Lewat Djam Malam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
+info
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox Film
| movie_name = Lewat Djam Malam
| image = [[Gambar:Lewat Djam Malam.jpg|130px|Cuplikan Film Lewat Djam Malam]]180px
| director = [[Usmar Ismail]]
| producer =
Baris 7:
| aproducer =
| writer = [[Asrul Sani]]
| starring = [[A.N. Alcaff]]<br>[[Netty Herawati]]
| music =
| cinematography =
| editing =
| distributor = [[Perfini]]/<br>[[Persari]]
| release_date = [[1955]]
| runtime = 101 menit
| country = [[Indonesia]]
| awards = [[Film Terbaik (FFI)]]
| movie_language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| budget =
| gross =
| preceded_by = -
| followed_by = Turang
| amg_id =
| imdb_id =
}}
 
'''Lewat Djam Malam''' menceritakan kisah ketika [[Indonesia]] baru saja memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan [[Belanda]]. Pada masa itu, tentara masih berusaha menguasai keadaan dan menyelenggarakan jam malam di kota [[Kota Bandung]].
 
Pada saat itu, Iskandar (diperankan oleh A.N. Alcaff) memutuskan untuk meninggalkan dinas ketentaraan dan memulai kehidupan baru sebagai penduduk sipil dengan pertolongannyameminta pertolongan kekasihnya yang bernama Norma (diperankan oleh Netty Herawati) danbeserta keluarganya. Akan tetapi, ketika ia berusaha mengontak mantan kawan-kawannya dari dinas ketentaraan untuk mecari pekerjaan, dia baru mengetahui bahwa korupsi sudah merajalela dengan mengatasnamakan perjuangan mereka.
 
Hal ini Iskandar temukankebetulan padabertemu dengan temannya, Puja, yang telah beralih profesi menjadi seorang germo, danjuga mantan atasannya, Gunawan, yang telah menjadi seorang kontraktor perusahaan yang penuh dengan korupsi padadalam setiap kegiatannyapekerjaannya.
Akan tetapi ketika ia berusaha mengontak mantan kawan-kawannya dari dinas ketentaraan untuk mecari pekerjaan, dia baru mengetahui bahwa korupsi sudah merajalela dan kebusukan - kebusukan telah terjadi diatas semua perjuangan mereka.
 
Melihat hal itu, Iskandar marah danbukan main sehingga ia menyekap Gunawan sebagai seorang tawanan. Pada saat itu ia memaksa Gunawan untuk mengakui kesalahannya akan korupsi yang telah dilakukan dan Iskandar melihatnya sebagai usahanyausaha untuk menegakkan keadilan dan kemurnian perjuangan yang telah mereka raih dandengan berbuahsusah kemerdekaanpayah.
Hal ini Iskandar temukan pada temannya Puja yang telah beralih profesi menjadi seorang germo, dan mantan atasannya, Gunawan, yang telah menjadi seorang kontraktor perusahaan yang penuh dengan korupsi pada kegiatannya.
 
TerkesimaGunawan akanmenolak tindakannyamengaku sendiridan tidak menganggapi ancaman Iskandar dengan serius walaupun Iskandar telah menodongnya dengan senapan. Saking kesalnya, Iskandar akhirnyamenekan menjadipelatuk bingungsenapan tersebut sehingga Gunawan tewas tertembak. Terkejut oleh tindakannya sendiri, Iskandar bingung dan lupa akan jam malam yang telah ditetapkan dan berkeluyurankeluyuran kembali ke rumah Norma dalam keadaan linglung. Akibatnya, dia tertembak oleh pasukan jaga jam malam dan meninggal di depan pintu rumah Norma.
Melihat hal itu Iskandar marah dan menyekap Gunawan sebagai seorang tawanan. Pada saat itu ia memaksa Gunawan untuk mengakui kesalahannya akan korupsi yang telah dilakukan dan Iskandar melihatnya sebagai usahanya untuk menegakkan keadilan dan kemurnian perjuangan yang telah mereka raih dan berbuah kemerdekaan.
 
Film ini meraih penghargaan bersama sebagai [[Film Terbaik (FFI)|Film Terbaik]] [[Festival Film Indonesia|FFI]] tahun 1955 bersama dengan film [[Tarmina]] dan. A.N. Alcaff juga berhasil terpilih sebagai [[Aktor Terbaik (FFI)|Aktor Terbaik]] [[Festivaldalam Filmajang Indonesia]]yang 1955sama.
Gunawan menolak untuk mengaku, dan tidak menganggap serius ancaman Iskandar yang pada saat itu telah menodongnya dengan senapan. Karena kesal Iskandar menekan pelatuk senapan tersebut dan akibatnya Gunawan tewas tertembak.
 
Terkesima akan tindakannya sendiri, Iskandar akhirnya menjadi bingung, dan lupa akan jam malam yang telah ditetapkan dan berkeluyuran kembali ke rumah Norma dalam keadaan linglung. Akibatnya dia tertembak oleh pasukan jaga jam malam dan meninggal di depan pintu rumah Norma.
 
Film ini meraih penghargaan bersama sebagai [[Film Terbaik (FFI)|Film Terbaik]] [[Festival Film Indonesia]] 1955 bersama dengan film [[Tarmina]] dan A.N. Alcaff terpilih sebagai [[Aktor Terbaik (FFI)|Aktor Terbaik]] [[Festival Film Indonesia]] 1955.
 
{{clear}}
 
{{Kotak_mulai}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Festival Film Indonesia|Piala Citra FFI]] - [[Film Terbaik (FFI)|Kategori Film Terbaik]] | tahun = 1955 (bersama dengan film '''[[Tarmina]]''') | pendahulu = N/A | pengganti = [[Turang]] }}
{{Kotak_selesai}}
 
{{film-stub}}