AS Roma
Associazione Sportiva Roma (BIT: ASR, LSE: 0DMN), biasa disebut AS Roma, adalah sebuah klub sepak bola Italia yang bermarkas di Roma. Klub ini berlaga di Serie A.
Logo A.S. Romjja | ||||
Nama lengkap | Associazione Sportiva Roma SpA | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | i Giallorossi (Kuning-Merah) La Maggica (Ajaib) i Lupi (Serigala) | |||
Berdiri | 22 Juli 1927 (oleh Italo Foschi) | |||
Stadion | Stadion Olimpiade Roma Roma, Italia (Kapasitas: 70,634) | |||
Presiden | James Pallotta | |||
Pelatih kepala | Luciano Spalletti | |||
Liga | Serie A | |||
2014–15 | ke-2, Serie A | |||
Situs web | Situs web resmi klub | |||
| ||||
Musim ini |
Roma telah memenangkan Serie A tiga kali, pertama di 1941-42 kemudian pada 1982-1983 dan sekali lagi pada 2000-01, serta memenangkan sembilan gelar Coppa Italia dan Supercoppa Italiana dua gelar. Di panggung Eropa, Roma memenangkan Piala Inter-Cities Fairs pada 1960-61, mendekati kemenangan Piala Eropa pada 1983-84 (kalah di final bermain di kandang melawan Liverpool setelah adu penalti), dan berakhir sebagai runner-up di Piala UEFA untuk 1990-1991 (kalah agregat melawan Internazionale).
Pertandingan kandang saat ini bermain di Stadion Olimpiade Roma, tempat mereka berbagi dengan rival sekota Lazio. Dengan kapasitas lebih dari 72.000, itu adalah yang kedua terbesar dari jenisnya di Italia, dengan hanya San Siro dapat kursi lebih. Pada bulan September 2009 klub mengumumkan rencana untuk membangun stadion berkapasitas 55.000 yang baru di pinggiran barat Roma. Desain adalah model setelah stadion sepak bola Inggris dengan tujuan yang untuk memberikan pendukung melihat lebih dekat di lapangan.[1] Pada September 2011, diumumkan bahwa presiden baru, Thomas R. DiBenedetto, telah mencapai kesepakatan dengan walikota Roma, Gianni Alemanno, untuk memiliki stadion baru selesai pada tahun 2016. Seperti rencana sebelumnya oleh Sensi, stadion baru ini harus dimodelkan setelah stadion Inggris.[2]
Sejarah
A.S. Roma didirikan pada musim panas 1927 oleh Italo Foschi dengan cara menggabungkan 3 klub sepak bola dari kota Roma,Italia yaitu Roman FC, SS Alba-Audace dan Fortitudo-Pro Roma SGS. Alasan dari merger ketiga klub ini adalah untuk membentuk sebuah klub sepak bola yang kuat untuk menjadi rival dari klub-klub sepak bola Italia bagian Utara. Namun dari penggabungan ini, ada satu klub di kota Roma waktu itu yang tidak ikut bergabung, yaitu Lazio karena suatu intervensi dari Jenderal Vaccaro, anggota klub dan eksekutif dari Federasi Sepak Bola Italia.
Klub ini memainkan musim yang paling awal di stadion Motovelodromo Appio, sebelum akhirnya menetap di Campo Testaccio pada November 1929. Sebuah awal musim yang baik dimana Roma berhasil menempati posisi 'runner up' di bawah Juventus pada musim 1930-1931. Kapten Attilio Ferraris bersama dengan Guido Masetti, Fulvio Bernardini dan Rodolfo Volk adalah pemain yang sangat penting selama periode ini.
Hingga kini satu-satunya kejuaraan antar klub Eropa yang pernah dijuarai oleh AS Roma adalah Piala Inter-Cities Fairs pada periode 1960-1961 yang merupakan cikal bakal dari kejuaraan UEFA Europa League. Ironisnya kompetisi Piala Inter-Cities Fairs ketika itu ternyata tidaklah di selenggarakan oleh UEFA sehingga sebagai konsekuensinya UEFA tidak menganggap catatan juara klub-klub di Piala Inter-Cities Fairs termasuk AS Roma untuk menjadi bagian dari catatan Eropa mereka.
