Kabupaten Simeulue
Berada kurang lebih 150 km dari lepas pantai barat Aceh, Kabupaten Simeulue berdiri tegar di tengah Samudra Hindia. Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat sejak tahun 2000, dengan harapan pembangunan semakin ditingkatkan di kawasan ini.
Kabupaten Simeulue | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: "SIMEULUE ATEE FULAWAN" Artinya "SIMEULUE BERHATI EMAS"Armidin 14:40, 9 Maret 2008 (UTC) | |
Koordinat: 2°37′00″N 96°05′00″E / 2.61667°N 96.08333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Nanggroe Aceh Darussalam |
Tanggal berdiri | 4 Oktober 1999 |
Dasar hukum | UU RI No. 48 Tahun 1999 |
Ibu kota | Sinabang |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Drs. H . DARMILI |
Luas | |
• Total | 2.310 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 57,058 (2.000) |
Demografi | |
Zona waktu | [[UTC]] |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0650 |
Kode Kemendagri | 11.09 |
DAU | - |
Situs web | - |
Karena posisi geografisnya yang terisolasi, hiruk-pikuk konflik di Aceh daratan tidak pernah berimbas di kawasan ini, bahkan tidak ada pergerakan GAM di kawasan kepulauan ini.
Kabupaten ini terkenal dengan hasil cengkehnya. Penduduk kawasan ini juga berprofil seperti orang Bugis, dengan kulit kuning dan sipit seperti layaknya orang Tionghoa dan mempunyai bahasa yang berbeda dengan Aceh daratan. Hampir seluruh penduduk kepulauan ini beragama Islam.
Salah satu andalan Kabupaten Simeulue yang menjadi ciri khas adalah kerbau Simeulue yang meski ukurannya kecil, namun rasa dagingnya lebih manis daripada kerbau di daratan. Kerbau ini banyak dijual keluar Pulau Simeulue dan, karena kualitasnya prima, harganya pun menjadi tinggi.
Kabupaten Simeulue beribukota di Sinabang.Disamping itu dalam satu dasa warsa terakhir hasil pulau simeulue yang sangat terkenal adalah udang lobster (Udang Laut) nya yang cukup besar ukuran dan telah diekspor ke luar daerah seperti Medan, Jakarta dan bahkan ke Luar negeri Singapura/malaysia.
Gempa bumi
Simeulue dekat dengan pusat gempa bumi Samudra Hindia 2004, namun jumlah korban jiwa relatif minim, terutama karena masyarakat setempat sudah kenal dengan peristiwa gempa bumi dan tsunami atau mereka kenal dengan nama SMONG,di wilayah yang rawan gempa ini sehingga mengetahui pentingnya untuk segera meninggalkan pesisir pantai setelah gempa berlangsung.