Kepala timah

sejenis ikan kecil penghuni perairan tawar
Revisi sejak 6 Oktober 2016 14.18 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)
Kepala timah
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. panchax
Nama binomial
Aplocheilus panchax
(F. Hamilton, 1822)
Sinonim

Referensi[1]:
Esox panchax Hamilton, 1822: 211, 380[2]
Odontopsis armata van Hasselt, 1823
Aplocheilus chrysostigmus McClelland, 1839
Panchax buchanani Valenciennes, 1846

Ikan kepala timah atau, ringkasnya, kepala timah (Aplocheilus panchax) adalah sejenis ikan kecil penghuni perairan tawar, anggota suku Aplocheilidae. Ditemukan menyebar luas di Asia bagian selatan mulai dari Pakistan hingga Indonesia, ikan ini dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Blue panchax atau Whitespot, merujuk pada bintik putih di atas kepalanya yang serupa tetesan timah.

Di beberapa daerah ikan ini disebut wader peto (Jw.), sisik malik (Sd.), pantau (Min.) dan juga cupang (Btw.)[3]

Pengenalan

Ikan yang bertubuh kecil, panjang tubuh hingga 55 mm atau lebih. Kepala memipih datar di bagian depan, tegak di bagian belakangnya; sisi atasnya datar sebagaimana pula punggung bagian depan. Tinggi tubuh 4,5-5,5 kali sebanding dengan panjangnya, atau 5,5-7 kali sebanding dengan panjang tubuh dengan ekor. Panjang kepala 3-3,5 kali sebanding dengan panjang tubuh (3,8-4,5 kali bila dengan ekor). Panjang kepala kira-kira 3,5 kali lebar mata. Rahang bawah sedikit menonjol.[3] Sebuah bintik putih keperakan terletak di atas kepala, dan sebuah bintik hitam terdapat di sirip punggungnya[4].

Sirip dorsal (punggung) terletak jauh di belakang, dipisahkan oleh 24-26 sisik dari moncongnya; awalnya lk. sejajar dengan jari-jari ke-13 pada sirip anal (dubur). Awal sirip ventral (perut) jarang-jarang lebih dekat ke ujung moncong dibandingkan ke pangkal sirip ekor. Sirip dorsal dengan 7-8 jari-jari (duri lunak), sirip anal 15-16 jari-jari, sirip pektoral (dada) 14 jari-jari, dan sirip ventral memiliki 6 jari-jari. Gurat sisi 31 buah.[3]

Habitat dan sebaran

Mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi, kepala timah ditemukan hidup di pelbagai perairan tawar hingga payau. Ikan ini biasanya menghuni air yang menggenang dan ternaungi[3]. Kepala timah juga memangsa aneka serangga dan tempayaknya; sejak lama telah dikenal sebagai pemangsa jentik-jentik nyamuk[3][5]. Ikan ini cukup efektif untuk menanggulangi jentik[6]; dalam satu percobaan tercatat memangsa antara 53-65 ekor jentik Culex quinquefasciatus dalam waktu tiga jam pemberian pakan[7].

Ikan kepala timah menyebar luas mulai dari Pakistan, Nepal, India, Srilangka, Bangladesh, Burma, Kamboja, Vietnam,[8] Singapura dan Indonesia[3]. Di Indonesia ikan ini tercatat dari Sumatera, Jawa (Tanjung Priok, Ciampea, Panjalu, Cilacap, Gombong, Jogja, Kebumen, Surabaya, Pasuruan, dll.), Kalimantan (Banjarmasin)[3].

Di Singapura, ikan ini diketahui dapat hidup di lingkungan sumber air panas kecil[9].

Referensi

  1. ^ FishBase: Synonyms of Aplocheilus panchax (Hamilton, 1822)
  2. ^ Hamilton, F. 1822. An account of the Fishes found in the River Ganges and its branches. p. 211 & 380. Edinburgh : Printed for Archibald Constable & Co. (ilustrasi: Plate III Fig. 69).
  3. ^ a b c d e f g Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1922. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago IV:374-76. Leiden : E.J. Brill.
  4. ^ Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, & S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan air tawar Indonesia bagian barat dan Sulawesi: 126. Jakarta : Periplus Editions & Proyek EMDI KMNKLH.
  5. ^ Whitten, T., R.E. Soeriaatmadja, S.A. Afiff. 1999. Ekologi Jawa dan Bali: 666. Jakarta : Prenhallindo.
  6. ^ Job, T.J. 1941. Efficiency of the killifish Aplocheilus panchax (Hamilton) in the control of mosquitoes. Proc. Nat. Inst. Sci. India VIII(3): 317-50 (Nov. 18, 1941)
  7. ^ Manna, B., G. Aditya & S. Banerjee. 2011. Habitat heterogeneity and prey selection of Aplocheilus panchax: an indigenous larvivorous fish. J. Vector Borne Dis. 48(3): 144-9 (Sep 2011). (abstrak)
  8. ^ FishBase: Aplocheilus panchax (Hamilton, 1822), diakses pada 16/V/2013.
  9. ^ EcologyAsia : Whitespot, diakses pada 16/V/2013.

Pranala luar