Kemenangan Gelar Pertama dan Penurunan
Setelah kemerosotan performa dalam pertandingan liga dan banyaknya pemain kunci yang hengkang, Roma pada akhirnya membangun kembali skuat mereka dengan menambahkan Top Scorer Argentina, Enrique Guaita. Di bawah asuhan Pelatih Luigi Barbesino, AS Roma berhasil meraih gelar pertama mereka di musim 1935 - 36 ; menyelesaikan sisa musim hanya selisih satu poin di bawah juara pertama, Bologna.
Roma kembali ke penampilan terbaiknya setelah tampil tidak konsisten di musim akhir 1930-an; Roma mencatat kemenangan dan meraih Scudetto dengan mengejutkan di musim 1941-42. Delapan belas gol yang dicetak oleh pemain lokal Amedeo Amadei adalah hal yang penting bagi Pelatih Alfred Schaffer saat itu. Pada saat itu, Italia terlibat dalam Perang Dunia II dan AS Roma sedang bermain di stadion Partito Nazionale del Fascista.
Pada tahun-tahun setelah perang, Roma tidak mampu merebut kembali title Scudetto. AS Roma menyelesaikan musim di papan bawah Serie A selama lima musim berturut-turut. Sehingga pada akhirnya harus jatuh ke jurang degradasi Serie B pada akhir musim 1950-51 musim; sekitar satu dekade setelah kemenangan Scudetto mereka. Berkat kesigapan dan antusiasme dari Pelatih Giuseppe Viani, promosi ke Serie A langsung kembali tercapai.
Setelah kembali ke Serie A, Roma berhasil untuk menstabilkan diri mereka sebagai sebuah klub papan atas lagi dengan pemain seperti Egisto Pandolfini, Dino Da Costa dan Dane Helge Bronee. Meskipun Roma tidak dapat masuk ke empat besar selama dekade berikut, tetapi mereka berhasil meraih beberapa trofi. Trofi kehormatan pertama mereka di luar Italia tercatat pada 1960-61 ketika Roma memenangkan Piala Inter-Cities Fairs dengan mengalahkan Birmingham City 4–2 pada pertandingan final. Beberapa tahun kemudian Roma pertama kali memenangkan Coppa Italia pada musim 1963-64, dengan mengalahkan Torino 1–0.
Titik terendah mereka datang selama musim 1964-65 ketika manajer Juan Carlos Lorenzo mengumumkan bahwa klub tidak bisa membayar pemain dan kemungkinan tidak akan mampu membayar untuk perjalanan ke Vicenza untuk memenuhi pertandingan berikutnya. Para pendukung fanatik klub terus berjuang demi klub kesayangannya, AS Roma, dengan cara pengumpulan dana di Teater Sistina dan kebangkrutan itu dihindari dengan terpilihnya presiden baru klub Franco Evangelisti.
Gelar kedua mereka yaitu Coppa Italia dimenangkan di musim 1968-69. Giacomo Losi menjadi sejarah dan mencatatkan rekor penampilan terbanyak di AS Roma selama tahun 1969 dengan 450 penampilan di semua kompetisi, rekor tersebut dipegangnya selama 38 tahun.
Periode Kemenangan di Berbagai Kompetisi
Roma mampu menambah satu piala lagi untuk koleksi mereka pada tahun 1972, dengan kemenangan 3-1 atas Blackpool di Piala Anglo-Italia. Tempat terbaik AS Roma mampu mencapai selama dekade ketiga di 1974-75. Pemain terbaik selama periode ini termasuk gelandang Giancarlo De Sisti dan Francesco Rocca.
Era baru kesuksesan dalam sejarah sepak bola AS Roma ditambah dengan kemenangan Coppa Italia, mereka mengalahkan Torino dalam drama adu penalti untuk memenangkan Piala pada musim 1979-80. AS Roma telah berhasil mencapai posisi atas dalam klasemen di Serie A yang mereka belum tersentuh sejak 1940-an. Mantan pemain AC Milan Nils Liedholm adalah pelatih pada saat itu, dengan pemain seperti Bruno Conti, Agostino Di Bartolomei, Roberto Pruzzo dan Falcao.
