Muhammad Sudirman

Revisi sejak 16 Juni 2016 02.33 oleh Ign christian (bicara | kontrib) (Added {{BLP sources}}, {{COI}} and {{too few opinions}} tags (within {{multiple issues}}) to article (TW))

Auliu Da Costa atau lebih Muhammad Sudirman (Lahi di Dili, Timor Timur, 3 Juli 1971) adalah seorang Aktivis Indonesia dan merupakan tokoh pro-integrasi Timor-Timur dengan Indonesia. Ia berpindah agama ke agama Islam pada tahun 1987, saat itu di juga berganti nama menjadi Muhammad Sudirman. Setelah Timor Timur berpisah dari Republik Indonesia, Muhammad Sudirman memilih tinggal di Indonesia dan saat ini menetap di Desa Puncak Indah, Kabupaten Luwu Timur dan menjalani kesehariannya sebagai pekerja sosial di daerah pedalaman. [1] [2].

Muhammad Sudirman
Lahir3 Juli 1971 (umur 53)
Portugal Dili, Timor Portugis
KebangsaanIndonesia Indonesia
PekerjaanNGO - Pekerja sosial
Tahun aktif2000 - sekarang
Tempat kerjaRantemario Foundation
Organisasi
  • Aliansi Masyarakat Pedalaman Nusantara * Center Information Inslands Society
Kerabat

Biografi

Muhammad Sudirman atau lebih akrab dipanggil Dirman merupakan anak ke enam dari sembilan bersaudara, ia menjalani masa kecinya di Dili, Timor Potugis dan merupakan saksi hidup ketika pasukan Indonesia mendarat di Timor Leste pada tanggal 7 Desember 1975, FRETILIN didampingi dengan ribuan rakyat mengungsi ke daerah pegunungan untuk untuk melawan tentara Indonesia.

Pada saat Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia tahun 1976 sebagai provinsi ke-27 setelah gubernur jendral Timor Portugis terakhir Mario Lemos Pires melarikan diri dari Dili setelah tidak mampu menguasai keadaan pada saat terjadi perang saudara. Portugal juga gagal dalam proses dekolonisasi di Timor Portugis dan selalu mengklaim Timor Portugis sebagai wilayahnya walaupun meninggalkannya dan tidak pernah diurus dengan baik. Suasana seperti ini membuat keluarga Muhammad Sudirman mendukung sepenuhnya integrasi dengan Indonesia.

Pada usia 14 tahun, Muhammad Sudirman sudah bergabung dengan milisi pro-integrasi dan berjuang bersama rakyat Timor Timur di Sektor Tengah bagian yang dikuasi kelompok anti Purtugis..Selama kurang lebih 20 tahun, Muhammad Sudirman berjuang bersama dengan rakyat Timor Timur dan akhirnya ia harus kalah pada pelaksaan referendum tahun 1999

Setelah pihan PBB menyatakan kemenangan di pihak masyarak pro kemerdekaan Timor Timur, Muhammad Sudirman mengambil inisiatif untuk segera membawa sebagian rombongan pengungsi keluar dari Atambua. Ia kemudian bersama Arie Belougi, ketua relawan asal Sulawesi Selatan menjadi fasilitator untuk membawa 500 orang lebih pengungsi ke Makasar dan pemerintah menempatkan mereka di Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur.

Aktivitas

Pada tahun 2008, Muhammad Sudirman bergabung dengan para aktivis lingkungan menjadi Deputi hubungan luar negeri progran Indonesia Back to Nature yang dikelolah oleh Solidaritas Anak pedalaman Untuk Liingkungan dan Pendidikan (SAPULIDI bersama dengan Rantemario Fondation. Selain itu, Muhammad Sudirman juga menjadi salah astu pemuka masyarakat di Luwu Timur dan menjalani kesehariaannya sebagai seorang pekeja sosial di daerah pedalaman..

Lihat Pula

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Forlap.dikti.go.id "Kegiatan Muhammad Sudirman", Diakses tangga 16 Juni 2016
  2. ^ merahputih.com (30 Agustus 2015] "Mengenang Referendum Timor Timur 1999 ", Diakses tanggal 16 juni 2016