Djakarta Lloyd

perusahaan asal Indonesia

PT Djakarta Lloyd (Persero) merupakan BUMN yang bergerak dibidang pelayanan angkutan kargo kontainer dan curah berbasis transportasi kapal laut.

PT Djakarta Lloyd (Persero)
BUMN / Perseroan Terbatas
IndustriEkspedisi Muatan Kapal Laut
Didirikan18 Agustus 1950
PendiriDarwis Jamin
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Arham S Torik (Direktur Utama)[1]
JasaPelayanan angkutan kargo kontainer dan curah
PemilikPemerintah Indonesia
Anak usahaDharma Lautan Nusantara
Daya Laut Utama
Situs webdjakartalloyd.co.id

Sejarah

Didirikan di Tegal oleh veteran TNI AL pada setengah dekade setelah Indonesia merdeka, perusahaan ini awalnya diperkuat oleh 2 kapal uap, yaitu SS Jakarta Raya dan SS Djatinegara. Perusahaan ini diangkat menjadi PN pada tahun 1961 berdasarkan PP No. 108 tahun 1961 yang membahas tentang perubahan status usaha dari NV menjadi PN. Pada awal operasinya, Djakarta Lloyd menggunakan charteran kapal angkut kargo curah, yaitu SS Djakarta Raya dan SS Djatinegara dan kedua kapal tersebut akhirnya dibeli untuk mendukung kegiatan operasional Djakarta Lloyd. Seiring dengan perluasan jaringan sandar-labuh kapal, armada Djakarta Lloyd berkembang pesat hingga mencapai 22 kapal pada tahun 1970-an dan jangkauan sandar-labuh Djakarta Lloyd berkembang hingga menuju Eropa, Asia dan Australia.

Namun, keluarnya peraturan untuk memensiunkan kapal yang melebihi standar layak membuat DL harus melakukan scrapping (pembesituaan) untuk kapal-kapal yang tidak sesuai dengan standar yang diatur peraturan tersebut. Banyak pengamat kebijakan publik dan transportasi saat itu menilai bahwa ini akan menjadi titik kejatuhan bagi industri transportasi laut dan usaha logistik Indonesia, karena pada saat itu industri dibidang ini belum tertata dengan baik dan dengan alasan itu, pemerintah seharusnya memberikan insentif bagi kalangan usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut, karena dirinci secara bisnis dampak ke pengumpulan laba bisa berkurang drastis apabila kebijakan ini diteruskan dan hal itu terjadi. Berkurangnya armada Djakarta Lloyd diawal tahun 1980-an membuat Djakarta Lloyd harus memesan kapal-kapal baru, yaitu dengan memesan 5 kapal semi container dan 3 kapal full container yang dibuat di galangan di Jepang dan di Jerman. Meski pemesanan memberikan efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi, bagaimana pun juga jatuhlah Djakarta Lloyd. Memasuki tahun 1990an, ketidakmampuan persero untuk mengejar pertumbuhan arus lalu lintas kargo kontainer dan curah yang masuk Indonesia, serta dibukanya open sea policy membuat Djakarta Lloyd kewalahan untuk bersaing secara kompetitif. Tidak hanya itu saja, gagalnya program perusahaan untuk bertransformasi menghadapi persaingan yang ketat mengakibatkan perusahaan kehabisan tenaga untuk terus bersaing, karena minimnya kepercayaan yang ada diperusahaan yang akhirnya lambat laun membuat perusahaan tidak bisa bergerak untuk menghasilkan keuntungan akibat banyaknya kegiatan-kegiatan yang mubazir. Hal ini berlanjut hingga, Djakarta Lloyd hampir bangkrut akibat aset-asetnya ditahan oeh kreditur perusahaan diluar negeri dan tak sedikit dari mereka yang mengajukan gugatan ke pengadilan untuk dipailitkan.

Kini, masuknya Arham S Torik menjadi awal dari perubahan Djakarta Lloyd. Dirut yang dulu menjabat di Aetra ini langsung menggelar marathon antar BUMN untuk menggali kesempatan dan memanfaatkan potensi keuntungan dari sinergi BUMN. Didapatkannya Penyertaan Modal Negara sebesar Rp350 Miliar serta Nota kesepahaman dari berbagai BUMN besar yang sudah memiliki nilai keuntungan yang sangat tinggi, dari PLN, Pertamina dan Antam serta PT Bukit Asam hingga Semen Indonesia serta pencapaian laba perusahaan hingga mencapai Rp 18 Miliar menjadi energi positif bagi perusahaan untuk terus melakukan transformasi. Menindaklanjuti nota kesepahaman itu, Arham langsung memutuskan untuk mengubah orientasi kegiatan utama pengangkutan dari berbasis kargo kontainer menjadi kargo curah, mengingat banyaknya kargo di indoensia yang masih bersifat curah. Sekarang kunci terpenting dari Djakarta Lloyd adalah, bagaimana mewujudkan kepercayaan tersebut menjadi sebuah langkah nyata sesuai dengan yang telah disepakati diawal, yaitu dengan melakukan segalanya diwaktu yang tepat dengan melakukan hal yang tepat. Bahkan, Arham dalam waktu yang sama, menyatakan bahwa Djakarta Lloyd siap untuk melakukan penawaran saham perdana publik pada tahun 2020 dengan perkiraan, komposisi armada sebanyak 21 kapal dan laba sebesar Rp 72 Miliar.[2][3][4]