Scudetto kedua diraih AS Roma pada musim 1982-83. AS Roma memenangkan gelar untuk pertama kalinya dalam 41 tahun. Pada musim berikutnya Roma finis sebagai runner-up Serie A dan mengumpulkan gelar Coppa Italia, mereka juga berhasil sebagai runner-up di Piala Eropa akhir 1984. Final Piala Eropa dengan Liverpool berakhir imbang 1-1 dengan gol dari Pruzzo, tetapi Roma akhirnya kalah dalam babak adu penalti. Kesuksesan Roma kembali terjadi pada tahun 1980 dimana berhasil mencapai posisi runner-up Serie A di musim 1985-86 dan kembali menjuarai Coppa Italia mengalahkan Sampdoria 3-2.
Tahun 1990-an merupakan awal munculnya striker Francesco Totti yang menjadi punggawa penting dari tim sebagai kapten dan ikon klub.
Periode Millenium dan Kebangkitan
Roma kembali bergairah dalam tahun 2000-an, dekade ini dimulai dengan perombakan besar dengan memenangkan Scudetto ketiga mereka pada musim 2000-01, saat itu scudetto dimenangkan pada hari terakhir musim dengan mengalahkan Parma 3-1 dan mengungguli Juventus dengan selisih dua poin. Kapten Roma, Francesco Totti merupakan pemain yang berjasa besar untuk mengantarkan kemenangan dan ia akan menjadi salah satu pahlawan utama dalam sejarah AS Roma. Pemain penting lain yang turut mengantarkan AS Roma meraih Scudetto ketiga termasuk Aldair, Cafu, Gabriel Batistuta dan Vincenzo Montella.
Klub berusaha untuk mempertahankan gelar di musim berikutnya tetapi berakhir sebagai runner-up di bawah Juventus dengan selisih hanya satu poin. Roma kembali dikapitalisasi beberapa waktu di musim 2003-04. Pada November 2003 sebesar € 37,5 juta disuntikkan oleh "Roma 2000" untuk menutup kerugian setengah tahun dari tahun sebelumnya. Dan sekali lagi pada 30 Juni sebesar € 44.570.000 dikucurkan untuk menyehatkan kondisi keuangan Klub. Melalui pasar saham, lebih jauh € 19,850 juta saham baru yang diterbitkan, dan pada akhir tahun, modal saham adalah € 19.878.000, dan tidak berubah pada 2011. Musim berikutnya kepergian Walter Samuel seharga € 25 juta dan Emerson senilai €, 28 juta yang berdampak pada penurunan kekuatan skuat, sehingga Giallorossi menyelesaikan musim 2011 di tempat kedelapan, salah satu yang terburuk musim dalam beberapa musim terakhir.
Sebuah skandal Serie A terungkap selama 2006 dan Roma adalah salah satu tim yang tidak terlibat, setelah hukuman ditetapkan kepada Klub-klub yang terlibat skandal, Roma mendapat berkah atas dihukumnya Klub yang terlibat Skandal dan kembali diklasifikasikan sebagai runner-up pada 2005-06 ; musim yang sama di mana mereka menyelesaikan Ajang di Coppa Italia sebagai Runner-up karena kalah dari Internazionale. Dalam dua musim berikutnya, Roma menduduki posisi runner-up Serie A, yang berarti bahwa pada tahun 2000-an berhasil mencapai posisi dua teratas lebih dari satu dekade dalam sejarah mereka. Sementara itu di Liga Champions, mereka mencapai perempat final untuk menghadapi Manchester United. Pada partai pertama di kandang mereka mampu mengalahkan Manchester United dengan skor 2-1 walau harus tunduk dengan skor 7-1 di Manchester.
Setelah awal yang mengecewakan pada musim 2009-10, Claudio Ranieri menggantikan Luciano Spalletti sebagai pelatih. Pada saat itu, Roma terpuruk di papan bawah Serie A setelah kalah dari Juventus dan Genoa. Meskipun kemunduran ini, Roma kemudian memulai musim dengan rekor tak terkalahkan yang luar biasa dari 24 pertandingan di Serie A - yang terakhir menang dari 2-1 atas rival se-kotanya Lazio.
