Dilema keamanan

Revisi sejak 5 Oktober 2016 14.13 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dilema keamanan atau model spiral adalah istilah hubungan internasional yang mengacu pada situasi ketika tindakan yang diambil sebuah negara untuk meningkatkan keamanannya seperti memperkuat militer atau membuat aliansi dapat memaksa negara lain mengambil tindakan yang sama. Situasi ini menambah ketegangan dan memicu konflik yang tidak diinginkan semua pihak.[1]

Istilah ini diciptakan oleh ilmuwan Jerman John H. Herz dalam bukunya, Political Realism and Political Idealism (1951). Pada saat yang sama, sejarawan Britania Herbert Butterfield menyebut situasi ini "keadaan sulit yang mutlak dan dilema yang tak dapat diredam" dalam bukunya, History and Human Relations.[2] Menurut John Herz, dilema keamanan adalah "gagasan struktural bahwa kemandirian negara untuk mengurus keamanannya sendiri, entah apapun niatnya, cenderung memicu ketidaknyamanan di negara lain karena masing-masing negara menganggap tindakan yang diambilnya bersifat defensif dan tindakan yang diambil negara lain bersifat mengancam".[3]

Contoh dilema keamanan yang terkenal adalah permulaan Perang Dunia I. Pendukung sudut pandang ini berpendapat bahwa negara-negara besar di Eropa saat itu terpaksa berperang karena merasa tidak aman akibat aliansi negara-negara tetangganya, padahal mereka semua tidak menginginkan perang. Selain itu, ketakutan Jerman untuk berperang di dua medan memaksa Jerman menyusun Rencana Schlieffen yang mengatur mobilisasi cepat. Mobilisasi Jerman memaksa negara lain melakukan hal yang sama. Namun demikian, pengamat lain meragukan interpretasi asal mula Perang Dunia I dan berpendapat bahwa sejumlah negara yang terlibat benar-benar menginginkan perang.

Dilema keamanan merupakan konsep yang populer di kalangan teoriwan kognitif dan teoriwan hubungan internasional. Mereka menganggap perang muncul akibat kegagalan komunikasi. Teoriwan fungsionalis menegaskan bahwa kunci untuk menghindari perang adalah menghindari miskomunikasi dengan memberi aba-aba yang tepat.

Dilema keamanan memiliki hubungan penting dengan teori dan doktrin keamanan internasional lainnya. Kelebihan teori dilema keamanan adalah kesesuaian dan konsistensinya dengan sejumlah teori lainnya. Teori-teori lain dapat dianggap pas dengan dilema keamanan.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Jervis, R. "Cooperation under the Security Dilemma," World Politics vol. 30, no.2 (January 1978), pp. 167–174; and Jervis, R. Perception and Misperception in International Politics (Princeton, N.J.: Princeton University Press, 1978), pp. 58–113
  2. ^ Roe, Paul. The Intrastate Security Dilemma: Ethnic Conflict as a 'Tragedy'? Journal of Peace Research vol. 36, no. 2 (Mar., 1999), pp. 183–202.
  3. ^ Herz, J. "Idealist Internationalism and the Security Dilemma", World Politics vol. 2, no. 2 (1950): 171–201, at p. 157 (Published by Cambridge University Press)