Daerah Khusus Ibukota Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 49:
Pada [[Mei]] [[1998]], terjadi [[Kerusuhan Mei 1998|kerusuhan]] di Jakarta yang memakan korban banyak etnis [[Tionghoa]]. [[Gedung MPR/DPR]] diduduki oleh para mahasiswa yang menginginkan [[reformasi]]. Buntut kerusuhan ini adalah turunnya [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] dari kursi kepresidenan. ''Lihat [[Kerusuhan Mei 1998]]''.
 
=== Bahasa= ==
 
Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional. Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal [[abad ke-20]], Belanda menganggap orang yang tinggal di Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis [[Sunda]] dan menyebutnya sebagai etnis [[Betawi]] (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak nama-nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam [[bahasa Sunda]] seperti kata Ancol, Senayan, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno [[Bujangga Manik]].
 
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah [[Bahasa Indonesia]], bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek [[Betawi]].