Akhir Era Sensi
Pada musim panas tahun 2010, keluarga Sensi setuju untuk melepaskan kontrol mereka terhadap AS Roma. Ini turut mengakhiri masa pemerintahan presiden dari keluarga Sensi yang telah memimpin klub sejak 1993. Sampai pemilik baru diangkat, Rosella Sensi akan melanjutkan peran sebagai Presiden klub. Musim 2010-11 Roma mulai dengan kemenangan pada tingkat domestik dan level Eropa. Ini termasuk mengalahkan tim seperti Cagliari, Brescia dan kekalahan 2-0 melawan Bayern Munich di tahap grup Liga Champions. Juga disertai dengan kemenangan melawan Inter Milan dan kemenangan sensasional melawan Bayern Munich pada laga away, yang membawa Roma menang dengan agregat 3-2. Setelah serangkaian hasil buruk tanpa kemenangan dari lima pertandingan berturut-turut, Claudio Ranieri mengundurkan diri sebagai pelatih kepala pada bulan Februari 2011, dan mantan striker Vincenzo Montella diangkat sebagai Pelatih sementara sampai akhir musim.
Pada tanggal 16 April 2011, kontrak pengambilalihan ditandatangani. Perusahaan induk baru, adalah NEEP Roma Holding SpA, sebuah perusahaan patungan dari DiBenedetto AS Roma LLC dan UniCredit SpA, dalam rasio 60-40. NEEP sendiri memiliki € 120.000 modal saham. NEEP akan membeli saham 67,1% (atau 88.918.686 lembar saham) dari AS Roma SpA (klub itu sendiri, senilai € 60,3 juta), kepemilikan seluruh Real ASR Estat Srl dan Brand Management S.r.l. dari Sensi 2000 Roma Srl (sebuah anak perusahaan dari Italpetroli) dengan total € 70.300.000.
Pengambilalihan ini dipimpin oleh Thomas R. DiBenedetto , melalui DiBenedetto AS Roma LLC (bersama dengan James Pallotta, Michael Ruane dan Richard D'Amore, akuntansi untuk modal 25% masing-masing). Tanggal transaksi dijadwalkan pada tanggal 31 Juli 2011, namun ditunda hingga 18 Agustus.
Kepemilikan baru segera mulai berlaku dengan membuat perubahan signifikan dalam klub, mempekerjakan Walter Sabatini sebagai direktur sepak bola dan mantan pemain internasional Spanyol dan FC Barcelona B pelatih Luis Enrique sebagai Pelatih; Gelandang menyerang Erik Lamela dari River Plate, Striker Bojan Krkic dari Barcelona , Kiper Maarten Stekelenburg dari Ajax Amsterdam dan Bek Gabriel Heinze.
Dalam kepemilikan NEEP Roma Holding SpA juga mulai pengambilalihan total, yang mana perusahaan akan membeli saham dari pemegang saham minoritas dan pasar umum (43.604.610 saham atau 32,903%), untuk € 0,6781 per saham, harga yang sama NEEP yang membeli saham dari Sensi. NEEP juga menyatakan bahwa de-listing perusahaan bukan suatu keharusan seperti yang diaktifkan oleh hukum.
Warna, Lambang dan Nama Panggilan
Warna dalam logo AS Roma adalah warna merah marun dengan trim kuning keemasan mewakili warna khas dari Kota Abadi (Roma), dalam pakaian resmi Pemerintah Roma juga memiliki warna yang sama. Emas melambangkan Tuhan dalam Katolik Roma, sementara merah marun mewakili martabat kekaisaran.
Logo itu sendiri pada awalnya dikenakan oleh Roman Football Club , salah satu dari tiga klub yang bergabung untuk membentuk inkarnasi pada tahun 1927. Karena warna yang mereka kenakan, Roma sering dijuluki i Giallorossi yang berarti merah-kuning.
Mungkin karena pasar marketing modern, beberapa tahun terakhir trim kuning keemasan diganti dengan oranye dipadukan dengan merah marun.
