Bobotoh

kelompok pendukung sepak bola

Bobotoh adalah sebutan untuk pendukung klub sepak bola Persib Bandung. Nama ini berasal dari bahasa Sunda yang berarti orang-orang yang mendorong atau membangun semangat bagi orang lain.

Bobotoh
Slogan Jayalah Persibku
Jenis Pendukung Persib Bandung
Wilayah Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Tahun Aktif 1933-sekarang
Pendukung [5.000.000+]
Situs web [1]

Bobotoh termasuk suporter paling loyal di indonesia di setiap pertandingan, entah di Bandung maupun di luar kota Bandung bahkan di luar negeri, Bobotoh selalu mendukung tim kesayangannya. Tidak peduli itu pertandingan uji coba atau di saat pertandingan biasa, Bobotoh selalu membludak memenuhi stadion.

Sejak awal-awal kelahiran Persib, peran Bobotoh memiliki peran tersendiri yang masih melekat sampai sekarang. Selain jumlahnya yang cukup banyak mereka juga memiliki fanatisme yang luar biasa dan mempunyai tradisi turun temurun dari generasi ke generasi.

Bahkan salah satu tokoh Bobotoh yaitu Ayi Beutik memberikan kedua nama anaknya yaitu bernama Jayalah Persibku dan Usab Perning (sebutan Persib era 80-an). Kedua doa tersebut menjadi inspirasi oleh Bobotoh lainnya dengan memberi nama anaknya bernada Persib.

Penghargaan yang pernah diraih oleh Bobotoh adalah The Best Suporter pada Piala Bhayangkara 2016. Setelah mengalahkan Aremania di Stadion Gelora Bung Karno, sekitar 40.00 lebih Bobotoh hadir membuat aksi koreografi dan nyanyian yang menggetarkan stadion.

Sejarah

Bobotoh sudah ada sejak jaman Perserikatan, pada saat itu media massa khusus olahraga yang diterbitkan Oto Iskandar di Nata pada tahun 1937, sudah memberitakan keberadaan Bobotoh yang hadir mendukung Persib saat bermain di Tegalega dan Ciroyom. Bala Kurawa (istilah Bobotoh pada jaman tersebut) sudah memberikan dukungannya hingga keluar kandang, pada saat itu sekitar 100 orang pendukung Persib hadir menyaksikan final antara Persib Bandung melawan Persis Solo di Stadion Sriwedari pada tahu 1937.

Salah satu ekspresi Bobotoh yang tidak pernah berubah adalah kekecewaan mereka terhadap wasit saat gelaran final antara Persib melawan PSMS pada tahun 1985, mereka merasa Persib di curangi oleh wasit Djaffar Umar dan bertindak berat sebelah, lalu sikap tersebut menjadi berkembang sebagai ekspresi atau frasa "Wasit Goblog" yang di lontarkan Bobotoh ketika Persib di curangi oleh wasit.

Nama Bobotoh sendiri mulai terkenal pada akhir 1989/1990 ketika itu banyak tokoh/artis yang menyebut "Ngabobotohan Persib ka Senayan" lalu istilah tersebut populer, kemudian nama Bobotoh dikenal sebagai identitas pendukung Persib dan di populerkan oleh media-media Lokal maupun Nasional.

Keanggotaan

Bobotoh terbagi dari beberapa kelompok atau hanya simpatisan pendukung Persib individu. Sebelum adanya kelompok organisasi, sejak jaman perseriktan Bobotoh datang ke stadion adalah sama rata dan sama rasa tanpa embel-embel organisasi. Mereka cukup menamakan diri Bobotoh yang datang dari berbagai daerah di Jawa Barat.

Bobotoh atau pendukung Persib tidak hanya dari kota Bandung tetapi mereka tersebar dari daerah Jawa Barat seperti Bekasi, Bogor, Cirebon, Banjar, Ciamis, Karawang Purwakarta dan luar Jawa Barat seperti Jakarta, Tangerang, Serang, Lombok, dan lainnya.

 
Bobotoh saat di Stadion Si Jalak Harupat.

Kelompok-Kelompok

Viking Persib Club

Viking Persib Club sudah ada sebelum organisasi dan kelompok suporter klub lain di Indonesia mulai menjamur pada akhir 1990-an, kelompok suporter Persib dengan jumlah anggota resmi terbesar ini sudah mendeklarasikan diri pada 17 Juli 1993.

