KREATIVITAS BELAJAR


Berkas:Gunungmarapi.jpg

KREATIVITAS BELAJAR

PENDAHULUAN

A. APERSEPSI

Setiap manusia pasti memiliki kemampuan dalam dirinya, baik itu kemampuan yang menyangkut fisik maupun psikis. Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang adalah kemampuan dalam berimajinasi atau kreativitas kehidupan sehari-hari. Ada yang baik kreativitasnya ada juga yang tidak. Orang yang baik kemampuan kreativitasnya maka ia akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya contohnya mudah membuat suasana baru dalam belajar banyak dicari orang untuk pekerjaan dan sebagainya.Dalam mengembangkan potensi diri yang dimilikinya, Manusia akan membutuhkan bantuan orang lain. Begitu juga dalam belajar, pendidik dan peserta didik akan saling berhubungan dan membutuhkan untuk berjalannya proses pembelajaran..

Banyak orang beranggapan bahwa kreativitas tidak dapat dipelajari dan merupakan sifat bawaan yang tidak dapat diolah dengan dua kemungkinan: anda kreatif atau tidak. Sangat sedikit orang yang mengerti bahwa mereka bisa belajar agar menjadi kreatif. Orang sering frustasi ketika menemui jalan buntu dan tidak mampu menyelesaikan masalah mendesak. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri dan semangat kerja. Bahkan, jika mendapat ide cemerlang sekalipun, orang lebih cemas akan kritikan orang lain, bukannya terus maju untuk mewujudkannya. Kini, banyak orang yang mulai menyadari bahwa kreativitas berperan dalam meraih kebahagiaan pribadi dan keunggulan profesional.

Berdasarkan hal tersebut penulis termotivasi dalam menulis materi kreativitas dalam belajar ini dikarenakan banyaknya manfaat apabila kreativitas belajar  dengan baik khususnya dilingkungan sekolah. Selain itu belum adanya atau kurangnya penyampaian materi ini kepada siswa dikelas sehingga sangat berdampak bagi kreativitas siswa tersebut. Banyak permasalahan yang dilihat menyangkut kreativitas khususnya pada siswa yang menjadi sumber utama penulis menyusun materi ini dengan tujuan siswa dapat meningkatkan kemampuan kreativitas belajar siswa.

B. SUB POKOK MATERI

a.       Pengertian kreativitas belajar

b.      Karakteristik kreativitas

c.       Tahap-tahap kreativitas belajar

d.      Upaya guru dalam mengembangkan kreativitas  peserta didik dalam proses pembelajaran

e.       Cara-cara untuk meningkatkan kreativitas

f.       Jenis kecerdasan yang berhubungan dengan kreativitas

g.      Hubungan Daya Imajinasi dengan Kreativitas

'KREATIVITAS BELAJAR'

Belajar kreatif telah menjadi bagian penting dalam wacana peningkatan mutu pembelajaran. Hingga kini kreativitas telah diterima baik sebagai kompetensi yang melekat pada proses dan hasil belajar. Inti kreativitas adalah menghasilkan sesuatu yang lebih baik atau sesuatu yang baru. Hal tersebut sesuai dengan pendapatn Jeff DeGraff& dan Khaterine (2002)  menyatakan bahwa Creativity is core of all the competencies of your organization because creativity is what makes something better or new.

1.      Definisi Kreativitas

Penjelasan mengenai pengertian kreativitas banyak sekali yang mengidentifikasikan dan mengembangkan definisinya, namun tidak satu definisi yang dapat diterima secara universal. Kreativitas adalah suatu proses yang menuntut keseimbangan dan aplikasi dari ketiga aspek esensial yaitu kecerdasan analis, kreatif dan praktis.