Sebuah julukan populer lainnya adalah I Lupi (serigala), Serigala selalu tampil di lencana AS Roma dalam bentuk yang berbeda sepanjang sejarah mereka. Saat ini lambang tim adalah salah satu yang digunakan ketika klub pertama kali didirikan. Ini menggambarkan serigala betina dengan dua bayi kembar, Romulus dan Remus, yang menggambarkan mitos berdirinya Kota Roma.
Pemasok Kostum dan Sponsor
Periode | Pemasok kostum | Sponsor kaus |
---|---|---|
1970–71 | Lacoste | Tidak ada |
1972–76 | Tidak ada | |
1977–79 | Adidas | |
1979–80 | Pouchain | |
1980–81 | Playground | |
1981–82 | Barilla (pasta) | |
1982–83 | Patrick | |
1983–86 | Kappa | |
1986–91 | NR | |
1991–94 | Adidas | |
1994–95 | Asics | Nuova Tirrena (asuransi) |
1995–97 | INA Assitalia (asuransi) | |
1997–00 | Diadora | |
2000–02 | Kappa | |
2002–03 | Mazda (mobil) | |
2003–05 | Diadora | |
2005–06 | Banca Italease (grup perbankan) | |
2006–07 | Tidak ada | |
2007–13 | Kappa | WIND (telekomunikasi) |
2013–14 | Tidak ada | Roma Cares (organisasi sosial)[3] |
2014–24 | Nike[4] | TBD |
Catatan: Seragam AS Roma musim 2013-14 tidak menggunakan merek apapun juga dikarenakan kontrak dengan Kappa dihentikan pada musim 2012-13 dan kontrak dengan Nike baru dimulai pada musim 2014-15, walau seragam tersebut sebenarnya diproduksi oleh Asics namun tanpa perjanjian untuk menampilkan merek Asics di seragam mereka.[5]
Pendukung dan Rivalitas
AS Roma adalah yang memiliki Fans terbanyak kelima selain Juventus , Internazionale , Milan dan Napoli dengan sekitar 7% dari penggemar sepak bola Italia mendukung AS Roma (menurut penelitian Institut Doxa-L'Espresso terhadap April 2006). Secara historis Bagian terbesar dari pendukung AS Roma di kota Roma datang dari penduduk kota bagian dalam, terutama Testaccio. Kelompok Fans pendukung AS Roma yang tertua adalah Commando Ultra Curva Sud biasa disingkat CUCS ; kelompok ini didirikan oleh penggabungan kelompok-kelompok kecil dan dianggap salah satu yang paling bersejarah dalam sejarah sepak bola Eropa. Namun , pada pertengahan 1990-an CUCS telah dirampas oleh kelompok yang bersaing dan akhirnya bubar. Sejak saat itu, Curva Sud dari Stadion Olimpico telah dikendalikan oleh kelompok sayap kanan seperti : AS Roma Ultras , BOYS , Giovinezza dan lainnya. Pada bulan September 2009 klub mengumumkan rencana untuk membangun baru stadion berkapasitas 55.000 di pinggiran barat Roma.
Lagu kebangsaan klub paling dikenal dan menjadi motto adalah Roma, Roma, Roma yang diciptakan oleh Antonello Venditti seorang kader Partai Komunis Italia, yang juga menyanyikan lagu Communisti al Sole. Makna lagu kurang lebih memiliki makna "Roma tidak untuk dipertanyakan, tetapi untuk dicintai" dan dinyanyikan setiap sebelum pertandingan, lagu Grazie Roma , dengan penyanyi yang sama, dimainkan pada akhir pertandingan kandang saat menang. Baru-baru ini reff utama dari The White Stripes lagu dari Seven Nation Army juga telah menjadi sangat populer dalam pertandingan.
