Kabupaten Poso

kabupaten di Indonesia, di pulau Sulawesi
Revisi sejak 10 Februari 2016 14.00 oleh Argo Carpathians (bicara | kontrib) (Pengembangan artikel dan perbaikan Infobox.)

Kabupaten Poso adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 8.712,25 km² dan berpenduduk sebanyak 225.379 jiwa (2013). Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Poso.

Kabupaten Poso
Daerah tingkat II
Motto: 
Sintuwu Maroso
Peta
Kabupaten Poso di Sulawesi
Kabupaten Poso
Kabupaten Poso
Peta
Kabupaten Poso di Indonesia
Kabupaten Poso
Kabupaten Poso
Kabupaten Poso (Indonesia)
Koordinat: 1°24′S 120°45′E / 1.4°S 120.75°E / -1.4; 120.75
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tengah
Tanggal berdiri4 Juli 1959
Dasar hukumUndang-Undang No. 29 Tahun 1959
Ibu kotaPoso Kota, Poso
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 19
  • Kelurahan: 160
Pemerintahan
 • BupatiDarmin A. Sigilipu
 • Wakil BupatiIr. Samsuri
Luas
 • Total8,712,25 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total225,379 jiwa
Demografi
 • AgamaIslam
Kristen
Katolik
Hindu
Buddha
 • BahasaPamona
Indonesia
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7204 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0452
Kode Kemendagri72.02 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp. 1.003.222.000.000 (2015)
DAURp. 642.281.901.000
Situs webhttp://posokab.go.id/

Sejarah

Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja Poso, Raja Napu, Raja Mori, Raja Tojo, Raja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.

Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni: Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Kerajaan Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk dibawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Donggala) dan khusus wilayah bagian Timur, yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate.

Sejak tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso.

Terbagi dua

Pada 1918 seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang sekarang telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado, yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan Adat Kerajaan (hukum adat).

Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen.

Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk yang meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibukotanya Poso yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van Poltselyk Bestuure (HPB).

Distrik Sulawesi Tengah

Ketiga Onder Afdeeling ini meliputi beberapa Landschap dan terbagi dengan beberapa distrik, yakni :

  • Onder Afdeeling Poso, meliputi: Landschap Poso Lage berkedudukan di Poso, Landschap Lore berkedudukan di Wanga, Landschap Tojo berkedudukan di Ampana, Landschap Una-una berkedudukan di Ampana.
  • Onder Afdeeling Bungku dan Mori, meliputi: Landschap Bungku berkedudukan di Bungku, Landschap Mori berkedudukan di Mori.
  • Onder Afdeeling Luwuk, meliputi: Landschap Banggai berkedudukan di Luwuk.
  • Onder Afdeeling Donggala.
  • Onder Afdeeling Palu.
  • Onder Afdeeling Toli Toli.
  • Onder Afdeeling Parigi.

Kemudian pada tahun 1949 setelah realisasi pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah disusul dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah. Pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar Raja-Raja se-Sulawesi Tengah pada tanggal 13-14 Oktober 1948 di Parigi yang mencetuskan suara rakyat se-Sulawesi Tengah agar dalam lingkungan Pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT). Sul-Teng dapat berdiri sendiri dan ditetapkan bapak Rajawali Pusadan Ketua Dewan Raja-Raja sebagai Kepala Daerah Otonom Sulawesi Tengah.

Daerah otonom

Selanjutnya, dengan melalui beberapa tahapan perjuangan rakyat Sulawesi Tengah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh A.Y. Binol pada tahun 1952 dikeluarkan PP No. 33 Tahun 1952 tentang pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah yang terdiri dari Onder Afdeeling Poso, Luwuk Banggai dan Kolonodale dengan ibukotanya Poso dan daerah Otonom Donggala meliputi Onder Afdeeling Donggala, Palu, Parigi dan Toli Toli dengan ibukotanya Palu.