Berkaitan dengan kreativitas, Rhodes (Munandar, 2009) menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, press dan materi. Istilah “pribadi (person)” yang menunjuk pada potensi daya kreatif yang ada pada setiap siswa, “proses” yaitu sebagai suatu bentuk pemikiran dimana siswa berusaha menemukan hubungan-hubungan yang baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah, “materi” yaitu kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan bermakna dan “press” atau dorongan yang datang dari diri sendiri (internal) berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi maupun dari dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.

Lebih lanjut Utami Munandar (1992:51) menekankan bahwa krativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya.Lingkungan merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat mendukung berkembangnya kreativitas, tetapi ada juga justru menghambat berkembangnya kreativitas individu.

2.      Definisi Belajar

Secara penjelasan mengenai belajar begitu banyak pengertian tentang belajar di kemukakan oleh para ahli. Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).

Ahli pendidikan modern merumuskan bahwa belajar adalah suatu  bentuk pertmbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Aqib, 2003 : 42). Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang  tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (Rohadi, 2003 : 4). Dengan demikian belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah prilakunya, jadi hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan prilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.

'Defenisi Kreativitas Belajar'

Kreativitas belajar itu diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan  kemampuan formasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya.

a.    Karakteristik Individu Kreatif

Perilaku kreatif memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan perilaku yang umum.Perilaku kreatif seakan-akan “abnormal” karena terkadang tidak lazim ada pada lingkungan tertentu.Hal ini yang membuat, orang kreatif mendapat stigma “gila”. Tetapi, stigma ini akan menghilang jika sebuah perilaku kreatif sudah menjadi kebiasaan dalam suatu masayarakat tertentu.

Banyak ahli yang sudah merumuskan ciri-ciri perilaku kreatif. Di bawah ini akan dijelaskan satu-persatu.

Ciri-ciri perilaku kreatif yang dikemukakan oleh Torrence (dalam Utami Munandar, 1988) adalah:

  1. Berani dalam pendirian, berarti ia berani mempertahankan pendiriannya meskipun tidak sama dengan kebanyakan orang.
  2. Memiliki sifat ingin tahu
  3. Mandiri dalam berpikir dan menilai sesuatu
  4. Menjadi orang yang berpikir dengan tugas-tugasnya
  5. Bersifat intuitif atau mendasarkan pada gerak hati dalam pemenuhan kebutuhan
  6. Orang yang teguh
  7. Tidak mudah menerima penilaian dari orang lain, meskipun banyak orang yang menyetujuinya.

Sementara itu dinyatakan oleh Utami Munandar (1988) bahwa karakteristik orang kreatif berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Orang yang bebas dalam berpikir
  2. Orang yang memiliki daya imajinasi
  3. Bersifat ingin tahu
  4. Ingin mencari pengalaman baru
  5. Mempunyai inisiatif
  6. Bebas dalam mengemukakan pendapat
  7. Memiliki minat yang luas dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat
  8. Memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang cukup besar.
  9. Tidak mau menerima pendapat orang lain begitu saja
  10. Tidak pernah bosan, dalam arti jarang putus asa dan akan selalu mencoba lagi sampai dapat memecahkan masalahnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan ciri-ciri perilaku kreatif antara lain:

1.        Berani dalam berpendirian, yaitu individu yang memiliki keberanian untuk menyatakan dan mempertahankan pendapat, yang diyakini kebenarannya meskipun bertentangan dengan sebagian besar orang lain.

2.        Tidak pernah berputus asa, yaitu orang yang tidak pernah bosan untuk mencoba dan mencoba lagi, sampai ia dapat menemukan jawaban masalahnya atau dapat memecahkan masalah yang dilakukan.

3.        Mempunyai inisiatif, yaitu orang yang selalu tampil di depan dalam menghadapi persoalan dan tidak pernah ragu untuk memulai sesuatu dimana orang lain ragu melakukannya serta selalu menjadi pencetus dalam pemecahan masalah.

4.        Menyukai pengalaman baru, yaitu orang yang suka mencari pengalaman untuk menambah wawasan dan pengetahuan serat menyukai tantangan yang menguji kemampuan.