Rivalitas
Dalam sepak bola Italia AS Roma adalah klub dengan banyak persaingan, pertama dan terpenting adalah persaingan mereka dengan rival se-kota mereka SS. Lazio. Derby antara keduanya disebut Derby della Capitale , itu adalah pertandingan satu tim se-kota (derby) yang paling panas dan emosional dalam sejarah persaingan sepak bola di dunia. Hasil telah melihat beberapa kasus kekerasan pada masa lalu termasuk kematian Fans Lazio, Vincenzo Paparelli di musim 1979-1980 sebagai akibat dari sebuah senjata api ditembakkan dari Tribun Curva Sud. Kebencian Roma juga terhadap fans Ultras Internazionale, Boys SAN yang tergabung dalam Curva Nord, yang pernah membuat spanduk "Di Roma hanya ada Lazio", kelompok supporter Internazionale juga pernah membakar jersey Roma ketika musim 2009-2010, saat persaingan Roma dibawah komando Ranieri berhasil merebut posisi puncak 3 minggu sebelum Internazionale kembali kepuncak dan juara, saat Roma dijegal Sampdoria 2-1.
Dengan Napoli , Roma juga bersaing di Derby del Sole persaingan yang berarti "Derby Matahari". Saat ini juga persaingan antar fans klub raksasa Serie A lainnya seperti Juventus (persaingan lahir terutama pada 1980-an), Milan dan Inter (meningkat dalam tahun-tahun terakhir) yang bersaing untuk dapat menduduki zona Liga Champions.
Skuat
Tim Utama
- Per February 2016..[6]
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Dipinjamkan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
Kepemilikkan bersama
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Staff Manajemen
Posisi | Staff |
---|---|
Pelatih Kepala | Luciano Spalletti |
Asisten Pelatih | Frederic Bompard |
Asisten Pelatih | Claude Fichaux |
Direktur Teknik | Aurelio Andreazzoli |
Pelatih Kiper | Guido Nanni |
Pelatih Kebugaran | Luigi Febbrari |
Pelatih Kebugaran | Vito Scala |
Manajer Tim | Salvatore Scaglia |
Sumber: asroma.it
Daftar Pelatih
|
|
|
Daftar Presiden
Roma memiliki banyak presiden selama sejarah mereka, beberapa di antaranya telah menjadi pemilik klub, yang lain telah presiden kehormatan. Franco Sensi adalah ketua sampai kematiannya pada tahun 2008, dengan putrinya Rosella Sensi di tempat sebagai presiden kehormatan. Berikut adalah daftar lengkap dari Roma presiden dari tahun 1927 sampai hari ini.[7]
|
|
Prestasi
Gelar Nasional
- Juara (3): 1941–42, 1982–83, 2000–01
- Juara (9): 1963–64, 1968–69, 1979–80, 1980–81, 1983–84, 1985–86, 1990–91, 2006–07, 2007–08
- Juara (1): 1951–52
Coppa C.O.N.I.
- Juara (1): 1928
Gelar Internasional
- Winners (1): 1960–61
- Runner up (1): 1983–84
- Runner up (1): 1991
- Winners (1): 1971–72
Gelar Lainnya
- Juara (1): 2013
Hall of Fame
Pada tanggal 7 Oktober 2012, Hall of Fame Roma diumumkan.[8] The Hall of Fame sebagai pemain melalui situs resmi klub dan khusus Hall of Fame panel.
|
Referensi
- ^ "Roma stadium to be inspired by English Model". soccernet.com. 29 September 2009.
- ^ "New Roma stadium planned for 2014". Goal.com. 21 September 2011. Diakses tanggal 19 February 2012.
- ^ http://www.asroma.it/en/news/unicacomete_eng/
- ^ "AS ROMA AND NIKE ANNOUNCE NEW PARTNERSHIP". A.S. Roma Official Website. 13 March 2013. Diakses tanggal 14 March 2013.
- ^ http://romanews.eu/it,a114923/Stagione-2013-2014-Giovedi-Verra-Presentata-La-Nuova-Maglia,m40?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+UltimeNotizie-Romanewseu+(Ultime+notizie+-+RomaNews.eu)
- ^ "Players". A.S. Roma. 31 January 2014. Diakses tanggal 31 January 2014.
- ^ "I presidenti dell'A.S. Roma dall 1927 ad oggi". Viva la Roma. 8 June 2007.
- ^ http://www.asroma.it/it/notizie/notizie.html?id=6675
Pranala luar
Cari tahu mengenai AS Roma pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Gambar dan media dari Commons | |
Berita dari Wikinews | |
Kutipan dari Wikiquote |
- (Inggris) Situs web resmi