Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi dilahirkan di Pangkalan Berandan, Sumatera Utara, pada hari Rabu tanggal 20 Juni 1917 / 30 Sya'ban 1335 H dari seorang ibu yang bernama Siti Dour Siregar. Ayah ia bernama Sutan Sori Alam Harahap,seorang pegawai perminyakan (BPM) Pangkalan Berandan yang berasal dari kampung Sikarang-karang, Padang Sidempuan. Ia dilahirkan dari keluarga Islamis religius. Nenek ia dari pihak ayah dan nenek ia dari pihak ibu adalah dua orang Syaikh Tarekat, yaitu Syaikh Yahya dari pihak ayah dan Syaikh Abdul Manan dari Pihak ibu. Keluarga ini selalu dikunjungi oleh para syaikh pada zaman itu. Tarekat Naqsyabandiyah yang dikembangkan ia sangat berkembang pesat di dalam maupun luar negeri. Lebih dari 700 tempat zikir/surau/halkah telah didirikan, dalam tiap tahunnya dilakukan i'tikaf/suluk sebanyak 10 kali di berbagai tempat. Ia sangat berkepentingan terhadap dunia pendidikan, untuk hal tersebut ia mendirikan Taman Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi (Universitas Pembangunan Panca Budi)di Medan. Ia wafat dan dimakamkan di Arco, Bogor pada hari Rabu tanggal 9 Mei 2001/15 Shafar 1422 H.

Riwayat Pendidikan

Secara Kronologis pendidikan yang ditempuh ia adalah :

  1. H.I.S tahun 1924-1931 (tamat)
  2. MULO-B tahun 1931-1935 (tamat dengan voorklasse)
  3. AMS-B (Sekarang SMA 3 Yogyakarta) tahun 1935-1938 (tamat dengan beasiswa)
  4. Kuliah Umum Ketabiban tahun 1938-1940
  5. Kuliah Ilmu Jiwa,Amsterdam tahun 1940-1942 (tamat)
  6. Belajar Tasawuf/Sufi tahun 1947-1954 mendapat 3 buah ijazah
  7. Kuliah Indologie dan Bahasa Inggeris tahun 1951-1953
  8. M.O Bahasa Inggeris le gedeelte tahun 1953 di Bandung
  9. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika tahun 1962
  10. Doktor dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika Tahun 1968
  11. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Fisika-Kimia,tahun 1973
  12. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Bahasa Inggeris tahun 1975

Sejarah belajar Tarekat/ Sufi

Ia mengenal tarekat sejak tahun 1943-1946 melalui seorang khalifah dari Syaikh Syahbuddin Aek Libung (Tapanuli Selatan). Pada waktu masa penjajahan Jepang, namun pada waktu itu ia belum mendalaminya. Pada tahun 1947 ia hadir di rumah murid Syaikh Muhammad Hasyim Buayan, Bukit Tinggi (Sumatera Barat),pada waktu itu akan dimulai pelaksanaan dzikir/tawajuh yang dipimpin oleh Syaikh Muhammad Hasyim.Menurut ketentuan seseorang tidak boleh mengikuti peramalan zikir/tawajuh sebelum ikut tarekat.Tetapi untuk ia, Syaikh Muhammad Hasyim membolehkan ikut tawajuh/zikir dengan terlebih dahulu diajarkan secara singkat teknis pelaksanaan oleh khalifahnya. Ini merupakan hal yang langka bagi murid Tarekat Naqsyabandiah, yakni belum memasuki tarekat tetapi sudah dapat mengikuti tawajuh'

Peristiwa langka lainnya yang dialami ia adalah pada tahun 1949 saat agresi Belanda. Dimana ia mengungsi ke pedalaman Tanjung Alam Batu Sangkar, Sumatera Barat.Disini ia mendapati surau, lalu salat dan berzikir, sampai berhari-hari. Pada suatu ketika datanglah ke surau sekelompok orang untuk melakukan suluk/i'tikaf yang dipimpin oleh seorang khalifah dari seorang Syaikh yang termasyur di daerah tersebut yaitu Syaikh Abdul Majid Tanjung Alam. Khalifah dari Syaikh Abdul Majid tersebut meminta ia agar ialah yang memimpin suluk tersebut. Pada mulanya ia menolak, tetapi setelah berkonsultasi selanjutnya ia bersedia dengan syarat harus ada izin dari Syaikh Muhammad Hasyim,guru ia. Lalu khalifah tersebut secara batin minta izin dahulu kepada Syaikh Muhammad Hasyim, setelah ada izin barulah ia memimpin suluk. Jadi ia belum pernah suluk, tetapi memimpin suluk.

Setelah kejadian itu,iapun menemui Syaikh Abdul Majid untuk meminta suluk. Kemudian mereka melakukan suluk bersama. Setelah suluk berakhir, ia dianugerahi satu ijazah yang isinya sangat memberikan kemuliaan pada ia. Ia yang masih muda dan tidak memiliki apa-apa merasa tidak berhak menerima kemuliaan itu.Tetapi Syaikh Abdul Majid mengatakan hal itu telah digariskan dari atas, apalagi guru dari Syaikh Abdul Majid pernah berkata bahwa ia (Syaikh Abdul Majid) suatu saat akan memberikan ijazah kepada seseorang yang dicerdikkan Allah SWT.

Selanjutnya ia menjumpai Syaikh Muhammad Hasyim untuk mempertanggung jawabkan kegiatan yang di luar prosedur tersebut dan sekaligus memohon suluk. Hal ini diperkenankan oleh Syaikh Muhammad Hasyim dengan langsung membuka suluk.

Pada tahun 1971, ia bertemu pula dengan Syaikh Muhammad Said Bonjol. Setelah tawajuh, Syaikh Muhammad Said Bonjol memutuskan untuk memberikan kepada ia sebuah mahkota yang dititipkan gurunya kepadanya dengan pesan agar diberikan suatu saat kepada seseorang yang pantas menerimanya. Puluhan tahun barulah hal tersebut terlaksana.SILSILAH Ia adalah Mursyid Tarekat Naqsyabandiah dengan silsilah sebagai berikut :

  1. Sayyidina Abu Bakar Siddiq r.a
  2. Sayyidina Salman AlFarisi r.a
  3. Sayyidina Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Siddiq r.a
  4. Sayyidina Ja'far Ash Shadiq r.a
  5. Al 'Arif Billah Sultanul Arifin Asysyaikh Thaifur bin Isa bin Adam bin Sarusyan, yang dimasyhurkan namanya Syaikh Abu Yazid Al Bustami Quddusu Sirruhu (qs)
  6. Asyaikh Abul Hasan Ali bin Abu Ja'far Al Kharqani qs
  7. Asyaikh Abu Ali AlFadhal bin Muhammad Aththusi Al Farimadi qs
  8. Asyaikh Abu Yaqub Yusuf AlHamadani bin Ayyub bin Yusuf bin AlHusain qs dengan nama lain Abu Ali Assamadani
  9. Asyaikh Abdul Khaliq AlFajduwani Ibnu Al Imam Abdul Jamil qs
  10. Asyaikh Ar Riwikari qs
  11. Asyaikh Mahmud AlInjiri Faghnawi qs
  12. Asyaikh Ali ArRamitani yang dimasyhurkan namanya dengan Asysyaikh Azizan qs
  13. Asyaikh Muhammad Baba Assamasi qs
  14. Asyaikh Sayyid Amir Kulal bin sayyid Hamzah qs
  15. Asyaikh Bahauddin Naqsyabandi qs
  16. Asyaikh Muhammad Al Bukhari AlKhawarizumi yang dimasyhurkan namanya dengan Asysyaikh Alauddin alAththar qs
  17. Asyaikh Ya'qub Al Jarkhi qs
  18. Asyaikh Nashiruddin Ubaidullah AlAhrar Assamarqandi bin Mahmud bin Shihabuddin qs
  19. Asyaikh Muhammad Azzahid qs
  20. Asyaikh Darwis Muhammad Samarqandi qs
  21. Asyaikh Muhammad AlKhawajaki AlAmkani Assamarqandi qs
  22. Asyaikh Muayyiddin Muhammad AlBaqi Billah qs
  23. Asyaikh Ahmad AlFaruqi Assirhindi qs
  24. Asyaikh Muhammad Ma'shum qs
  25. Asyaikh Muhammad Saifuddin qs
  26. Asyaikh Asysyarif Nur Muhammad AlBadwani qs
  27. Asyaikh Syamsuddin Habibullah Jani Janani Muzhir Al 'Alawi qs
  28. Asyaikh Abdullah Addahlawi qs
  29. Asyaikh Dhiyauddin Khalid AlUtsmani AlKurdi qs
  30. Asyaikh Abdullah Affandi qs
  31. Asyaikh Sulaiman AlQarimi qs
  32. Asyaikh Sulaiman Azzuhdi qs
  33. Asyaikh Ali Ridha qs
  34. Asyaikh Muhammad Hasyim AlKhalidi qs
  35. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi qs

Pranala luar