Partuturan (Batak Toba)

tutur panggilan dalam masyarakat Batak Toba
Revisi sejak 11 April 2016 05.21 oleh Tudiape (bicara | kontrib) (Beberapa menambah bagian, mengubah dan memperbaiki. Menambahkan link paranala luar/referensi.)

Partuturan Batak Toba adalah sistem kekerabatan Batak Toba. Interaksi sosial dalam bertutur sapa yang ada pada suku Batak Toba sangat banyak. Praktek tutur sapa tersebut didasari oleh garis besar falsafah : tiga prinsip dasar Batak (”Dalihan Natolu” – Toba dan Mandailing, “Rakut Sitellu” – Karo, “Tolu Sahundulan” – Simalungun, “Daliken Sitelu” – Pakpak).

Daftar sebutan tutur sapa

Amang/Among/Bapa(k)

  • Panggilan kepada ayah kandung, sehari-hari menggunakan kata Bapak/bapa.

Inang/Inong/Oma/Oma(k)

  • Panggilan kepada ibu kandung, sehari-hari menggunakan kata Oma/Omak.

Amang Tua, Bapa(k) Tua (Pak Tua)

  • panggilan kita terhadap saudara laki-laki yang lebih tua dari ayah kita,
  • panggilan kita terhadap laki-laki yang semarga dengan kita yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih muda darinya,
  • panggilan kita kepada suami dari kakak perempuan ibu kita,
  • panggilan kita kepada suami dari inang tua kita,
  • panggilan kita kepada bapaknya ompung kita / ompung dolinya bapak kita (amang tua mangulahi).

Inang Tua, Nangtua (Omak tua)

  • panggilan kita terhadap istri dari Saudara laki-laki yang lebih tua dari ayah kita,
  • panggilan kita terhadap istri dari orang yang semarga dengan kita yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih muda darinya,
  • panggilan kita kepada kakak perempuan ibu kita,
  • panggilan kita kepada istri dari amang tua kita,
  • panggilan kita kepada ibunya ompung kita / ompung borunya bapak kita (inang tua mangulahi).

Uda, Amang Uda, Bapa Uda

  • panggilan kita terhadap adik laki-laki dari ayah kita,
  • panggilan kita terhadap laki-laki yang semarga dengan kita yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih tua darinya,
  • panggilan kita kepada suami dari adik perempuan ibu kita,
  • panggilan kita kepada suami dari inang uda kita.

Inang Uda, Nanguda

  • panggilan kita terhadap istri dari adik laki-laki ayah kita,
  • panggilan kita terhadap istri dari orang yang semarga dengan kita yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih tua darinya,
  • panggilan kita kepada adik perempuan ibu kita, sering dipanggil Tante.
  • panggilan kita kepada istri dari amang uda kita.

Haha / Angkang (Abang, Kakak)

  • panggilan kita kepada abang kandung kita maupun abang sepupu (anak dari amang tua) dan orang lain yang semarga dan setingkatan dengan abang-abang kita.
  • panggilan kita kepada istrinya abang kita (angkang boru) atau biasa dipanggil angkang saja (dibaca : akkang),
  • panggilan kita kepada pariban kita yang lebih tua dari kita (bisa juga dipanggil kakak),
  • panggilan kita (perempuan) kepada nenek dari suami kita (angkang mangulahi).

Anggi (Adik)

  • panggilan kita kepada adik kandung kita maupun adik sepupu (anak dari amang uda) dan orang lain yang semarga dan setingkatan dengan adik-adik kita,
  • panggilan kita kepada istrinya adik kita (anggi boru) atau biasa dipanggil inang,
  • panggilan kita kepada pariban kita yang lebih muda dari kita (bisa juga dipanggil adik),
  • panggilan kita (sudah tua / nenek-nenek) kepada istri dari cucu kita (anggi mangulahi).