The Bomber (Bobotoh Maung Bandung Bersatu)

The Bomber adalah salah satu kelompok yang atraktif dan kreatif, mereka tidak pernah berhenti bernyanyi selama 90 menit pertandingan, kelompok betempat di tribun selatan ini mulai di rintis sekitar tahun 1997. Tidak kurang dari dua lusin kelompok kecil pendukung Persib yang menyatakan sikap berafiliasi dan mendeklerasikan The Bomber di Hotel Santika Bandung pada 3 Agustus 2001.

Ultras Persib

Kelompok ini tidak pernah berhenti menyanyi mendengungkan yel-yel untuk mendukung maung bandung selama pertandingan berlangsung. Mereka juga rela berdiri sepanjang pertandingan berlangsung, Selain itu pun para mereka paling semangat menyanyikan lagu - lagu di dalam maupun di luar stadion karena hal itu didorong untuk mencari perhatian, bahwa mereka hadir di dalam kerumunan manusia di dalam stadion. Ultras Persib-pun mempunyai beberapa kelompok di dalamnya, dan sekarang digabungkan dengan sebuah nama 'Tifosi Persib'.

Flower City Casuals

Flower City Casual (FCC) yang mengandung arti Casual dari Kota Bandung, merupakan satu dari sekian banyak kelompok suporter Persib yang selalu hadir saat Persib Bandung bertanding di kandang sendiri. Hadir dengan gaya casualnya dan tentu saja didasari kecintaannya terhadap Persib, FCC resmi berdiri pada tahun 2005 yang dipelopori oleh 3 orang pecinta Persib. Karena mempunyai kesamaan hobi dan kecintaan terhadap berbagai hal berbau Inggris atau British, FCC hadir di antara banyak kelompok suporter Persib dan memberikan dukungan positif kepada tim pangeran biru ini. Namun sayangnya kelompol FCC dikabarkan sudah bubar.

Bobotoh Oriental

Bobotoh Oriental merupakan kumpulan bobotoh keturunan etnis Cina. Bobotoh Oriental dengan setia mendukung Persib baik saat Persib sedang di atas maupun sedang terpuruk. Sebagai warga Bandung yang menyukai sepakbola sangatlah wajar jika mengeskpresikannya kepada tim lokal Bandung yakni Persib. Bobotoh Oriental berawal dari sekumpulan anak-anak SMA di salah satu SMA swasta di Bandung yang sangat menyukai Persib. Mengadakan nonton bareng Persib jika Persib bertanding merupakan salah bentuk dukungan Bobotoh Oriental kepada Persib, karena pada saat itu belum berani untuk menonton langsung ke stadion.

Bobotoh Singapore

Bobotoh Singapore merupakan suatu kumpulan bobotoh yang berbasis di Singapura. Berdiri pada 17 Januari 2009. Berawal dari sekumpulan warga Indonesia penggemar Persib yang tinggal di Singapura.

Rivalitas

Bobotoh sejak jaman Perserikatan termasuk yang sering mengunjungi Senayan kala Persib melawan Persija atau Timnas Indonesia. Sekarang sulit menemukan ribuan pendukung Persib bila kesebelasannya bertemu Persija. Sejak Jakmania didirikan pada 1997, Jakarta selalu menjadi milik The Jakmania, awal permusuhan Viking dengan The Jakmania mulai terjadi di awal tahun 2000. Puncaknya adalah ketika acara kuis Siapa Berani yang di gelar di acara stasiun tv swasta. Acara tersebut di ikuti oleh Pasoepati, Aremania, The Jakmania dan Viking, Kuis tersebut di menangkan oleh kelompok pendukung Persib yaitu Viking.

Stadion Menteng, Jakarta. 16 April 1995 Saat itu pertandingan Grup Barat putaran pertama kompetisi Liga Dunhill. Penonton memadati sampai garis pinggir lapangan. Kejadian berlangsung pada babak pertama yang menyebabkan pertandingan dihentikan 20 menit. Pendukung Persib merangsak kepinggir lapangan. Mereka langsung saling lempar botol dan kayu dengan pendukung Persija. Pertandingan berakhir dengan skor 1-1.

