Kereta rel diesel MCW 301 dan 302

tipe kereta api di Indonesia

Kereta rel diesel MCW adalah Kereta Rel Diesel Hidraulik (KRDH) kelas ekonomi non-AC yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia, dan telah berpengalaman mengelilingi sebagian besar jalur kereta api di Jawa. Kereta ini, sepanjang kariernya, berpengalaman dinas kereta komuter unggulan PT Kereta Api Indonesia. Kereta ini terbagi menjadi dua tipe, yakni MCW 301 dan MCW 302. Kereta ini hadir bersama KRL Rheostatik generasi pertama. Kereta ini bertenaga diesel hidraulik, karena pada masa itu beban gandar jalur KA Indonesia masih rendah.

Kereta rel diesel MCW 301 dan 302
Berkas:IMG 0573.JPG
KRD MCW 302 dinas Patas Bandung Raya
Interior KRD MCW 302
BeroperasiYa
ProdusenNippon Sharyo Co., Ltd.
Mulai beroperasi1976-Hari Ini
Tanggal rehabilitasi1995-1999
Jml. sudah diproduksiMCW 301: 24 unit
MCW 302: 112 unit
Formasi4 kereta per set
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Jalur dilayaniBandung Raya, Jogja-Solo, Jabodetabek, Surabaya, dan Pantura
Data teknis
Konstruksi bodiMild steel
Lebar2.990 mm
Tinggi3.755 mm
PintuMCW 301: 2 pintu tiap sisi
MCW 302: 3 pintu tiap sisi
Kelajuan maksimum90 km/jam
Berat189,6 ton (satu set)
MesinShinko DMH 17H (KRD MCW 301)
Cummins NT 855 R5 (KRD MCW 302)
Jenis mesinMCW 301: 4 langkah
"'MCW 302 : 4 langkah, turbocharger
Daya mesinMCW 301 : 200 hp
MCW 302: 281 hp
TransmisiMCW 301 : Diesel hidromekanik tipe Shinko TCR 2.5
MCW 302 : Diesel hidraulik tipe Voith T211r"'
AbarRem udara tekan dan rem parkir
Lebar sepur1.067 mm

Penampilan yang mencolok dari KRD ini adalah hiasan berbentuk kupu-kupu yang berada di atas kaca kabin masinisnya. Armada KRD MCW sering dipakai untuk rangkaian sementara. KRD ini diproduksi oleh Nippon Sharyo Co., Ltd. Awalnya KRD ini menggunakan mesin Shinko DMH 17H dan transmisi hidromekanik Shinko TCR 2.5 (disebut juga sebagai KRD Shinko-Shinko). Namun beberapa tahun kemudian diubah menjadi Cummins NT 855 R5 serta transmisi Voith T211r.[1][2]

Penggunaan

KRD MCW 301

Hadir pada tahun 1976 sampai dengan 1980, KRD ini memiliki dua pintu di setiap sisinya, dua pintu masuk kabin masinis, dan pintu depan kabin masinis yang difungsikan untuk mempermudah hilir mudik penumpang ketika akan digandeng. KRD ini hanya berjumlah 24 buah atau enam rangkaian, dan saat ini KRD MCW 301 sudah tidak lagi terlihat wujudnya sebagai KRD tetapi hanya sebagai gerbong ekonomi non-AC untuk kereta lokal di Daerah Operasi I Jakarta maupun Daerah Operasi II Bandung.[1] Rangkaian eks-KRD MCW 301 ini bisa dilihat dari pintunya yang ada dua, dan bogie kereta lebih tinggi.

KRD MCW 302

KRD ini diimpor pada tahun 1980 sampai dengan 1987 dengan jumlah 112 unit dan beberapa di antaranya beroperasi sebagai KRD biasa. Tidak seperti MCW 301, rangkaian ini memiliki tiga pintu pada tiap sisinya dan dilengkapi toilet, meskipun toilet di kereta tersebut kini hampir semuanya dihilangkan. Rangkaian MCW 302 ini sebagian besar masih mampu beroperasi sebagai KRD.[1]

Pada tahun 1995-1999 dilakukan modifikasi terhadap KRD MCW 302 karena faktor usia. PT Inka bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA)—badan kerja sama internasional Jepang—melakukan modifikasi terhadap 68 unit KRD ini. Rangkaian modifikasi ini menggunakan mesin Cummins, dan rangkaian yang mesinnya tidak berfungsi juga dijadikan sebagai gerbong kereta ekonomi lokal non-AC di Daerah Operasi I Jakarta.[2] Sementara sisanya mangkrak di Balai Yasa Manggarai.