Pada tahun 1959 berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959 Daerah Otonom Poso dipecah menjadi dua daerah kabupaten, yakni Kabupaten Poso dengan ibukotanya Poso dan Kabupaten Banggai dengan ibukotanya Luwuk.

Utara Teluk Tomini dan Kabupaten Parigi Moutong
Timur Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali
Selatan Sulawesi Selatan
Barat Kabupaten Donggala

Kepala daerah

DPRD Kabupaten Poso
2014-2019[1]
Partai Kursi
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 8
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 5
  Partai Gerindra 4
Lambang PDI-P PDI-P 3
Lambang PKS PKS 2
  PAN 2
  Partai Hanura 2
  Partai Nasdem 2
  PPP 1
  PKPI 1
Total 30

Bupati yang pernah memerintah di Kabupaten Poso antara lain:

  • R. Pusadan (1948-1952)
  • Abdul Latif Dg. Masiki (1952-1954)
  • Alimoeddin Dg. Matiro (1954-1956)
  • Djafar Lapasere (1956-1957)
  • S. Kabo (1957-1959)
  • A. Wahab (1959-1960)
  • Ngitung (1960-1962)
  • Drs. B.L. Sallata (1962-1966)
  • Drs. Galib Lasahido (1967-1973)
  • Drs. R.P.M. Koeswandi (1973-1984)
  • Soegiono (1984-1988)
  • Drs. J.W. Sarapang (1988-1989)
  • Arief Patanga (1989-1999)
  • Drs. H. Abdul Muin Pusadan (1999-2004)
  • Andi Azikin Sayuti (2004-2005)
  • Drs. Piet Inkiriwang, M.M. (2005-2015)
  • Plt. Sin S. Songgo (2015-2016)
  • Darmin A. Sigilipu (2016-sekarang)

Layanan kesehatan di Kota Poso & Kabupaten Lore

  • Rumah Sakit Umum Poso
  • Rumah Sakit Bersalin Muhammadiyah Poso
  • Rumah Sakit Universitas Pancasila (konstruksi)
  • Rumah Sakit Universitas Sintuwu Marsono (konstruksi)
  • Rumah Sakit Tugu Ibu (konstruksi)
  • Rumah Sakit Mitra Keluarga (konstruksi)
  • Rumah Sakit Assalam (konstruksi)
  • RSKO Kota Poso (konstruksi)
  • RSPG Lore Barat (konstruksi)
  • Royal Garden (konstruksi)
  • Impressions Body Care Center (konstruksi)

Objek wisata

Makanan Khas

  • Tosu-TosuKatue

Tosu-TosuKatue adalah makanan khas berupa kerang yang dibuat menjadi sate. Dalam bahasa Indonesia, Tosu-TosuKatue berarti Sate Kerang.

  • Wayawo Masapi (Woku Sogili)

Masakan ini berbahan Sogili atau dalam bahasa Indonesia Moa / Sidat (Belut bertelinga) yang dimasak sedemikian rupa sehingga menghadirkan rasa yang istimewa.

  • Ituwu Manu

Ituwu Manu atau Ayam dimasak dalam bumbu, merupakan resep masakan warisan leluhur.Ayam dimasak sedemikian rupa di dalam campuran berbagai bumbu, setelah matang kemudian dituangkan kedalam wadah berupa mangkok besar.

  • Winagoe

Makanan ini adalah nasi yang dibungkus dengan daun khusus (Winalu).Sayangnya saat ini daun tersebut telah sulit ditemukan.Winagoe sangat nikmat dimakan dengan Tosu-TosuKatue, WayawoMasapi, atau Ituwu Manu.

  • Inau Tarente Sulewana

Inau Tarente Sulewana adalah masakan dari berbagai jenis sayuran yang menggunakan rempah minimalis.Inau Terante berarti Urap Sayur sedangkan Sulewana adalah nama daerah asal masakan ini. Biasanya Inau Tarente Sulewana dimakan bersama Woku Sogili.

  • Kukisi Jongi

Kukisi Jongi berarti Pudding dari buah Jongi. Buah jongi merupakan buah yang rasanya masam, namun dengan teknik pengolahan tertentu maka terciptalah Kukisi jongi yang manis dan segar.

