Galeri Indonesia Kaya

Revisi sejak 12 Juli 2016 09.39 oleh Nohirara (bicara | kontrib) (Menolak perubahan teks terakhir (oleh Oeyxoy) dan mengembalikan revisi 8952406 oleh Andriana08)

Galeri Indonesia Kaya (disingkat GIK) adalah ruang publik yang menjadi wadah pengembangan, penelitian, dokumentasi, dan apresiasi seni-budaya Indonesia, yang bertempat di Grand Indonesia, Jakarta, Indonesia. Galeri Indonesia Kaya digagas dan dibangun untuk menjadi ruang edutainment budaya berbasis teknologi digital yang dapat mendekatkan dan menyalurkan kreativitas berekspresi generasi muda dalam lingkup tradisi budaya nusantara. Tempat ini memiliki auditorium yang dapat digunakan untuk masyarakat yang membutuhkan tempat berkarya.[1][2][3][4][5]

Berkas:GIK.jpg
Logo GIK

Latar belakang

Sejak tahun 1992, Bakti Budaya Djarum Foundation telah mendukung lebih dari 1.500 kegiatan budaya dan telah menjalin kerjasama dengan para budayawan, seniman, dan kelompok kesenian dalam mengaktualisasikan gagasan kreatifnya. Pada tahun 2011, Djarum Apresiasi Budaya mulai menggiatkan dan fokus mendukung berbagai program seni pertunjukan Indonesia. Banyak karya telah dihadirkan dan mendapatkan apresiasi yang sangat besar dari masyarakat.

Pada tahun 2011, diluncurkan situs Indonesiakaya.com yang merupakan sebuah situs pengetahuan budaya, mulai dari tradisi, kesenian, pariwisata dan kuliner Nusantara. Akhir tahun 2013, Galeri Indonesia Kaya sebagai ruang publik yang terbuka bagi masyarakat luas dibuka. Dengan teknologi digital dan terintegrasi dengan situs Indonesiakaya.com dan sosial media, Galeri Indonesia Kaya mengemas budaya dalam unsur kekinian dan menyajikan informasi tradisi budaya dengan lebih interaktif dan menarik. Terletak di Grand Indonesia, galeri ini membawa tradisi budaya yang jarang tersentuh ke dalam ruang publik. Untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan ruang publik, semua fasilitas Galeri Indonesia Kaya dapat dipakai secara gratis.[6][7]

Fasilitas

Berkas:GIK Auditorium.jpg
Auditorium GIK

Galeri Indonesia Kaya memiliki selasar yang memuat panel-panel aplikasi digital yang berisi pengetahuan budaya. Metode penyampaian pengetahuan budaya Galeri Indonesia Kaya tak terbatas dengan tulisan dan foto, tetapi juga aplikasi-aplikasi interaktif, seperti Selaras Pakaian Adat dimana pengunjung dapat berfoto dengan pakaian adat tertentu secara digital, Ceria Anak Indonesia dimana pengunjung dapat bermain congklak digital, dan juga Arungi Indonesia, permainan augmented reality dimana pemain dapat merasakan terbang diatas Indonesia. Area selasar Galeri Indonesia Kaya juga tak jarang dipakai sebagai tempat pameran. Galeri Indonesia Kaya juga kerap memanfaatkan teknologi-teknologi digital baru sebagai sarana informasi budaya.

Galeri Indonesia Kaya juga dilengkapi dengan auditorium berkapasitas 150 orang. Auditorium ini dapat dipakai oleh siapapun secara gratis, baik bagi penyelenggara acara maupun penonton. Karena sifat Galeri Indonesia Kaya sebagai ruang publik budaya yang terbuka untuk umum, semua fasilitas yang digunakan dan acara yang diselenggarakan disini harus bersifat gratis dan mempunyai unsur budaya Indonesia.

Kegiatan

Galeri Indonesia Kaya dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan seperti pameran, kunjungan, dan juga pertunjukan. Penyelenggara acara dapat menggunakan tempat tanpa biaya, namun isi acara harus berhubungan dengan budaya Indonesia. Tempat ini juga sudah beberapa kali menjadi tempat pertukaran budaya dari mancanegara, menggabungkan kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan negara lain.

Di akhir pekan, Galeri Indonesia Kaya juga menghadirkan acara-acara budaya pilihan, tak jarang berkolaborasi dengan seniman-seniman muda maupun seniman-seniman ternama Indonesia. Penonton dapat langsung datang untuk menonton atau melalui pemesanan online.

Penghargaan

  • Rekor MURI penari terbanyak dalam pertunjukan Indonesia Menari di Bundaran HI saat Car Free Day
  • Rekor MURI penari terbanyak dalam pertunjukan Indonesia menari yang digelar di Grand Indonesia Mall[8].

Lihat pula

Pranala luar

Referensi