5.        Mempunyai daya cipta, yaitu orang yang mempunyai ide -ide serta mampu mewujudkan dalam perilaku dan mampu menciptakan hal-hal dan suasana baru dalam interaksinya dengan lingkungan.

6.        Mempunyai minat luas, yaitu orang yang tertarik dalam berbagai hal dan berusaha menguasainya sebisa mungkin.

7.        Memiliki rasa percaya diri, yaitu orang yang memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya bekerja sendiri, bersikap optimis dan dinamis.

b.   Tahap-tahap Perkembangan Kreativitas

Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahap perkembangan kreativitas diantaranya:

1.      Tahap prekonvensional (Preconventional phase)

Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian mengarah kepada hasil yang aestetik dan menyenangkan.Individu menghasilkan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.

2.      Tahap konvensional (Conventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 9–12 tahun. Pada tahap ini kemampuan berpikir seseorang dibatasi oleh aturan-aturan yang ada sehingga karya yang dihasilkan menjadi kaku.Selain itu, pada tahap ini kemampuan kritis dan evaluatif juga berkembang.

3.      Tahap poskonvensional (Postconventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini, individu sudah mampu menghasilkan karya-karya baru yang telah disesuaikan dengan batasan-batasan eksternal dan nilai-nilai konvensional yang ada di lingkungan.

c.    Faktor-faktor  yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas

Ada lima factor yang dapat mempengaruhi kreativitas,yaitu:

1.      Factor  jenis kelamin

Anak laki-laki menunjukkan tingkat kreativitas yang lebih tinggi dari pada anak perempuan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pendekatan yang dilakukan oleh lingkungan untuk  anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki lebih diberi kesempatan untuk mandiri dan mendapat dorongan baik dari keluarga maupun guru, sehingga mereka lebih menunjukkan sikap inisiatif dan spontan.

2.      Status social ekonomi

Anak-anak yang berasal dari status social ekonomi tinggi cenderung lebih kreatif  dari pada anak yang berasal dari status social ekonomi rendah. Kemungkinan hal ini ada kaitannya dengan pola asuh, di mana keluarga kaya lebih demokratis, sedangkan pada keluarga kurang mampu lebih bersifat otoritarium.Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis mempunyai peluang untuk mengekspresikan diri, minat dan aktivitasnya sendiri.

3.      Urutan kelahiran

Urutan kelahiran cukup menarik minat para pakar untuk sedikit lebih mendalam melihatnya.Sejumlah penelitian memberikan hasil yang menunjukkan bahwa ada pengaruh urutan kelahiran terhadap kreativitas pada anak.Anak tengah, anak yang dilahirkan kemudian dianggap lebih kreatif dari pada anak sulung.Hal ini disebabkan karena anak sulung lebih diharapkan untuk mentaati harapan-harapan orang tua.

4.      Untuk keluarga

Anak-anak dari keluarga kecil cendeung lebih kreatif dari pada anak yang bersal dari keluarga besar. Pada keluarga besar, sifat pola asuh lebih otoritarium dan akan diperburuk oleh kondisi ekonomi yang kuranng menguntungkan.

5.      Lingkungan perkotaan dan pedesaan

Anak-anak yang berasal dari daerah perkotaan cenderung lebih kreatif dari pada anak-anak yang berasal dari pedesaan. Anak-anak dipedesaan kurang mendapat rangsangan,dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari daerah perkotaan.

d. Upaya Guru dalam Mengembangkan Kreativitas  Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran

Pengembangan kreatifitas dapat dilakukan melalui proses belajar diskaveri/inkuiry dan belajar bermakna, dan tidak dapat dilakukan hanya dengan kegiatan belajar yang hanya bersifat ekspositori. Karena inti dari kreatifitas adalah pengembangan kemampuan berpikir divergen dan bukan berpikir konvergen.