Stadion Siliwangi, Bandung, 11 Februari 2001 Gol bunuh diri Nana Bona pada menit ke-36 membuat Persija menang di kandang Persib dengan skor 1-0. Kekalahan langsung membuat Viking pendukung Persib kecewa dan melampiaskan kekesalan dengan aksi lempar batu ke arah mobil Persija. Selama dua jam pemain Persija tak dapat keluar stadion. Di luar stadion beberapa mobil plat B dibakar dan dirusak.

Stadion Utama Senayan, 24 Juni 2001 Kali ini kericuhan terjadi kala Persija mengalahkan Persib 3-0. Sekitar 15 menit sebelum pertandingan, terjadi perang batu antar-pendukung. Aksi lempar batu dilanjutkan ketika pertandingan berlangsung. Pendukung Persija berusaha mendekati pendukung Persib di Sektor 3. Polisi langsung membubarkan penonton dengan tembakan gas air mata dan memukuli pendukung Persija.

Tol Tomang, Jakarta, 12 Maret 2002 Viking, pendukung Persib baru memenangi acara Kuis Siapa Berani antar suporter di stasiun televise swasta Indosiar. Usai penyerahan hadiah terjadi baku hantamantara Viking dan Jakmania. Kedua pendukung saling lempar kursi dan botol. Selapas dari pengawalan polisi di Tol, Jakmania masuk ke tol dan menghadangtiga mobil pembawa Viking. Satu mobil tak dapat lolos dan menjadi bulan-bulanan Jakmania. Akibatnya 13 orang terluka, termasuk Sembilan orang luka berat. Hadian kuis Rp 3 juta ikut amblas diambil Jakmania.

Februari 2003 Viking Bandung meminta pendukung Persija tidak datang ke Bandung dahulu. Rencananya Persib akan menjamu Persija pada pertandingan menentukan di papan bawah. Menurut pendukung Persib, penolakan menghindari kemarahan Viking setelah pengeroyokan Jakmania setelah acara kuis tahun lalu. Dari sinilah jika pertandingan Persib melawan Persija berlangsung mereka tidak pernah mengirimkan pendukungnya untuk hadir tandang.

Stadion Siliwangi, 16 Februari 2003 Persija saat itu kembali berhasil membuat rekor tak pernah kalah di Bandung selama tiga musim terakhir. Namun kemenangan Persija 2-1 dibayar dengan aksi kekecewaan bobotoh. Hotel tempat menginap di datangi pendukung Persib. Tidak berhasil mendapatkan pemain Persija, beberapa prasarana hotel dirusak massa.

Gerbang Pemuda, Senayan, 25 Maret 2010 Persib nyaris mengalahkan Persija pada lanjutan pertanding Liga Djarum Indonesia. Pertandingan yang berahir 2-2 ternoda dengan tewasnya satu orang pendukung Persija. Zainal Arifin (17) tewas ditangan Jakmania sendiri. Ia dikira pendukung Persib dan bersama dua orang temanya langsung dikeroyok pendukung Persija. Dua temannya mengalami luka berat.

Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Mei 2012 Dua orang pendukung Persib tewas setelah kesebelasannya menahan imbang Persija 2-2 di Stadion Utama Glora Bung Karno. Dani Maulana, (17) warga Jati Asih, Bekasi dan Rangga Cipta Nugraha (22) dari Bandung tewas setelah dikeroyok pendukung Persija yang di duga The Jakmania.

Pada 22 Juni 2013 Bus Persib hancur setelah mendapat serangan dari The Jakmania. Bus yang ditumpangi tim besutan Djadjang Nurdjaman dilempari batu oleh The Jakmania saat menuju ke Stadion Utama Gelora Bung Karno. Ironisnya, kejadian itu terjadi saat bus baru 50 meter meninggalkan tempat penginapan, yakni Hotel Kartika Chandra, Jakarta. Melihat timnya sedang dalam masalah, manajer Persib, Umuh Muchtar memutuskan untuk kembali ke Bandung. Pertandingan melawan Persija pun ditunda.

