan tumit. Bentuk tangan dari teknik ini selalu mengepal. Sasaran serangan umumnya adalah ulu hati, kepala, rusuk dan beberapa bagian persendian.
 
Rangkaian teknik Pendeta diajarkan kepada pesilat yang menduduki tingkat Merah.
 
==== Teknik Putri ====
Baris 234 ⟶ 248:
[[Berkas:Pdputri.jpg|thumb|right|170px|]]Teknik [[Putri]] adalah teknik tertinggi di silat Perisai Diri. Karakter dari teknik ini bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali. [[Putri]] menggabungkan seluruh kemampuan yang ada pada teknik-teknik sebelumnya, ditambah dengan kemampuan fleksibilitas gerak yang tidak baku seperti teknik lain. Tenaga yang digunakan bersifat kosong isi. Istilah ini berarti bahwa [[Putri]] akan selalu kosong tidak bertenaga, namun di dalam kekosongannya, keluar tenaga yang sangat besar saat terjadi sentuhan dengan lawan.
 
[[Putri]] seringkali melakukan dua macam tindakan dalam satu gerakan. Baik itu menyerang sambil menghindar ataupun menyerang sambil menolak. Teknik inipun sering memanfaatkan tenaga lawan untuk menyerang, sehingga tenaga yang ia keluarkan semakin sedikit. Perputaran badan selalu diaplikasikan dalam tekniknya ditambah dengan Pernafasanpernafasan Tahaptahap 3 yang selalu mengiringi geraknya. Serangannya bersifat gelap, yang artinya sulit untuk dilihat lawan. [[Putri]] biasanya hanya bereaksi terhadap serangan lawan. Ia tidak berinisiatif melakukan serangan terlebih dahulu.
 
=== Teknik Olah Pernafasan ===
Ketika pesilat telah menduduki tingkat Asisten [[Pelatih]]Biru, ia akan mulai menerima pelajaran teknik olah pernafasan yang berguna baik untuk kebugaran maupun untuk menunjang beladiri. Teknik pernafasan Perisai Diri dibagi menjadi 3 tahap.
 
[[Berkas:Pdpernafasan.jpg|thumb|left|170px|Teknik olah pernafasan untuk kebugaran maupun untuk menunjang beladiri.]]Tahap pertama tujuannya untuk menghimpun tenaga. Seorang pesilat akan belajar teknik pernafasan untuk meningkatkan tenaga dan membuat otot-ototnya menjadi keras. Ketika seorang pesilat telah menyelesaikan latihan Pernafasanpernafasan Tahaptahap 1, maka ia harus langsung melanjutkannya ke latihan Pernafasanpernafasan Tahaptahap 2. Pada tahap 2 ini akan difokuskan untuk meledakkan tenaga. Tenaga yang telah mampu dihimpun sebagai hasil latihan di tahap 1, kini diarahkan untuk dilepaskan dalam bentuk-bentuk teknik, baik serangan, tolakan, papasan dan bahkan hindaran.
 
Tahap terakhir dari latihan teknik pernafasan ini adalah Pernafasanpernafasan Tahaptahap 3. Pada tahap 3 akan ditekankan pada implementasi nafas ke dalam seluruh gerakan silat. Setelah implementasi tahap 3, seorang pesilat akan mampu bernafas dengan lembut, bergerak dengan cepat dan seketika menghasilkan tenaga saat diperlukan. Seluruh pola pernafasan, cara implementasi dan penghayatannya akan dilatihkan pada tahap ini. Oleh karena itu, pelajaran ini hanya akan diberikan kepada Pelatih yang dituntun langsung oleh seorang Pendekar.
 
=== Kerokhanian ===