Untuk pengembangan kemampuan demikian guru perlu menciptakan situasi belajar- mengajar yang banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah, melakukan beberapa percobaan, mengembangkan konsep-konsep atau gagasan siswa sendiri.

Dalam proses pembelajaran peserta didik perlu diupayakan pengembangan aktifitas, kreativitas, dan motivasi siswa di dalam proses pebelajaran. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat meningkatkan kreativitas para peserta didiknya, salah satunya yaitu dengan mengoptimalkan pelajaran seni rupa yang telah ada dalam kurikulum pembelajaran, seperti yang dibahas pada salah satu jurnal. Disana dijelaskan bahwa mata pelajaran seni rupa bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, sensitivitas, perasaan, dan kemampuan keterampilan berkarya

Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E.Mulyasa(2003) mengemukakan hal-hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajarnya, adalah:

1)   Dikembangkannya rasa percaya diri pada diri siswa dan mengurangi rasa takut

2)   Memberikan kesempatan pada seluruh siswa untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah

3)   Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya

4)   Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter

5)   Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan

Widada (1994) dalam Akhmad Sudrajat(2009) mengemukakan bahwa untuk meningkat aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut:

1.    Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self esteem(kesadaran akan harga diri siswa) siswa.

2.    Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan role playing.

3.    Value clarification an moral development approach; mengembangkan segenap potensi siswa menuju tercapainya self actualization,termasuk dalam hal etika dan moral

4.    Multipletalent approach; pengembangan seluruh potensi siswa untuk membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.

5.    Inquiry approach; guru memberiksn kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi ilmiahnya.

6.    Pictorial riddle approach; mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Synetics approach; lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa untuk membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.

e.       Cara-cara untuk Meningkatkan Kreativitas

Cara-cara untuk Meningkatkan Kreativitas Ada berbagai macam cara yang dapat kita tempuh untuk belajar menjadi orang kreatif. Yang pertama adalah menyatu dengan masyarakat luas. Dengan berkomunikasi dengan orang lain kita bisa mendapatkan informasi apa pun yang mungkin dapat bermanfaat bagi kita. Sehingga kemungkinan kita bisa mendapatkan ide-ide kreatif ketika kita sedang berkomunikasi dengan orang lain. Strategi kedua untuk memupuk kreativitas adalah mendapatkan ruangan dan lingkungan yang mampu menjadikan pikiran dan energi mengalir deras. Pengaruh lingkungan terhadap kreativitas ternyata lebih besar daripada yang diketahui orang. Lingkungan mempengaruhi suasana hati dan keseluruhan cara memandang hidup. Lingkungan juga memberi rangsangan kuat pada perasaan, ide, dan wawasan terhadap orang yang kita temui, atau kejadian yang kita alami. Oleh karena itu kenalilah lingkungan kita untuk membangkitkan ide-ide cemerlang dalam pikiran kita. Cara ketiga adalah dengan bepergian. Bepergian selain bisa menyegarkan kembali pikiran yang suntuk, juga dapat memberi kita inspirasi dan memunculkan ide-ide yang sama sekali belum pernah terpikirkan oleh kita karena terbelenggu oleh rutinitas. Yang keempat yaitu melalui permainan. Kreativitas tidak hanya berurusan dengan hal-hal yang bersifat serius. Bermain mencakup semua bentuk hal-hal yang bersifat bersenang-senang, namun bermain juga merupakan komponen penting dalam proses mengembangkan kreativitas. “Lewat permainan, jiwa kreatif berhubungan dengan proses mental penuh daya khayal sehingga kita mampu membuat kaitan baru, melihat gambaran baru, dan mendapat wawasan baru” (Jordan E. Ayan, 2002: 145). Strategi kelima adalah melalui imajinasi. Dengan membiarkan pikiran kita berkelana mencari hal-hal baru, kita bisa menemukan hal-hal yang sama sekali belum pernah terpikirkan oleh siapa pun. Dengan begitu kita dapat mengasah kreativitas kita yang semula tumpul agar dapat menciptakan ide dan gagasan cemerlang. Dan masih ada banyak cara lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan kreativitas kita. Tergantung dari kita yang lebih merasa nyaman menggunakan metode yang mana dalam menghidupkan ide-ide kreatif. Dengan terus menggali potensi kreatif kita, kita bisa membangun dunia yang jauh lebih baik lagi.