Tulang (Paman)

  • panggilan kita kepada saudara laki-laki dari ibu kita,
  • panggilan kita kepada laki-laki yang semarga dengan ibu kita yang urutan keturunannya setingkat dengan ibu kita,
  • panggilan kita kepada anak laki-laki dari saudara laki-laki nenek kita,
  • panggilan kita kepada paman dari istri kita (tulang rorobot),
  • panggilan kita kepada seorang laki-laki yang merupakan ipar dari saudara laki-laki ayah maupun ibu kita,
  • panggilan kita (laki-laki) kepada cucu laki-laki dari paman kita / kepada anak dari tunggane kita (tulang naposo).

Nantulang

  • panggilan kita terhadap istri dari tulang / paman kita.
  • panggilan kita terhadap orang yang lebih tua (perempuan) yang semarga dengan bibi kita.
  • panggilan kita (laki-laki) kepada istri dari anaknya tunggane kita (istri dari tulang na poso kita) atau istri dari cucunya tulang kita (nantulang na poso).

Bere (Keponakan / Kemenakan)

  • panggilan kita (laki-laki) kepada keponakan kita dari saudara kita yang perempuan / kepada anak dari ito kita,
  • panggilan kita (perempuan) kepada anak dari saudara perempuan suami kita,
  • panggilan kita kepada abang dan adik dari menantu kita yang laki-laki (abang dan adik dari hela kita).

Maen, Parumaen (Menantu Perempuan)

  • panggilan kita (laki-laki) kepada anak perempuan dari tunggane kita,
  • panggilan kita (perempuan) kepada anak perempuan dari ito kita,
  • panggilan kita kepada menantu perempuan kita (istri dari anak kita).

Hela (Menantu Pria)

  • panggilan kita kepada menantu laki-laki kita (suami dari boru kita)
  • pada saat memanggil hela kita biasanya disebutkan dengan sebutan "amang" / "amang hela",
  • seorang hela (menantu laki-laki) ketika dia masih berpacaran dengan boru kita (belum resmi menjadi suami dari boru kita), maka dia kita sebut dengan "bere" kita.

Boru

  • Panggilan ayah kepada putrinya, terkhusus kepada yang belum menikah. Panggilan kepada setiap istri bere.

Simatua (Mertua)

  • panggilan kita kepada mertua kita
  • untuk mertua laki-laki maka disebut dengan "amang" / simatua doli / simatua baoa
  • untuk mertua perempuan maka disebut "inang" / simatua boru

Lae (Hanya untuk panggilan sesama laki-laki)

  • panggilan kita (laki-laki) kepada anak laki-laki dari namboru kita,
  • panggilan kita (laki-laki) kepada suami dari saudari kita yang perempuan,
  • panggilan "lae" pada sebagian besar wilayah di toba juga digunakan untuk memanggil "tunggane" kita.

Tunggane (Hanya untuk panggilan sesama laki-laki)

  • panggilan kita (laki-laki) kepada saudara laki-laki dari istri kita,
  • panggilan kita (laki-laki) kepada anak laki-laki dari tulang kita.

Eda (Hanya untuk panggilan sesama perempuan)

  • panggilan kita (perempuan) kepada anak perempuan dari tulang kita,
  • panggilan kita (perempuan) kepada istri dari saudara kita yang laki-laki.
  • Panggilan sesama perempuan yang sebaya tapi beda marga / boru (marga adalah sebutan untuk laki-laki, boru adalah sebutan untuk perempuan).