Persib vs Persija di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, 28 Agustus 2013. Bentrokan pertama terjadi ketika pertandingan baru berjalan 16 menit. Diawali adanya bunyi petasan, tiba-tiba suporter kedua kesebelasan, The Jak dan Bobotoh, di tribun selatan stadion saling serang sehingga pertandingan sempat dihentikan. Gesekan kedua terjadi ketika babak kedua. Kedua suporter melemparkan benda-benda seperti botol dan gelas air mineral ke lapangan. Bentrokan juga terjadi ketika pertandingan berakhir, di luar stadion kedua fans itu kembali bertengkar. Polisi harus membubarkan bentrokan tersebut dengan menyemprotkan gas air mata.

Persahabatan

Hubungan persahabatan antara Viking dan Bonek, di mulai pada tahun 2003. Ketika itu ada ikrar suporter bersatu saat gelaran Play-off Liga Indonesia di Solo. Klub tersebut di perbolehkan bermain di Solo, tetapi dengan syarat harus ada ikrar suporter untuk bersatu, ikrar tersebut di ikuti oleh Viking, Bonek, Pasoepati, La Mania dan Brajamusti. Ketika itu Viking di temani oleh Bonek saat berjalan jalan ke kota Solo, di saat itu kedua kelompok suporter tersebut akrab. Kejadian di pertandingan Persib melawan Perseden Denpasar membuat hubungan Viking dan Bonek semakin erat, Viking yang di dampingi oleh Bonek dan suporter Perseden di bantu oleh Pasoepati.

Dari situlah hubungan Viking dan Bonek selalu erat, ketik Bonek datang ke kota Bandung mereka selalu di jemput memberikan penginapan dan makan gratis, begitupun sebaliknya. Persahabatan tersebut bahkan di abadikan melalui slogan dan lagu dengan judul Viking Bonek Satu Hati.

Viking dan Bonek akhirnya menjadi dua sahabat karib yang mengusung semangat persaudaraan. Keduanya kerap kali saling menjamu ketika Persib atau Persebaya bertandang ke kota berlawanan. Viking menonton pertandingan Persebaya di Bandung, begitupun sebaliknya Bonek menonton pertandingan Persib di Surabaya. Bahkan pada satu pertandingan, Persib yang bermain laga tandang melawan Deltras Sidoardjo mendapat dukungan penuh tak hanya dari Viking, tetapi juga Bonek Mania, dan begitu juga sebaliknya. Karena dukungan ganda tersebut akhirnya Persib dapat bermain dengan apik dan mengalahkan tuan rumah dengan skor 2-0. Rasa senasib juga sama yang di alami kedua kelompok tersebut, mereka sering di jadikan bahan Media sebagai headline utama berita kerusuhan.

Lagu

Kota Bandung terkenal paling kreatif di Indonesia, banyak musisi atau tokoh artis yang lahir di Bandung, pada pertengahan tahun 80-an musisi asal Bandung telah memberikan karyanya sebagai penghormatan terhadap Persib. Mulai pada tahun 1985-86 musisi legendaris asal Bandung membawakan lagu 'Kami Cinta Persib' karya Dion Hutabarat, lagu tersebut sangat populer dan selalu di putar pada awal dan jeda pertandingan di Stadion Silliwangi.

Setelah itu muncul beberapa musisi lainnya, seperti Bimbo yang membawakan lagu 'Jayalah Persibku' dan yang fenomenal adalah seniman besar Kang Ibing yang membawakan lagu 'Maung Bandung', dari lagu itulah Persib mempunyai julukan baru selain Pangeran Biru.

Pada tahun 2002, Viking Persib Club sebuah organisasi dari Bobotoh membuat gerakan dengan membuat album kompilasi untuk Persib, beberapa band besar seperti Koil, Harapan Jaya turut menyumbangkan karyanya, sementara Pas Band juga menyumbangkan karyanya yang sebelumnya pernah di muat di album mereka sendiri, di album pertama ini cenderung banyak mengandalkan jenis musik keras dan membakar semangat selerea anak muda saat itu.

Beberapa tahun kemudian Viking merilis kembali album Viking Compilation Jilid 2, dalam album ini banyak varian jenis musik yang beragam, seniman besarpun turut berperan seperti Mocca yang mewakili jenis musik anak muda dan seniman legendaris Sunda seperti Kang Ibing dan Doel Sumbang.