Keadaan saat ini

Sejak Februari 2011 Djakarta Lloyd tak lagi mendapat penghasilan karena armada kapal yang rusak dan sebagian disita pengadilan. November 2011 kondisi perusahaan dinyatakan sangat memprihatinkan. Manajemen mengatakan 5 kapal tipe Palwo Buwono dan 1 kapal tipe Caraka rusak dan perlu biaya perbaikan, sedangkan 3 kapal tipe Caraka lainnya disita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan menunggu proses lelang. Selain itu, 5 kapal tipe Caraka lainnya sudah dilelang di Singapura dan sebagian diambil alih PT PANN[5].

Maret 2012, Djakarta Lloyd masih belum membayar gaji karyawannya selama 14 bulan yang nilainya mencapai Rp 36 miliar. Direktur utama Djakarta Lloyd Syahril Japarin sempat menjelaskan bahwa sejak 1997 Djakarta Lloyd sudah mencatatkan rugi. Saat ini kerugian ditaksir mencapai Rp 1,2 triliun dan sudah diambang kebangkrutan[6].

April 2012, Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia Dahlan Iskan mengatakan bahwa Djakarta Lloyd sudah tak bisa diselamatkan karena "sudah luar biasa parahnya"[7].

Desember 2012, Pupuk Indonesia dikabarkan akan mengakuisi Djakarta Lloyd sebagai armada untuk mendistiribusikan pupuk ke seluruh Indonesia[8]

Kegiatan Pengembangan Usaha

Perusahaan yang telah berusia 65 tahun ini mencatatkan laba bersih sekitar Rp9,7 miliar per September 2015. Pencapaian yang sudah dilakukan perusahaan adalah penandatanganan berbagai kerja sama dengan perusahaan dalam negeri. Salah satunya adalah kerja sama dengan PT PLN (Persero) dalam distribusi batu bara di wilayah Sumatera. Selain itu Djakarta Lloyd juga bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) dalam membangun platform logistik dan supply chain berbasis cloud untuk National Logistics Service Provider. [9]

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) resmi membeli sebagian aset yang dimiliki PT Djakarta Lloyd (Persero) di Banyuwangi antara lain bangunan gudang dan bangunan kantor, sekaligus sarana dan prasarana lainnya yang berada di wilayah Kalipuro. Selain itu juga bangunan rumah dinas, tanah, gedung olahraga yang berada di wilayah Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi.[10]

Armada

Kini Djakarta Lloyd melayani jalur samudera dan antar pulau dalam negeri dengan armada sebanyak 14 kapal yang terdiri dari:

  • 3 kapal container type Palwo Buwono 400 :
    • Bobot mati : 5 700 DWT
    • Kapasitas muatan : 400 TEU
    • Tahun pembuatan : 2000
  • 9 kapal type Caraka Jaya Niaga III :
    • Bobot mati : 4 180 DWT
    • Kapasitas muatan : 208 TEU
    • Tahun pembuatan : 1997-1998.

Daerah Operasional

Saat ini Djakarta Lloyd memiliki 13 kantor cabang dan 3 kantor sub cabang yang tersebar di seluruh Indonesia[11]

Kantor Cabang

  1. Tanjung Priok
  2. Bandung
  3. Semarang
  4. Banyuwangi
  5. Benoa
  6. Tarakan
  7. Makassar
  8. Bitung
  9. Panjang
  10. Padang
  11. Belawan
  12. Batam

Kantor Sub Cabang

  1. Cigading
  2. Cirebon
  3. Banjarmasin


Catatan

  1. ^ http://www.djakartalloyd.co.id/manajemen.htm
  2. ^ http://economy.okezone.com/read/2016/01/27/320/1298124/cerita-bos-djakarta-lloyd-setengah-mati-berusaha-cetak-laba
  3. ^ http://economy.okezone.com/read/2016/01/27/278/1298180/djakarta-lloyd-targetkan-ipo-di-2020?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news
  4. ^ http://economy.okezone.com/read/2015/08/18/320/1198128/djakarta-lloyd-dapat-suntikan-dana-rp350-miliar?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news
  5. ^ Evana Dewi, "Djakarta Lloyd Tak Sanggup Lagi Beroperasi", www.tempo.co, 24 November 2011
  6. ^ Feby Dwi Sutianto, "Gaji Karyawan Djakarta Lloyd Belum Dibayar, Dahlan Iskan Minta Direksi Mikir", detikfinance, 13 Maret 2012
  7. ^ Sundari, "Dahlan Iskan: Djakarta Lloyd Tak Bisa Diselamatkan", www.tempo.co, 19 April 2012
  8. ^ http://www.antaranews.com/berita/347676/djakarta-lloyd-jadi-anak-usaha-pupuk-indonesia
  9. ^ http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/11/13/190497/nyaris-kolaps-djakarta-lloyd-diklaim-jadi-bintang-baru-
  10. ^ http://industri.bisnis.com/read/20150428/98/427669/pelindo-iii-beli-sebagian-aset-djakarta-lloyd-di-banyuwangi
  11. ^ http://www.djakartalloyd.co.id/branch.htm