Trie Utami

penyanyi indonesia

Trie Utami Sari, biasa dipanggil Iie, lahir di Bandung, 8 Januari 1968 dari pasangan Kolonel (Purn.) H. Soedjono Atmotenojo dan Hj. Soejarni Oesoep. Bungsu dari 3 bersaudara ini berprofesi sebagai penyanyi dan pencipta lagu.

Trie Utami Sari
Berkas:Trie Utami.jpg
Lahir8 Januari 1968
Indonesia Bandung, Indonesia
PekerjaanPenyanyi, Pencipta lagu
Situs webhttp://www.trie-utami.com/
X: TrieUtami_iie Spotify: 69Mg1bgPJAYaPpDHe4BlYi iTunes: 323083890 Musicbrainz: 1e02de29-b62d-4955-b697-ed47f2986799 Songkick: 4874973 Discogs: 3865844 Allmusic: mn0004019589 Modifica els identificadors a Wikidata

Biografi

Masa Kecil

Iie mengenal musik sejak kecil. Rumah mereka selalu dipenuhi suara Pat Bone, Glen Muller, Perry Como, serta berbagai lagu klasik yang diputar lewat piringan hitam. Sejak tahun 1972-1986, bersama kedua kakanya, Purwa Tjaraka dan Thea Ika Ratna, Iie berlatih piano. Pengajar pianonya adalah Alfons Becalel (orang Hongaria) dan Rhinno serta Linda dari YPPM (Yayasan Pusat Pendidikan Musik) Bandung. Iie juga mengukuti pendidikan musik di Bina Mustika Bandung tahun 1978.

Sejak TK, Iie sangat suka menyanyi. Iie pun jadi rajin menonton acara Bintang Kecil di TVRI yang diasuh oleh Bu Kasur, Ibu Sud, dan A.T. Mahmud. Iie juga sering mengikuti lomba menyanyi. Pertama kali Iie muncul di televisi adalah saat mengikuti kompetisi menyanyi untuk anak SD dalam acara Ayo Menyanyi di TVRI tahun 1977. Beberapa tahun kemudian, Iie menjadi juara kedua saat mengikuti lomba menyanyi lagu-lagu perjuangan di Bandung. Sejak itu, Iie jadi sering menjadi bintang tamu untuk menyanyi di TVRI Jakarta.

Saat SMA, Iie mulai mendampingi kakaknya Purwa Tjaraka menyanyi secara rutin, bergantian dengan Thea, di sebuah restoran di Bandung. Selain itu, Iie juga menjadi penyiar di Radio Dee-Day kemudian di Radio OZ 103 FM di Bandung dan lead vocalist band Kahitna.

Lulus SMA Iie ingin melanjutkan sekolah musik di Amerika. Sayang keluarganya tidak mampu membiayai. Berbeda dengan kedua kakaknya yang berhasil meraih gelar kesarjanaan, Iie memilih tidak melanjutkan sekolah. Iie kemudian semakin memperdalam kemampuan bermusiknya dengan mempelajari keyboard,saksofon, dan berlatih membuat aransemen lagu di kelompok drum band GWDC (Genta Winaya Drum Corps)Bandung.

Karir

Awal karir profesional Iie adalah saat dia 'dilamar' oleh Krakatau, grup band beraliran jazz yang sangat masyhur saat itu.Bersama Krakatau, Iie membuat album pertamanya tahun 1986 bertajuk First Album. Meskipun demikian, nama Iie mulai dikenal saat menjadi pemenang Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors (1987) membawakan lagu "Keraguan", karya Edwin Saladin dan Adelansyah. Iie juga berhasil menjuarai Festival Penyanyi Lagu Populer Indonesia, tahun 1989.

Selain mengikuti lomba di dalam negeri, Iie pun menjajal ajang lomba di luar negeri. Diantaranya, runner up dalam ABU (Asia Pasific Broadcasting Union) Golden Kite World Song Festival di Kuala Lumpur tahun 1990 dan Grand Prix Winner di ajang The Golden Stag International Singing Contest di Brasov, Rumania (1992). Ia juga dinobatkan sebagai pemenang dalam ABU International Anthem di Bangkok (2000), serta terpilih sebagai Penyanyi Jazz Wanita Terbaik versi News Music pada tahun yang sama.

Sejumlah Iie yang sempat menjadi hit, antara lain "Kau Datang", "Untuk Ayah dan Ibu" (ciptaannya sendiri), serta "Nurlela 1" dan "Nurlela 2". Yang terakhir ini dinyanyikannya berempat bareng Vina Panduwinata, Atiek CB, dan Malida, yang tergabung dalam kelompok Rumpies.

Iie juga menyanyi untuk soundtrack sejumlah film dan sinetron, antara lain "Elegi Buat Nana" (1988), "Perisai Kasih yang Terkoyak" dan "Kembang Ilalang" pada tahun 2003. Selain menyanyi, Iie pun menciptakan lagu. Telah puluhan lagu diciptakannya, baik untuk dinyanyikan dirinya sendiri, maupun di nyanyikan oleh orang lain. Salah satu lagu ciptaannya yang terkenal adalah Jadilah Bintang (bersama Purwa Tjaraka) yang menjadi theme song Kontes Dangdut Indonesia (KDI).

Kehidupan Pribadi

Iie pernah menikah tahun 1991 dengan Viva Permadi, atau akrab dipanggil Wiwie GV, seorang musisi. Keduanya menikah di hadapan jenazah ayah Wiwie, sesuai wasiat almarhun. Pernikahan tersebut berujung perceraian setelah hampir 2 tahun.

Iie pun menikah lagi pada tanggal 23 November 1995 dengan Andi Analta Baso Amir, putra dari Andi Baso Amir, seorang tokoh masyarakat Sulawesi Selatan. Sama seperti pernikahan sebelumnya, pernikahan inipun berujung perceraian setelah bertahan selama 10 tahun. Alasan perceraian ini adalah ketidakrelaan Iie untuk diduakan oleh suaminya.

Penghargaan

Tahun Penghargaan
1986 Indonesian Best Vocalist – Yamaha Light Music Contest
1988 BASF AWARD Winner -The Best Selling Album - Rhtyhm and Blues Cathegory
1989 The Best Performer – Indonesian Popular Song Festival
1990 2nd Runner Up Best Performer – ABU Golden Kite World Song Festival Kuala Lumpur Malaysia

The Indonesian LUX’s Star (Bintang LUX)
1990’s Best Performer on TV – from Monitor Magazine
BASF AWARD Winner – The Best Selling Album – Pop Cathegory (with RUMPIES)
Indonesian Most Dedicated and Creative Singer – presented by RADIO OZ

1991 Indonesian Best Female Singer – from CITRA Magazine
1992 GRAND PRIX WINNER – Cerbul de Aur – The Golden Stag International Singing Contest – Brasov - Romania
1997 Indonesian Legendary Musician and Singer – presented by HARD ROCK FM RADIO
2000 The Winner of The Song Contest for ABU International Anthem (Asia Pacific Broad Casting Union) in Bangkok – Thailand

THE INDONESIAN BEST JAZZ FEMALE SINGER – presented by News Music

Sumber