f.       Jenis Kecerdasan yang Berhubungan dengan Kreativitas

Jenis Kecerdasan yang Berhubungan dengan Kreativitas Menurut Dr. Howard Gardner dari Universitas Harvard dalam bukunya Erames of Mind, dan dipopulerkan oleh Thomas Amstrong dalam bukunya Seven Kinds of Smart, kita tidak hanya diberkahi satu jenis kecerdasan, namun tujuh, yaitu: 1) Verbal / linguistik : kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau tertulis. 2) Matematis / logis : kemampuan memanipulasi sistem nomor dan konsep logis. 3) Spasial : kemampuan melihat dan memanipulasi pola dan desain. 4) Musikal : kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep musik, seperti nada, irama, dan keselarasan. 5) Kinestetis-tubuh : kemampuan memanfaatkan tubuh dan gerakan, seperti dalam olahraga atau tari. 6) Intrapersonal : kemampuan memahami perasaan diri sendiri, gemar merenung serta berfilsafat. 7) Interpersonal : kemampuan memahami orang lain, pikiran, serta perasaan mereka. Dengan tujuh jenis kecerdasan tersebut di atas, setiap orang jelas mempunyai potensi kreatif masing-masing yang bisa dikembangkan. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk menganggap bahwa kreativitas sejati adalah hak khusus orang-orang yang dikaruniai bakat, karena setiap orang mempunyai bakat sendiri-sendiri yang sedang menunggu untuk diolah lebih lanjut.

'g. Hubungan Daya Imajinasi dengan Kreativitas'

Hubungan Daya Imajinasi dengan Kreativitas Seperti yang telah dijelaskan di depan, bahwa imajinasi dapat memunculkan ide-ide kreatif yang mungkin selama ini hanya terpendam dalam tanpa ada upaya lebih lanjut untuk menggalinya. Sehingga kita dapat melihat bahwa daya imajinasi seseorang jelas akan mempengaruhi kreativitas yang ia miliki. Seperti kutipan kata-kata seorang ilmuwan jenius terkemuka, Albert Einstein, “Untuk mengajukan berbagai pertanyaan baru, kemungkinan baru, untuk menilai masalah lama dari sudut pandang baru, dibutuhkan daya khayal kreatif. Daya khayal kreatif menjadikan ilmu pengetahuan maju pesat.” Oleh sebab itu, untuk mensyukuri karunia yang telah diberikan oleh Tuhan sudah semestinya kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan cara berkarya. Dengan berkarya dari hasil imajinasi dan kreativitas kita, kita dapat memajukan dunia. Kita tidak perlu malu mendengar olok-olok dan cercaan dari orang lain, karena siapa tahu suatu saat ide kreatif kita justru akan membuat orang lain kagum. Jangan takut untuk melangkah lebih maju dengan potensi kreatif kita, walaupun orang-orang yang memiliki imajinasi dan kreativitas tinggi sering dianggap remeh bahkan sinting oleh orang lain. Jadi sudah seharusnya pula kita menghargai karya orang lain seperti kita menghargai karya kita. Karena setiap manusia pasti akan merasa senang apabila hasil karyanya dihargai oleh orang lain (Syamsuri, 2006: 124).

DAFTAR PUSTAKA

Surya, Moh.1981.Pengantar Psikologi Pendidikan.Bandung:FIP IKIP Bandung

Mnunandar, Utami.1992Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak  Sekolah.Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia

Munandar, Utami. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta