Jipang, Cepu, Blora

desa di Kecamatan Cepu, Blora
Revisi sejak 17 September 2016 01.03 oleh Arya Belanga (bicara | kontrib)


Jipang adalah desa di kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah, Indonesia. Desa yang terletak di tepi Bengawan Solo ini juga mengandalkan ekonominya pada pertanian, berternak dan pertambangan. Mayoritas atau 97% dari penduduk desa ini memeluk agama Islam, 3% lainnya Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani, PNS, peternak, usahawan dan perantau.

Jipang
Peta lokasi Desa Jipang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBlora
KecamatanCepu
Kode pos
58315
Kode Kemendagri33.16.05.2005 Edit nilai pada Wikidata
LuasKurang lebih:180 ha.
Jumlah pendudukKurang lebih:2000 jiwa.
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 7°11′56″S 111°33′47″E / 7.19889°S 111.56306°E / -7.19889; 111.56306

Geografis

Desa Jipang terletak +-7km sebelah selatan dari kota kecamatan Cepu, desa ini mempunyai tiga pedukuhan yaitu dukuh Judan, dukuh perum purnawirawan TNI Auri dan dukuh Jipang. Desa Jipang berbatasan dengan desa Ngloram dan Kapuan di sebelah barat, di sebelah Selatan dan Timur berbatasan dengan desa Payaman kecamatan Ngraho dan desa Tebon kecamatan Padangan kabupaten Bojonegoro batas perbatasan ini adalah sungai bengawan Solo, sementara di sebelah utara berbatasan dengan desa Getas.

Sejarah Desa

Desa ini adalah Kotaraja dari Kerajaan DJipang pada pertengahan abad XV yang selanjutnya menjadi kerajaan vazal (bawahan) Kerajaaan Demak. Salah satu Rajanya yang terkenal adalah Arya Penangsang atau Arya Jipang. Ketika Arya Penangsang menjadi Penguasa Kerajaan Demak sebagai Sultan Demak V, olehnya Pusat Pemerintahan Kerajaan Demak yang saat itu berada di Prawoto dipindahkan ke Jipang, maka era itu di kenal dengan sebutan Demak Jipang. Di desa ini masih terdapat beberapa sisa-sisa peninggalan Kerajaan ini dan belum pernah diteliti secara tuntas, seperti makam tua (dan dikeramatkan) Gedong Ageng dan Santri Sembilan Walisongo. Daerah kekuasaan Kerajaan DJipang meliputi: Bojonegoro, Pati, Lasem]],Blora, dan Jipang sendiri. Akan tetapi setelah Jaka Tingkir (Hadiwijaya) merebut takhta Demak dari tangan Arya Penangsang yang membuat hilangnya Kedaulatan Kesultanan Demak dengan berdirinya Kerajaan Pajang. Tempat-tempat ini ramai didatangi peziarah yang berkeinginan mengubah nasib, khususnya hari Kamis.

Menyisir Jejak Aryo Penangsang

Nggawan Sore (Bengawan Sore) : Tempat ini sangat bersejarah dimana dulu Raja Jipang Arya Penangsang yang saat itu sebagai Penguasa terakhir Kesultanan Demak atau Sultan Demak V bertempur melawan pasukan pemberontak utusan adipati Pajang Hadi Wijoyo. Saat ini Bengawan sore sudah di jadikan areal persawahan oleh penduduk sekitar, masih banyak batu bata bekas reruntuhan bangunan masa lampau di daerah ini ada beberapa versi batu bata yg sudah di teliti oleh team dari Universitas Indonesia ini adalah peninggalan dari kerajaan Wura Wuri. di sebelah Nggawan sore ada daerah namanya Maling Gentiri tapi sayang saya tidak mempunyai cerita sejarahnya.

Sigit : Adalah tanah lapang yg lumayan cukup luas di tengah – tengah persawahan desa Jipang, konon ceritanya dulu tempat ini adalah bekas bagunan masjid pada masa Kerajaan Jipang (Kadipaten), tapi cerita ini tidak begitu valid karena sumbernya hanya cerita dari mulut – kemulut dari orang tua ke anaknya. Banyak warga desa Jipang mengkeramatkan tempat ini, Wallahu alam.

