Mat Rempit

Revisi sejak 6 Oktober 2016 02.24 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Istilah Mat Rempit mulai diperkenalkan oleh jurnalis Wan Kamarulzaman (Wan K)[butuh rujukan] melalui edisi siasat yang merupakan istilah bagi pengendara sepeda motor yang terlibat dalam balapan ilegal, biasanya dengan menggunakan motor bebek atau skuter. Ia merupakan salah satu gejala sosial remaja di Malaysia sekarang. Namun istilah ini awalnya diperkenalkan oleh Kartunis Halim Hassan melalui Majalah Motor Malaysia yaitu Roda Roda yang diterbitkan pada 1998[butuh rujukan]. Karakter Mat Rempit adalah nama untuk karakter kartun desain yang benar-benar menunjuk dirinya sendiri. Dia masih aktif menggambar kartun hingga hari ini meskipun jarang dipublikasikan. Minah Rempit pula bisa jadi adalah pengendara wanita, atau seorang teman perempuan Mat Rempit. Meskipun kebanyakan Mat Rempit sering berlomba, ada pula yang hanya mengendarai secara berbahaya di jalan raya. Mat Rempit biasanya berkelompok dan akan berlomba di tengah-tengah kota pada malam akhir pekan. Mat Rempit pun dikaitkan dengan kegiatan berandalan, perampokan berkelompok [1][2], perkelahian, perusakan, pencurian dan intimidasi. Kebanyakan sepeda motor yang digunakan Mat Rempit tak memenuhi standar, atau sudah dimodifikasi dengan banyak. Bahkan, ada pula Mat Rempit yang tak memiliki lisensi sah, tak membayar pajak jalan dan membawa sepeda motor curian [3][4]. Kini, komplek perumahan pun turut diubah menjadi sirkuit balap oleh Mat Rempit [5]. Diperkirakan di Malaysia saja ada sekitar 200.000 Mat Rempit [6]. Istilah Mat Rempit ini turut digunakan di Brunei Darussalam, Singapura dan Indonesia untuk tujuan yang sama.

Salah satu gaya favorit Mat Rempit, Gaya Aerodinamis atau Superman bisa dilihat di jalanan di Malaysia.
Berkas:Rempit4.jpg
Polisi menghentikan ratusan pengendara sepeda motor di Link Kerinchi di Kuala Lumpur baru-baru ini dalam rangka untuk mencegah gejala Mat Rempit.
Berkas:Rempit2.jpg
Kelompok Mat Rempit menaklukkan jalan-jalan di Kuala Lumpur pada Jumat malam.
Berkas:846104-a1abb3ca-6c3c-11e4-ae84-798920b22a79.jpg
Kelompok Mat Rempit di Terengganu.
Berkas:846104-a1abb3ca-6c3c-798920b22a79.jpg
Mat Rempit menguasai jalan melalui dua mobil.
Berkas:846104-a1abb3ca-6c3c-11e4-a.jpg
Mat Rempit dengan seorang gadis bohsia melakukan aksi 'wheelie' mereka.

Mereka beraksi pada waktu senja, malam hari atau setelah orang tua pulang dari bekerja. Remaja ini mencuri kunci sepeda motor atau memberi alasan membeli barang di toko terdekat atau pergi ke pasar malam. Orangtua tidak sadar anaknya bisa pergi jauh sampai ke Kuala Lumpur.

Mereka beraksi di celah-celah mobil yang penuh sesak di Kuala Lumpur untuk mendapat perhatian publik. Di Kuala Lumpur, jalan yang populer adalah Jalan Raja Laut, Jalan Tuanku Abdul Rahman dan Jalan Bukit Bintang. Jalan tol Lekas di Semenyih yang belum siap sepenuhnya telah mengorbankan beberapa remaja belasan tahun.

Istilah Mat Rempit dan Minah Rempit lebih sering dipakai untuk pengendara berbangsa Melayu di Malaysia. Hal ini juga membangkitkan rasa kurang senang oleh masyarakat Islam karena "Mat" & "Minah" lebih dekat dengan nama junjungan besar Nabi Muhammad SAW dan ibunya Aminah yang kerap diberi nama timangan "Mat" dan "Minah" bagi anak-anak Melayu Islam yang diberi nama seperti junjungan besar ini. Kelompok ini menuntut supaya kata Mat dan Minah digugurkan, dan hanya menggunakan kata "Rempit".

Di tempat lain

Di luar Jepang, ada kebudayaan Bosozoku, sejenis kelompok sepeda motor di Jepang. Bosozoku berasal pada 1950-an setelah Perang Dunia Kedua. Pada waktu itu, industri kendaraan Jepang sedang berkembang pesat. Kelompok Bosozoku yang terawal dimuncul pada 1950an dipanggilkan Kaminari-zoku. Banyak anggota kelompok ini beradalah dari kelas sosial ekonomi yang lebih rendah, dan menggunakan kegiatan ilegal untuk mengekspresikan ketidakpuasan kepada masyarakat.

Pada 1980-an dan 90-an, Bōsōzoku atau Mat Rempit sering fokus pada kualitas tunggangan dan jumlah pengendara, di mana hingga 100 pengendara pada salah satu kelompok akan berlayar bersama di jalan raya. Pengendara sepeda motor akan menjalankan gerbang tol tanpa henti dan akan mengabaikan upaya polisi untuk menahan mereka. Sehari sebelum Tahun Baru ini merupakan waktu yang populer untuk kelompok pengendara. Pengendara Mat Rempit akan menghancurkan kendaraan dan memukul sopir atau orang yang berada di tempat kejadian yang dapat dengan cara atau menyatakan penolakan dengan tingkah laku mereka. Mat Rempit juga memukul orang asing (seperti wisatawan dari luar negeri) untuk menunjukkan keganasan mereka. Mat Rempit juga mulai bermunculan di Malaysia pada era yang sama.[butuh rujukan]

Hambatan

Blokade jalan oleh polisi lalu lintas adalah salah satu tantangan yang menyenangkan. Mereka akan berbalik melawan arus jika ada blokade polisi. Ada juga yang menabrak blokade jalan raya. Polisi lalu lintas yang bersenjata api dan kayu cota tidak dipedulikan. Orang tua dan masyarakat akan menyalahkan polisi jika bertindak kasar seperti menendang sepeda motor yang bergerak cepat. Ada juga kasus polisi yang melempar kayu pada pelek ban yang bergerak cepat untuk menghindari mereka melarikan diri. Kondisi ini memperburuk keadaan karena korban akan jatuh dengan parah karena motor akan terhenti dengan mendadak. Akhirnya pihak penguasa jera memberi kerjasama untuk membendung gejala sosial ini. Sekali lagi orang tua menyalahkan polisi ketika pejam mata saja.

Imbalan

Kebanyakan Mat Rempit masih lagi bersekolah dan tidak memiliki SIM. Ada juga yang telah bekerja baik di sektor publik dan swasta. Mereka saling berkompetisi dan ada kalanya mendapat 'hadiah' berbentuk uang dan gadis bohsia sebagai taruhan. Untuk menambah kecepatan sepeda motor, karburator, piston, rem, handle, ban dan lain-lain dimodifikasi. Diperkirakan 70% suku cadang tersebut ditemukan dari hasil motor curian karena harganya jauh lebih murah dibandingkan pasar.

Bersedia untuk mati katak

Mereka sanggup terluka parah bahkan berani mati katak ketika berlomba. Ketika berlomba, mereka akan memejamkan mata, lampu sepeda motor ditutup dan mengendarai sepeda motor melawan arus jalan raya. Pastinya mereka di bawah pengaruh narkoba sintetis seperti sabu dan ice. Ketika berlomba mereka terbayang 'ular' atau musuh 'alien' yang harus ditentang habis-habisan. Mereka ditugaskan untuk menjadi pahlawan membunuh musuh. Mereka tidak ada perlindungan diri seperti sepatu, celana tebal, pelindung lutut, helm maupun asuransi jiwa. Orang tua yang mengharapkan dan menyayangi mereka dilupakan begitu saja. Di Malaysia, Mat Rempit ini mayoritas terdiri dari remaja Melayu (Situasi berbeda di Singapura).

Tantangan

Jalan yang menantang adalah di tikungan berbahaya, jalan berlubang, berair, berlomba melawan arus, tanpa lampu depan dan menerima tantangan teman, musuh dan orang banyak.

Teknik mengendarai

Teknik mengendarai juga diperhatikan dan berubah dari waktu ke waktu. Semakin bahaya, semakin mendapat tepukan penonton dan mereka bangga menjadi juara. Teknik itu seperti mengangkat roda depan, berbaring, berdiri dan sebagainya.

Langkah solusi

Wakil Ketua Yayasan Pencegahan Kejahatan Malaysia (YPJM), Tan Sri Lee Lam Thye mengusulkan Undang-undang Transportasi Jalan diubah untuk mengurangi gejala "Mat Rempit" dan perlombaan sepeda motor ilegal. Pelajar berusia 15 sampai 19 tahun adalah mahasiswa yang kandas dalam pelajaran atau telah berhenti sekolah, harus ditahan di sekolah remaja, Sekolah Henry Gurney jika ditemukan bersalah untuk suatu periode ditentukan. Mereka harus dihukum membuat pekerjaan amal hingga 100 jam dan motor disita. [7]

Budaya mashyur

Mat Rempit menjadi fokus untuk beberapa film dan lagu, di antaranya adalah:

Film
Lagu
  • Kazar – Mimpi Berburu (dari Gila-Gila Remaja)
  • Spider – Salut (dari Bintang 12)
  • Namewee – Kawanku
  • Yazer dan Doul – Rempit
  • Ustaz Akhil Hayy Rawa – Relaku Rempit (parodi lagu Relaku Membujuk oleh Spider)
  • JJ dan Rudy (The Morning Crew) dari hitz.fm – Not So Furious (parodi dari lagu Teriyaki Boyz, Tokyo Drift)
  • Fairuz Hafeez – Cerita Mat Rempit / Mat Rempit Jatuh Tergolek

Referensi

Pranala luar