Madyogondo, Ngablak, Magelang

desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Revisi sejak 5 Februari 2016 14.57 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (top: perbaikan posisi templat stub)


Madyogondo adalah desa di kecamatan Ngablak, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

Madyogondo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenMagelang
KecamatanNgablak
Kode pos
56194
Kode Kemendagri33.08.17.2009 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°24′23″S 110°21′16″E / 7.40639°S 110.35444°E / -7.40639; 110.35444

Madyogondo berada di bawah bukit jokol dan dekat gunung andong

Madyogondo juga mempunyai banyak kesenian di antara nya Soreng..Topeng ireng dll. DESA MADYOGONDO A, Sejarah Menurut literature kuno (Kraton Kasunan Solo) desa Madyogondi dirikan oleh seorang pejabat Mataram yang bernama Raden Wirya Tirta. Pada jaman Belanda sekitar tahun 1860 an ia dimintai bantuan oleh pemerintah Belanda untuk mengawasi pabrik dan kebun teh di lereng gunung Merbabu. Ketika menjalankan tugas ia membangun pemukiman untuk keluarganya yang tidak jauh dari areal pabrik. Pemukiman tersebut kemudian dinamai desa Madyogondo. Raden Wirya Tirta menggunakan nama samara yitu Mbah Kawut. Kemudian oleh keturunannya dikenalnya dengan nama Kiyai Kawut. Selainprajurit kraton, ia juga dikenl sebagai seorang kiayi spiritual kejawen yang sangat terkenal, Raden Wirya Kawut menikahi seorang buruh perkebunan bernama Nyi Suratmi. Dari perkawinannya dikaruniai 4 orang anak yang kelak dikemudian tahun membangun desa masing-masing. Setelah meninggal Raden Wirya Tirta dimakamkan di makam sebelah selatan desa. Makannya berdampingan dengan makam istrinya yang keduanya sekarang dikenal dengan nama makam Mbah Kawut. Di desa tersebut sejak itu berkembang suatu keyakinan bahwa siapapun yang sering berziarah atau tirakatan di makan mbah Kawut maka akan diberi rejeki, kesehatan yang melimpah oleh Tuhan karena restu dari Kiayi Kawut. Hingga sekarang banyak sekali peziarah dari luar daerah mengunjungi makam tersebut untuk ngalap berkah mbah Kawut.

2. Letak Geografi Desa Madyogondo terletak di lereng gunung Merbabu dengan ketinggian kurang lebih 2400 meter di atas permukaan laut. Desa tersebut berada membelakangi gunung kecil yaitu gunung Jokol dan berdampingan dengan gunung Andong. Disebelah timur berbatasan dengan kelurahan Klabaran, sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Girireja, di sebelah selatan berbatan dengan kelurahan Bandung Reja dan disebelah barat berbatasan dengan kelurahan selomirah.

    Desa Madyogondo terdiri atas 7 pedukuhan, yitu dukuh Sidan, Dukuh Kragon, Dukuh Madyogondo, Dukuh Kembangsari, Dukuh Podokan, Dukuh Ngepoh dan Dukuh Puntingan.
    Untuk mencapai desa tersebut bisaditempun dengan menggunakan roda dua atau kendaraan roda empat. Dan bias ditempuh lewat jalan dari kecamatan Ngablak, atau kota kecamatan Grbag. Dari kota Grabag jaraknya mencapai 12 km dan dari kota nglablak jaraknya hanya mencapai sekitar 7 km saja. Jalan beraspal mulus di luar desa dan jalan berlapis beton di dalam desa maupun pedukuhan.

Pada siang hari suhu di desa itu mencapai 24 drajad Celsius, sedangkan pada malam hari udara bias mencapai 4 derajad Celsius.

3. Penduduk

    Jumlah pendidik mencapai 3800 jiwa pada akhir tahun 2013. 

Taraf pendidikan lulus sekolah dasar. Mayoritas penduduk berprofesi sepagai petani atau buruh tani dan hanya sebagian kecil saja yang bekerja disektor pertukangan dan pegawai negeri.

4. Pendidikan
    Di desa Madyogondo terdapat 3 SD negeri dan satu SMP negeri. Kesadara penduduj untuk meraih pendidikan setingkat SMA sangat jarang. Sekalipun demikian di desa tersebut terdapat beberapa sarjana, antara lain sarjana pertanian, sarjana hokum, kesehatan pendidikan, kedokteran dan pemerintahan. Dan mayoritas dari mereka tetap menekuni pekerjaan di sektor pertanian.

5. Keagamaan

     Hampir seluruh penduduk desa Madyogondo memeluk agana islam, Hanya beberapa keluarga saja yang beragaman non muslim. Namun demikian mereka hidup rukun dan saling menghormati. Kehidupan mereka sangatlah relegius dengan tidak meninggalkan adat istiadat yang telah berlaku sejak leluhur mereka.

6. Pariwisata Desa Madyogondo memiliki kekayaan alam terutama bukit bukita yang melahirkan pemandangan yang indah. Apabila dikembangkan menjadi desa wisata maka Desa Madyogondo akan memberikan nuansa periwita alam yang sangat menakjubkan. Apabila ada investor yg tertarik untuk mengembangkan objek wisata sangatlah disambut oleh masyarakat di sana. Setidaknya proyek ini akan menciptakan lapangan kerja buat penduduk di dana. Tidak jauh dari Desa Madyogondo sudah terdapat objek wisata terkenal yaitu Wisata Kopeng. Jaraknya hanya sekitar lima kilo meter dari desa tersebut.

7. Kesenian Di desa Madyogondo telah lama bergembang beberapa bentuk kesenian. Yang sudah sangat terkenal adalah antara lain kesenian kaprajuritan Soreng, kobro Siswo dan Topeng Ireng