Kereta eks-KRD

Beberapa KRD MCW 301 dan 302 yang mangkrak, banyak dijadikan kereta ekonomi biasa oleh Balai Yasa Manggarai. Dimulai dari tahun 90-an, ketika itu KRD ini kesulitan suku cadang sehingga banyak yang rusak, maka rangkaian kereta itu pun dijadikan kereta yang ditarik lokomotif, dengan mencopot mesin dan meja kendali di kabin masinis. Rangkaian itu dioperasikan sebagai KA Lokal, umumnya tujuan Rangkasbitung maupun Purwakarta.

Tetapi seiring waktu dan karena alasan keselamatan, kereta ini pun dijadikan kereta ekonomi biasa, dan sudah bukan lagi "KRD tanpa mesin". Kabin masinisnya pun dihilangkan. Selain itu dilakukan perubahan kode penomoran, dari KD3 menjadi K3. KRD-KRD ini ada yang dimodifikasi menjadi kereta ekonomi (K3), kereta ekonomi dengan pembangkit listrik (KP3), dan kereta bagasi (B).

Rangkaian eks-KRD MCW 301 beroperasi di Daerah Operasi I Jakarta dan Daerah Operasi II Bandung, sedangkan rangkaian eks-KRD MCW 302 beroperasi di Daerah Operasi I Jakarta. Untuk rangkaian yang dioperasikan di Bandung sudah menggunakan AC Split.

Di Sumatera Utara, juga sebelumnya pernah mendapat alokasi KRD, tetapi akibat perawatan yang kurang baik, membuat unit KRD-KRD tersebut menjadi kereta biasa yang ditarik lokomotif.

Saat ini, kereta-kereta eks-KRD di Daop I Jakarta hanya beroperasi sebagai kereta bagasi, sementara rangkaian eks-KRD lokal Rangkas saat ini tidak beroperasi dan pada awalnya diparkir di Pengawas Urusan Kereta (PUK) Stasiun Manggarai, namun kini telah dipindah ke Stasiun Tanjung Priok, dan seiring makin sibuknya Stasiun Tanjung Priok, maka akhirnya kereta-kereta eks-KRD ini dipindah ke Stasiun Dawuan.

Pengalaman dinas

Dari masa ke masa, pengalaman dinas KRD MCW sungguh mengesankan. KRD ini didinaskan untuk beberapa kereta komuter unggulan, antara lain, Patas Bandung Raya, Bumi Geulis, Prameks, Komuter Susi, Komuter Sulam, Kedung Sepur, Bandung-Cicalengka, dan rangkaian sementara Bathara Kresna.[3]

Kereta ini juga telah dicat dengan berbagai livery. Pertama, livery PJKA yaitu merah-putih untuk kelas bisnis dan hijau-kuning untuk kelas ekonomi, lalu livery Perumka yaitu hijau-biru untuk kelas bisnis dan merah-biru untuk kelas ekonomi, dan di era PT KA, kereta ini sempat dicat dengan berbagai warna, berdasarkan Daop yang mengoperasikannya. Namun, KRD yang mengalami pemeliharaan akhir (PA) sejak 2015 mulai dicat dengan livery "Kesepakatan" semenjak dioperasikannya kereta api Jayabaya. Pintu kereta untuk kelas bisnis berwarna abu-abu, sedangkan untuk kelas ekonomi berwarna orange. Namun, ada yang pintunya hanya dicat mengikuti warna bodi kereta.

Ada juga KRD MCW 302 yang dijadikan kereta khusus, yakni, RailClinic yang dioperasikan sebagai kereta klinik pertama di Indonesia.

Galeri

Referensi