Transportasi

Darat

  • Ojek
  • Angkot
  • Bus
  • Mini Bus/Travel

Udara

Kabupaten Poso memiliki bandara domestik,yaitu Bandara Kasiguncu yang mulai kembali beroperasi sejak 2005. Merpati membuka penerbangan Makassar – Poso dan sebaliknya dengan menggunakan pesawat MA60 berkapasitas 56 penumpang namun di tutup 2014 silam karena bangkrut. Kemudian di susul dengan beroperasinya Wings Air yang membuka penerbangan Makassar-Poso dan sebaliknya menggunakan pesawat ATR72 berkapasitas 72 penumpang.

Pada tahun 2013 jumlah penumpang yang berangkat dari Poso 12.441 penumpang dari 238 penerbangan ,meningkat dari tahun sebelumnya 10.351 dari 277 penerbangan. Rencananya dalam waktu dekat akan di buka penerbangan lagi menuju Luwuk,Manado, dan Gorontalo.

Laut

Kabupaten poso memiliki pelabuhan yaitu pelabuhan Poso. KM Sangiang yang berkapasitas 554 penumpang menjalani rute menuju Togean Island – Gorontalo – Bitung – Ternate – Sanana – Namlea – Ambon lalu kembali menyusur jalan balik sampai ke Poso. Rute lainnya adalah Bitung – Ulusiau – Tahuna – Lirung – Karatung – Miangas lalu menyusur rute balik ke Bitung – Gorontalo sampai Poso.

Pendidikan

Pendidikan di kabupaten ini semakin meningkat pasca Kerusuhan yang terjadi beberapa tahun lalu.Kabupaten Poso memiliki 170 TK,231 SD,76 SMP,19 SMA,16 SMK.

Perguruan Tinggi

  • Universitas Sintuwu Maroso
  • Sekolah Tinggi Theologia Tentena
  • Universitas Kristen Tentena
  • Akademi Keperawatan Poso
  • Sekolah Tinggi Agama Islam

Sarana dan prasarana umum di Kabupaten Poso

  • Bandara Kasiguncu
  • Pasar Sentral Poso
  • Pelabuhan Poso
  • Stadion Kasintuwu
  • Gedung Olahraga Pusalemba Poso
  • Pasar Tentena
  • Pasar Kasiguncu
  • Museum Poso (perencanaan)
  • Bandara Bada (konstruksi)
  • Pasar Modern Kawua (konstruksi di buka tahun 2016)
  • Poso City Mall (konstruksi di buka tahun 2016)[2]

Klub sepakbola

Kota Poso

Kota Poso merupakan ibukota Kabupaten Poso yang statusnya akan dinaikkan menjadi kotamadya, dan direncanakan sebagai calon ibukota provinsi Sulawesi Timur. Kecamatan yang mungkin bergabung, meliputi:

  • Poso Kota
  • Poso Kota Utara
  • Poso Kota Selatan
  • Poso Pesisir
  • Poso Pesisir Selatan
  • Poso Pesisir Utara
  • Lage
  • Lage Timur(pengajuan pemekaran kecamatan)

Kabupaten Lore

Kabupaten Lore nantinya akan berstatus kabupaten konservasi, karena terdapat Taman Nasional Lore Lindu sama seperti Kabupaten Malinau di Provinsi Kalimantan Utara Kecamatan yang mungkin bergabung

  1. Lore Utara
  2. Lore Timur
  3. Lore Piore
  4. Lore Tengah
  5. Lore Barat
  6. Lore Selatan

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Rebut 8 Kursi, Demokrat Menang di Poso. Radar Sulteng, 13 Mei 2014. Diakses pada 16 Desember 2014.
  2. ^ "Poso City Mall". Diakses tanggal 30 December 2014. 
  3. ^ "15 Klub Sulteng Diikutkan Liga Nusantara". Diakses tanggal 10 Desember 2014.