Tari Jepen

salah satu tarian di Indonesia
Revisi sejak 9 Januari 2017 04.31 oleh Pekerti (bicara | kontrib)

Tari Jepen merupakan kesenian khas Kalimantan Timur yang dikembangkan oleh suku Kutai dan suku Banjar yang mendiami kawasan pesisir Sungai Mahakam, dengan ragam gerak dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam[1]

Ragam

Tari Jepen memiliki kemiripan dengan kesenian tari dari daerah lain di Nusantara, seperti Tari Zapin di Sumatera, tari Dana, tari Bedana atau tari Zevin yang semuanya berasal dari masyarakat suku Melayu yang tinggal tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lain di Nusantara. Tari Jepen ini, yang biasanya diiringi oleh musik tradisi yang disebut Tingkilan, memiliki ciri khas ragam gerak yang tidak dimiliki oleh tari sejenis di daerah lain.[2] Ragam gerak dalam tari Jepen dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografis daerah Kutai.[2]

Musik

Dari segi musik, pengaruh alat Musik kontemporer tidak bisa dihindari.[3] Meski demikian, bukan berarti menghilangkan secara penuh musik tradisional Kutai.[3] Kelompok-kelompok tari kreasi jepen yang banyak bermunculan di berbagai daerah di Kabupaten Kutai Kertanegara masih menggunakan musik tradisional yang disebut dengan musik tingkilan sebagai musik yang mengiringi pementasan tari jepen.[3] Tingkilan adalah seni musik khas suku Kutai.[4] kesenian ini memiliki kesamaan dengan kesenian rumpun Melayu.[4] Alat musik yang digunakan adalah Gambus, ketipung, kendang, dan biola.[4] Musik Tingkilan disertai pula dengan nyanyian yang disebut betingkilan.[4] Betingkilan sendiri berarti bertingkah-tingkahan atau bersahut-sahutan. Dahulu sering dibawakan oleh dua orang penyanyi pria dan wanita sambil bersahut-sahutan dengan isi lagu berupa syair-syair berupa pantun saling berbalas yang berisi petuah-petuah moral menurut adat ketimuran.[4]

Jenis Jepen

Tari Jepen Eroh

Berkas:Tari Massal Jepen Eroh.jpg
Tari Massal Jepen Eroh

Tari Jepen Eroh merupakan tari garapan tari jepen yang tidak meninggalkan gerak ragam aslinya, yang disebut ragam penghormatan, ragam gelombang, ragam samba setangan, ragam samba penuh, ragam gengsot, ragam anak, dan lain-lain.[5] Eroh dalam bahasa Kutai berarti ramai, riuh dan gembira.[5] Penataan Tari Jepen Eroh ini penuh dengan gerak-gerak yang dinamis dan penuh unsur kebahagiaan.[5]

Tari Jepen Genjoh

Tari Jepen Genjoh Mahakam merupakan salah satu tari kreasi dari tari jepen.[3] Sebagian besar gerak dalam tari ini bersumber dari tari jepen, misalnya gerak gelombangsamba setengahsamba penuh, ayun anak, jalan kenyaksaluang mudik, dan gerak taktim.[3] Secara umum, dapat dikatakan bahwa tari jepen genjoh mahakam merupakan tari yang dinamis, atraktif, dan energik, tetapi tetap bersahaja dan merepresentasikan kebudayaan Melayu.[3]

Fungsi

Tari Jepen tempo dulu berfungsi sebagai hiburan dalam rangka penobatan raja-raja dari Kesultanan Kutai Kartanegara di Tenggarong dan sebagai tari pergaulan muda dan mudi, misalnya untuk memadu janji, berkasih-kasihan, dan sebagainya. Kemudian, sejak era 1970-an tarian seni rakyat ini umumnya dipergunakan dalam acara penyambutan tamu-tamu daerah, upacara perkawinan, dan untuk mengisi acara dalam hari besar lainnya, semisal HUT Provinsi Kalimantan Timur, HUT Kota Tenggarong, dan HUT Kota Samarinda.[1]

Referensi

  1. ^ a b Proyek Pusat Pengembangan Kebudayaan Kalimantan Timur, Kumpulan Naskah Kesenian Tradisional Kalimantan Timur (Samarinda: Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah, 1977), hlm. 218-219. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "kutai kartanegara" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  2. ^ a b yayasan total Indonesia diakses 15 Maret 2015
  3. ^ a b c d e f Indonesia Kaya diakses 15 Maret 2015
  4. ^ a b c d e Pariwisata Kukar diakses 15 Maret 2015
  5. ^ a b c Pemkab Kutai Kartanegara diakses 15 Maret 2015