Gedong Ageng Adalah sebuah makam umum di Jipang di sinilah para petinggi Kerajaan DJipang di makamkan, di tempat ini terdapat petilasan Siti Hinggil, petilasan semayam keputren dan makam kerabat Kerajaan DJipang antara lain makam R Bagus Sumantri, R Bagus Sosro Kusumo, RA Sekar Winangkrong dan Tumenggung Ronggo Atmojo.

Makam Santri Songo Warga Jipang biasa menyebutnya “kramat songo” di sebut demikian karena di situ ada sembilan makam santri dari kerajaan Pajang yang di bunuh oleh prajurit Jipang karena di curigai sebagai telik sandi atau mata – mata Raja Pajang Hadi Wijaya. Di tempat ini warga Jipang setiap tahun ada agenda sedekah bumi dengan mementaskan wayang kurcil, yaitu kesenian wayang khas Kerajaan DJipang pada masa ke emasannya.

Kedung nDrojo Adalah pertemuan antara muara sungai Tinggang desa Payaman dengan Bengawan solo di Jipang, karena arusnya cukup deras dan berputar membuat lingkaran sehingga menyebabkan dasar kedung nDrojo ini menjadi dalam dan karena kondisi ini maka sukai berbagai macam ikan membuat sarang di sini. Sehingga terkenal daerah ini banyak ikannya. Tapi karena arusnya yg melingkar dan kuat tadi banyak orang luar Jipang yang tidak mengenal medan ini menjadi korban tenggelam di daerah ini, maka sebaiknya anda harus di dampingi warga Jipang yang mengenal daerah ini bila ingin jalan – jalan daerah aliran bengawan solo ini.

Sungapan Adalah pertemuan antara muara kali Kecing dengan Bengawan solo yg terletak di RT.03 dukuh Judan desa Jipang. Alam yang sungguh sangat cantik & indah terutama saat matahari terbit. Dengan latar belakang dukuh Nogiri - desa Tebon kab. Bojonegoro. Di daerah ini kualitas pasirnya lumayan cukup bagus, sehingga banyak warga yang menambangnya, tapi sayang mengexplorasinya sangat besar – besaran dengan mesin penyedot sehingga menyebabkan kerusakan di lingkungan sekitarnya.

Grumbul Cemplon Adalah rerimbunan pohon yang terletak di pinggir kali (sungai kecil anak bengawan solo) kecing RT04 dukuh Judan, karena rimmbunnya pohon di sini sehingga banyak jenis burung yg suka membuat sangkar di sini dan di juga banyak banget ikannya. tapi kalau dari luar kelihatan sangat gelap dan angker, kata warga sekitar banyak juga bangsa lelembut yg bermarkas di sini.

Kedung Ceret Adalah sebuah kedung yang masuk wilayah RT 06 dukuh Judan Jipang, alam yg elok nan mempesona akan kita dapatkan di sini terlebih di saat terbit matahari pagi dengan latar dinding padasnya. Kedung adalah daerah sungai yang arusnya berputar dan dalam, di tempat ini juga menjadi sarang ikan, sehingga menjadi tempat favorit warga untuk mancing apalagi kalau pas “pladu” menjadi tempat favorit mencari ikan yang sudah limbung.

Kedung Gogor Terletak +-300m di belakang langgar Sabilil muttaqqien dukuh Judan Jipang kedung yang terlelak di perbatasan dengan desa Kapuan ini kalau pas musim kemarau terdapat banyak “belik” belik adalah sumber mata air yg jernih yang airnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari - hari. Di kedung Gogor ini banyak sarang ikan Dendeng sehingga menjadi tempat favorit para pencari ikan untuk “ngobati” di sini karena hasil yg di dapatkan pasti banyak.


Kerajaan DJipang Cepu, Kabupateb Blora Jawa tengah, Indonesia.