Amangboru

  • panggilan kita terhadap suami dari saudari ayah kita,
  • panggilan terhadap suami dari perempuan yang merupakan keturunan semarga kita yang urutannya setingkat dengan ayah kita.
  • panggilan kita kepada suami dari namboru kita

Namboru (Bibi)

  • Panggilan singkat Bou (Pengaruh masyarakat kota, bahasa Indonesia)
  • panggilan kita terhadap saudara perempuan ayah kita,
  • panggilan terhadap perempuan yang merupakan keturunan semarga kita yang urutannya setingkat dengan ayah kita.
  • panggilan kita kepada istri dari amangboru kita

Amang Na Poso / Bapa Na Poso / Apa Na Poso

  • panggilan kita (perempuan) kepada keponakan laki-laki dari saudara kita yang laki-laki / anak dari ito kita,
  • panggilan kita (perempuan) kepada laki-laki yang memangil kita "namboru",
  • panggilan kita (perempuan) kepada semua laki-laki yang marganya sama dengan kita tetapi urutan keturunannya ada di bawah kita (setingkat dengan anak kita),
  • panggilan ini di beberapa daerah disebut juga dengan istilah Paramaan.

Inang Na Poso

  • panggilan kita (perempuan) kepada istri dari amang na poso kita
  • panggilan kita (perempuan) kepada menantu perempuan dari saudara kita yang laki-laki

Ito, Iboto (Hanya untuk panggilan antar lawan jenis)

  • panggilan kita sebagai laki-laki kepada saudari kita (perempuan),
  • panggilan kita sebagai perempuan kepada saudara kita yang laki-laki,
  • panggilan umum bagi orang kepada lawan jenisnya dalam budaya batak toba,
  • panggilan kita (laki-laki) kepada perempuan yang semarga dan seumuran dengan kita,
  • panggilan kita (perempuan) kepada laki-laki yang semarga dan seumuran dengan kita,
  • panggilan kita (laki-laki) kepada saudara perempuan / ito dari ompung / bapaknya bapak kita (ito mangulahi - ito mengulangi ke atas),
  • panggilan kita (sudah tua / nenek-nenek) kepada cucu dari saudara laki-laki / ito kita (ito mangulahi - ito mengulangi ke bawah).

Pariban

  • panggilan kita sebagai laki-laki terhadap anak perempuan dari tulang kita,
  • panggilan kita sebagai perempuan terhadap anak laki-laki dari namboru kita,
  • Panggilan kita kepada laki-laki yang istrinya sama marga / boru dengan marga istri kita.

Inang (Ibu)

  • panggilan kita terhadap perempuan yang lebih tua dari kita atau kepada orang (perempuan) yang dituai,
  • panggilan umum untuk menghormati semua perempuan,
  • panggilan umum kepada menantu perempuan (inang-parumaen)

Amang (Bapak)

  • panggilan kita terhadap pria yang lebih tua dari kita atau orang (pria) yang dituai,
  • panggilan umum untuk menghormati para pria,
  • panggilan umum kepada menantu laki-laki (amang-hela).

Inangbao, Inang Besan

  • panggilan kita (laki-laki) kepada istri dari saudara laki-laki istri kita,
  • panggilan kita (laki-laki) kepada istri dari tunggane kita,
  • panggilan kita (laki-laki) kepada istri dari ipar kita.

Amangbao, Amang Besan

  • panggilan kita (perempuan) kepada suami dari saudara perempuan suami kita,
  • panggilan kita (perempuan) kepada suami dari eda kita,
  • panggilan kita (perempuan) kepada suami dari ipar kita.

Ompung

  • Secara khusus, panggilan kepada kedua orang tua ayah dan ibu. Secara umum, panggilan kepada setiap orangtua yang usianya setara dengan orangtua ayah/ibu.
  • Ompung secara gender ada dua, ompung doli dan ompung boru. Doli mengacu pada gender laki-laki dan boru mengacu pada gender perempuan.

Ompung Doli (Kakek)

  • dibaca Oppung Doli
  • panggilan khusus kepada kakek kita, ayah dari ayah/ibu kita

Ompung Boru (Nenek)

  • dibaca Oppung Boru
  • panggilan khusus kepada nenek kita, ibu dari ayah/ibu kita

Pahompu (Pahoppu)

  • Pada prakteknya tidak ada yang memberi panggilan pahompu, biasanya cukup dengan nama orang tersebut.
  • Pahompu merupakan setiap keturunan dari anak laki-laki dan perempuan.

Lihat pula

Pranala luar