Maqam Ibrahim

Revisi sejak 25 Maret 2017 10.52 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: penggantian teks otomatis (- diantara, + di antara))

Maqam Ibrahim bahasa Arab: مقام إبراهيم, juga diucapkan sebagai (Makam Ibrahim) merupakan bangunan (struktur) yang mencakup batu lebar kecil yang terletak kurang lebuh 20 hasta di sebelah timur Ka'bah. Tempat ini bukanlah tempat yang menjadi kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat kebanyakan orang. Sebaliknya di dalam bangunan kecil ini terdapat sebuah batu yang diturunkan oleh Allah dari Surga bersamaan dengan dengan batu-batu kecil lainnya yang terdapat di Hajar Aswad[1]. Di atas batu Maqam Ibrahim ini, Nabi Ibrahim pernah berdiri di waktu ia membangun Ka'bah disamping putranya Nabi Isma'il memberikan bongkah-bongkah batu kepadanya.

7. Maqam Ibrahim

Batu Maqam Ibrahim dipelihara oleh Allah, saat ini sudah ditutupi dengan perak. Sedangkan bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim memiliki spesifikasi dengan panjang 27 cm, lebar 14 cm dan berkedalaman 10 cm serta masih nampak dan jelas dan dapat dilihat hingga sekarang.

Atas perintah Khalifah Al-Mahdi Al-Abbasi di sekeliling batu Maqam Ibrahim itu telah diikat dengan perak dan dibuat sangkar besi berbentuk sangkar burung.

Definisi

Dari sudut bahasa, "al-maqam" berarti "tempat pijakan". Maka, Maqam Ibrahim merupakan sebuah bangunan dengan batu kecil yang dibawa oleh Isma'il ketika membangunkan Ka'bah, batu ini telah digunakan oleh Nabi Ibrahim untuk berdiri guna melengkapi bongkahan-bongkahan batu untuk membangun Ka'bah. Apabila Nabi Ismail memberikan bongkahan-bongkahan batu kepada Nabi Ibrahim, Nabi Ibrahim akan menyusunnya pada Ka'bah sehingga bangunan Ka'bah pun semakin tinggi, batu tempat Nabi Ibrahim (Maqam Ibrahim) pun ikut naik seperti halnya lif.[2]

Keutamaan

Di antara keutamaan Maqam Ibrahim adalah dijadikan tempat menunaikan salat. Hal ini juga dituliskan di dalam Al-Quran yang artinya:

Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat solat[3]

.

Terdapat hadis sahih yang telah diriwayatkan oleh Jabir mengenai sifat Haji Nabi ﷺ bahwa: "Ketika sampai di Ka'bah bersama Rasulullah ﷺ, ia langsung mencium rukun Hajar Aswad, kemudian berlari-lari kecil tiga putaran, dan (selebihnya) yang empat putaran dengan jalan biasa (Tawaf). Lalu beliau menghadap ke Maqam Ibrahim dan membaca: "Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat solat", dan menjadikannya berada di antara dirinya dan Ka'bah".[4]

Kemudian, dijelaskan juga, batu yang menjadi pijakan Nabi Ibrahim itu berasal dari Surga. Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim adalah dua batu yang datangnya dari surga, seandainya Allah tidak menghilangkan cahaya (dari) kedunya, niscaya ia akan menerangi Timur dan Barat secara keseluruhan. Sementara dalam riwayat dari Imam al-Baihaqi, disebutkan seandainya bukan karena dosa dan kesalahan manusia, maka kedua batu itu mampu menerangi timur dan barat.[5]

Menurut Imam Hasan al-Basri dan ulama-ulama terkenal lainnga, berdoa didepan Maqam Ibrahim akan dikabulkan oleh Allah.[6]

Rujukan

  1. ^ Al-Ihsan fi Taqrib Sahih ibn Hibban (3710); al-Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, 5/75, Hadis Sahih.
  2. ^ Al-Jami' al-Lathif, halaman 20; Syifa' al-Gharam, 1/202; Mutsir al-Gharam, halaman 173.
  3. ^ Surah Al-Baqarah ayat 125
  4. ^ Sahih Muslim, al-Hajj,(1218)
  5. ^ Al-Ihsan fi Taqrib Sahih ibn Hibban (3710); al-Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, 5/75, Hadis Sahih.
  6. ^ Risalah al-Hasan al-Basri, Dlimna Akhbar Makkah li al-Fakihi, 2/291.