Perumpamaan orang-orang upahan di kebun anggur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MightyMartin (bicara | kontrib)
k grammar
Baris 9:
Tuan di dalam cerita tersebut melambangkan Allah, dan hamba-hambanya adalah manusia yang berdosa. Allah memanggil dan menyelamatkan manusia dari dosa (kepengangguran) atas inisiatif Allah sendiri. Ia memberikan manusia pekerjaan di dunia (kebun anggurnya) untuk mengusahakan dunia ini. Pekerja yang dipanggil di pagi hari melambangkan orang yang percaya sejak muda. Semakin sore menunjuk kepada usia yang semakin tua ketika percaya kepada Yesus. Di akhir jaman nanti (malam hari), Allah akan mengumpulkan orang percaya (pekerja-pekerjanya) dan membagikan upah mereka, yaitu keselamatan (sedinar uang). Upah tersebut tidak dibeda-bedakan dalam arti mereka yang percaya sejak lahir tidak mendapat upah yang lebih besar dari mereka yang percaya menjelang ajal.
 
Yesus memperingati murid-muridNya supaya tidak iri hati, karena pengampunan dan keselamatan adalah karunia yang diberikan Allah - dengan kata lain merupakah hak [[prerogatif]] Allah - dan manusia tidak dapat mengharapkan lebih daripada yang Tuhan mau berikan. Perumpamaan ini tidak berarti bahwa menjadi orang percaya sejak mudahmuda adalah sebuah kerugian, karena seperti pekerja yang tidak tahu kapan ia akan dipanggil, manusia juga tidak tahu kapan ia akan mati dan menghadapi penghakiman. Panggilan pada usia muda maupun pada usia lanjut adalah semua hasil karya Allah yang sama sekali tidak berhubungan dengan usaha manusia (maupun sebaliknya ketiadaan usaha manusia).
 
Di akhir pengajarannya Yesus menasihatkan: