Soemarno Sosroatmodjo
Dr. Soemarno Sosroatmodjo (24 April 1911 – 9 Januari 1991) adalah tentara, dokter dan politisi berkebangsaan Indonesia. Dua adalah salah satu mantan Gubernur DKI Jakarta yang pernah menjabat dalam dua periode yaitu periode 1960–1964 dan periode 1965–1966.[1] Selain berasal dari militer ia juga adalah seorang dokter. Pada masa kepemimpinannya beberapa masalah menghadang, terutama berkaitan dengan isu Papua Barat dan demonstrasi Ganyang Malaysia.[2]
Soemarno Sosroatmodjo | |
---|---|
Berkas:Dr Sumarno DKI.jpg | |
Gubernur DKI Jakarta 6 & ke-8 | |
Masa jabatan 15 Juli 1965 – 28 April 1966 | |
Presiden | Soekarno |
Masa jabatan 29 Januari 1960 – 26 Agustus 1964 | |
Presiden | Soekarno |
Menteri Dalam Negeri Indonesia 15 | |
Masa jabatan 27 Agustus 1964 – 28 Maret 1966 | |
Presiden | Soekarno |
Informasi pribadi | |
Lahir | Soemarno Sosroatmodjo 24 April 1911 Rambipuji, Jember, Jawa Timur, Hindia Belanda |
Meninggal | 9 Januari 1991 Jakarta, Indonesia | (umur 79)
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Universitas Padjadjaran Vanderbilt University |
Sunting kotak info • L • B |
Karier
Gubernur Jakarta
Pada masa kepemimpinannya, selain dibangun Monas, Patung Selamat Datang, dan Patung Pahlawan di Menteng, juga dibangun rumah minimum. Konsep rumah minimum ini adalah rumah dengan luas 90 meter persegi, dibangun di atas tanah 100 meter persegi, terdiri dari dua lantai, lokasinya dekat dengan tempat kerja. Proyek pertama rumah minimum dibangun di Jalan Raden Saleh, Karang Anyar, Tanjung Priok, dan Bandengan Selatan.
Setelah selesai masa baktinya, Soemarno menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dan jabatan Gubernur Jakarta dilanjutkan oleh Henk Ngantung atas perintah Presiden Soekarno, karena kesehatan Henk Ngantung yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan jabatannya.
Karier di Bidang Kesehatan
Sebelum zaman Kemerdekaan, ia pernah menjadi direktur Rumah Sakit Hanggulan Sinta yang berlokasi di kampung Barimba, kecamatan Kapuas Hilir, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah pada tahun 1939. Rumah Sakit tersebut pernah pindah ke Jl. Kapten Pierre Tendean, sebelum akhirnya pindah ke Jl. Tambun Bungai No. 16 dengan nama RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo.
Kematian
Soemarno tutup usia di kediamannya, Jalan Pasir Putih IV/5, Ancol, Jakarta Utara pada tanggal 9 Januari 1991 pada usia 79 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri, tujuh anak, 22 cucu, dan 3 cicit. Sallah satu anaknya adalah Sidharta Manghoeroedin, yaitu ayah dari Bimo Setiawan Al Machzumi atau yang lebih dikenal dengan Bimbim SLANK. Dia dimakamkan di TPU Karet, Jakarta Pusat. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama Rumah Sakit di kawasan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Hal ini karena Soemarno sempat memimpin rumah tersebut pada era prakemerdekaan.[1]
Referensi
- ^ a b Chrisfanni, Stella (17 April 2012). "Soemarno Sosroatmodjo, Gubernur yang Merangkap Mendagri". Okezone News. Diakses tanggal 31 Januari 2016.
- ^ Refleksi pers kepala daerah Jakarta, 1945–2012. Badan Kerjasama Kesenian Indonesia. 2012. ISBN 9786027838031.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Sudiro |
Gubernur DKI Jakarta 1960–1964 |
Diteruskan oleh: Henk Ngantung |
Didahului oleh: Henk Ngantung |
Gubernur DKI Jakarta 1965–1966 |
Diteruskan oleh: Ali Sadikin |
Didahului oleh: Ipik Gandamana |
Menteri Dalam Negeri Indonesia 1964–1966 |
Diteruskan oleh: Basuki Rachmat |