Di luar album kompilasi Viking, masih banyak musisi lain yang membuat lagu tentang Persib, baik yang di sisipkan di album mereka atau yang di rilis secara single. Berikut beberapa musisi yang membuat lagu tentang Persib, Kuburan Band - We Will Stay Behind You, Pas Band - Aing Pendukung Persib, Andi /Rif - Viva Persib, Seurius - Sihung Maung Bandung, Pascodex - Persib Juara

Media

Bobotoh juga mempunyai stasiun radio dengan nama 96.4 Bobotoh FM yang di luncurkan 16 Juni 2011. Radio ini merupakan radio suporter pertama di Asia. BobotohFM dalam operasionalnya menggunakan tekhnologi Broadcasting terkini dan dapat di akses di seluruh dunia melalui internet dan Dynamic Streaming di bobotohfm.com, Para pendengar Bobotoh FM di seluruh dunia dapat saling berinteraksi secara maksimal baik secara telepon, seluler, internet, bahkan off air Bobotoh FM merupakan partner dari Cafe Persib sebagai media komunikasi dengan Bobotoh. Nama Bobotoh FM di pilih karena memiliki nilai filosopi berbasis Local Spesific Contcent yang dapat di angkat secara global.

Aksi Protes

Pada 18 Januari 2006, Hasil dua kali kalah berturut-turut pada laga kandang, membuat Persib diguncang tekanan di kalangan Bobotoh. Sebelumnya di laga perdana sudah beredar ancaman dari Bobotoh, kekalahan kedua akhirnya secara spontan membuat aksi demo. Ribuan Bobotoh pasca pertandingan Persib vs Persijap, menghadang kepulangan bus Persib dengan memblokade pintu keluar. Salah satu tokoh Bobotoh yaitu panglima Ayi Beutik (Viking Persib Club) dari tribun timur turun mengajak gerakan masa dari Bobotoh, dan akhirnya Bobotoh semakin banyak dan mengepung area VIP Stadion Silliwangi. Bobotoh yang di pimpin Ayi Beutik mulai meneriakan yel yel 'Risnandar Mundur' dan hujatan lainnya, Ayi Beutik angkat bicara dan menuntut agar pelatih Risnandar mundur sebagai jabatannya, manajer klub Persib Yosi Irianto saat itu, meminta perwakilan dari Bobotoh untuk menyampaikan aspirasinya, namun mereka tidak puas dan masih akan tetap disana sebelum pelatih dan asistennya di ganti. Namun akhirnya Bobotoh mengalah tapi dengan catatan, jika perubahan tersebut tidak terjadi mereka akan menggelar demo besar besaran, dan hasilnya perubahan itu terjadi. Pelatih Risnandar mundur dari jabatannya dan hanya mewakili dua pertandingan saja. Pengantinya Arcaan Lurie langsung memberikan kemenangan penting saat Persib tandang ke Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Tidak hanya satu kali menggelar aksi tersebut sebelumnya juga pernah melakukan aksi protes, karena kecintaan mereka terhadap Persib.

Rekor

23 Februari 1985, Pertandingan puncak antara Persib melawan PSMS memang cukup panas, hingga sampai sekarang rivalitas murni di era Perserikatan masih membekas baik dari pendukung maupun tim Persib sendiri, bahkan pertandingan tersebut tak ubahnya sebuah final Piala Dunia. Menurut dokumen majalah Tempo kala itu sebanyak 150.000 penonton memenuhi Stadion Utama Senayan dari kapasitas 120.00 penonton. Pertandingan sempat di hentikan sampai menit ke 20, penonton membludak hingga ke sisi area lapangan, mayoritas di antaranya adalah pendukung Persib yang hadir dari berbagai daerah di Jawa Barat. Bahkan pertandingan tersebut tercatat di AFC sebagai pertandingan amatir terbesar yang paling banyak di tonton di dunia.

30 Juli 1995, Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Persib melawan Petrokimia Putra Pada Liga Indonesia pertama Bobotoh menciptakan rekor penonton terbesar sepanjang era sepak bola profesional indonesia, kejadian itu terjadi pada tahun 1995 saat final Liga Indonesia Persib Bandung bertemu Petrokimia di SUGBK, total sekitar 120 ribu penonton hadir memenuhi Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

Pranala luar