Jero Wacik

politisi Indonesia
Revisi sejak 20 Desember 2017 03.51 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Tokoh Partai Demokrat (Indonesia) menjadi Politikus Partai Demokrat)

Jero Wacik (lahir 24 April 1949) adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata sejak 21 Oktober 2004.[1] Setelah menjadi anggota DPR selama kurang dari 1 bulan, ia kembali dipercaya menjabat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Jero juga pernah menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat.[2]

Jero Wacik
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 14
Masa jabatan
19 Oktober 2011 – 11 September 2014
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia 12
Masa jabatan
21 Oktober 2004 – 1 Oktober 2009
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Sebelum
Pendahulu
I Gede Ardika
Pengganti
Mohammad Nuh
(ad-interim)
Masa jabatan
22 Oktober 2009 – 18 Oktober 2011
Sebelum
Pendahulu
Mohammad Nuh
(ad-interim)
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir24 April 1949 (umur 75)
Indonesia Singaraja, Bali, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Suami/istriTriesnawati Jero Wacik
AlmamaterInstitut Teknologi Bandung
Universitas Indonesia
PekerjaanPolitikus, pengusaha, dosen
Tanda tangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pendidikan dan karier

Ia lulus sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung tahun 1974 dan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1983.[2] Saat berkuliah di ITB, ia sudah bekerja di beberapa perusahaan tekstil di Bandung sebagai peneliti, sekaligus sebagai asisten jurusan di Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1973, Jero Wacik lulus dengan predikat Mahasiswa Teladan ITB 1973.[2] Selulusnya kuliah, Jero langsung bekerja di PT United Tractors sebagai Asistant Services Manager dan meniti karier hingga mencapai posisi Government Sales Manager (1990).[2] Pada tahun 1992, ia keluar dan membangun usahanya sendiri.[2]

Jero Wacik memiliki tiga usaha, dua di antaranya bergerak di bidang kepariwisataan, yaitu biro pariwisata PT Griya Batu Bersinar dan PT Pesona Boga Suara yang berkantor di Jakarta dan Bali.[2] Satu lainnya adalah PT Putri Ayu yang bergerak di bidang interior dan desain tekstil.[2] Jero Wacik juga mengajar sebagai dosen mata kuliah pemasaran dan kewirausahaan di Fakultas Ekonomi UI serta menulis beberapa buku, antara lain "Cara Mudah Menjadi Wirausaha" yang diterbitkan Lembaga Penerbit UI (LP UI) pada tahun 2008, "Fisika untuk SMA" yang diterbitkan Ganesha Exact Bandung (1979), dan "Matematika untuk SMA", juga oleh penerbit yang sama.

Pada tanggal 18 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Jero Wacik dipindah tugaskan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia menggantikan Darwin Zahedy Saleh.[1]

Kasus korupsi Kementrian ESDM

Pada hari Rabu, 3 September 2014, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Jero Wacik yang sedang menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai tersangka.[3] Jero diduga melakukan tindak pidana korupsi terkait dengan pengadaan proyek dan Dana Operasional Menteri (DOM) di Kementerian ESDM pada tahun 2011-2013.[3] Surat perintah penyidikan Jero Wacik dikeluarkan pada tanggal 2 September 2014.[3]

Penetapan status tersangka ini merupakan hasil pengembangan proses penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan di Sekretarian Jendral ESDM yang menjerat mantan Sekretaris Jenderal ESDM Waryono Karno.[3] Sebelum penetapan, Ketua KPK Abraham Samad pernah menyebutkan bahwa KPK menemukan adanya indikasi penyalahgunaan wewenang dan pemerasan di Kementerian ESDM.[3][4] KPK juga telah melakukan ekspose atau gelar perkara terkait dugaan keterlibatan Jero, dan meminta keterangan dari berbagai pihak, termasuk Wayono, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, serta istri Jero Wacik, Triesnawati Jero Wacik.[3]

Indikasi penyelewengan muncul setelah KPK menemukan adanya perintah Jero kepada Waryono Karno saat Waryono masih menjabat sekretaris jenderal untuk "memainkan" anggaran di Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.[3] Jero sendiri membantah dan menyatakan bahwa anggaran DOM sudah ditetapkan dalam APBN melalui surat keputusan Menteri Keuangan.[3] Ia juga mengaku baru menjabat menteri ESDM pada Oktober 2011 sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam kementrian ESDM pada 2010 hingga Oktober 2011.[3]

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengungkapkan bahwa sejak menjabat sebagai Menteri ESDM pada 2011, Jero mengeluhkan kecilnya anggaran Dana Operasional Menteri.[5] Jero diduga berusaha meningkatkan anggaran ini dengan setidaknya tiga modus, yang pertama adalah mengambil dana sisa kegiatan di lingkungan ESDM, kedua mengumpulkan dana dari rekanan-rekanan atas program-program tertentu, dan ketiga dengan mengadakan rapat-rapat fiktif.[5] Total kerugian negara akibat korupsi ini ditaksir mencapai 9,9 milyar.[5]

Referensi

Daftar pustaka

  • "KPK Tetapkan Jero Wacik Tersangka". Rastika, Icha (dalam bahasa Indonesia). Kompas.com. 3 September 2014. Diakses tanggal 3 September 2014. 

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Darwin Zahedy Saleh
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia
2011–2014
Diteruskan oleh:
Chairul Tanjung
(ad-interim)
Didahului oleh:
Mohammad Nuh
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia
2009–2011
Diteruskan oleh:
Mari Elka Pangestu
Didahului oleh:
I Gede Ardika
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia
2004–2009
Diteruskan oleh:
Mohammad Nuh
(ad-interim)