Bandar Udara Banyuwangi
Sumber referensi dari artikel ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar. |
Bandar Udara Blimbingsari (IATA: BWX, ICAO: WADY) terletak di Desa Blimbingsari, Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bandara dengan landas pacu 2.250 meter ini dibuka pada 29 Desember 2010.
Bandar Udara Blimbingsari | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Berkas:Bangunan terminal Bandar Udara Blimbingsari; 2014.jpg | |||||||||||
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik | Pemerintah Kabupaten Banyuwangi | ||||||||||
Melayani | Banyuwangi, Jawa Timur | ||||||||||
Lokasi | Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur | ||||||||||
Maskapai penghubung | |||||||||||
Ketinggian dpl | 25,66 mdpl | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
|
Sejarah
Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi adalah salah satu aset Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yang dikelola oleh Satuan Kerja Bandar Udara dibawah naungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara - Kementerian Perhubungan.
Pada tahun 2003, Menteri Perhubungan mengeluarkan KM 49 Tahun 2003 tentang Penetapan Bandar Udara Di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.Garis besar isi dari keputusan tersebut adalah bahwa lokasi bandar udara di Kabupaten Banyuwangi,Provinsi Jawa Timur berada di Desa Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi dengan koordinat geografis 08 18' 42.70" Lintang Selatan dan 114 20' 16.30" Bujur Timur. Sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi dengan dana dari APBN melakukan pembangunan fisik secara periodik untuk dapat merealisasikan harapan masyarakat Banyuwangi akan adanya transportasi udara.
Pada tanggal 30 Desember 2008, Menteri Perhubungan RI Jusman Syafii Djamal melakukan kunjungan singkat ke Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi dengan didampingi oleh Bupati Banyuwangi beserta rombongan.Setelah mengamati dan interview masalah teknis dengan Satuan Kerja Bandar Udara,Menteri Perhubungan merasa optimis bahwa penerbangan di Kabupaten Banyuwangi dapat berkembang pesat dengan adanya Bandar Udara yang menurutnya cukup bagus dan ideal untuk dikembangkan serta dukungan dari semua pihak yang terkait. Sesuai dengan arahan Menteri Perhubungan tentang target operasi Bandar Udara pada bulan Maret 2009, Satuan Kerja Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi menindaklanjuti dengan berusaha berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan meyakinkan kepada operator (pengguna jasa bandar udara) bahwa Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi meskipun dengan fasilitas standar awal yang minimum tetapi memiliki runway (landasan pacu) yang ideal untuk operasional penerbangan pesawat medium dan kecil.
Pada awal tahun 2009 tepatnya tanggal 23 Januari 2009,tim dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi. Beberapa waktu kemudian, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengeluarkan surat Nomor 167/DBU/II/2009 tanggal 9 Pebruari 2009 tentang pemanfaatan Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi yang garis besar isinya adalah bahwa Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi dapat digunakan untuk take off dan landing pesawat jenis Cassa.
Setelah melakukan survei lapangan dan koordinasi, pihak Bali International Flight Academy mulai tertarik untuk menggunakan Bandar Udara Banyuwangi sebagai tempat untuk melatih para calon pilot untuk melakukan take off dan landing setiap hari. Pada tanggal 21 April 2009, para Flight Instructor(Instruktur Terbang) BIFA telah menggunakan Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi untuk memberikan pelatihan take off dan landing bagi para siswa. Setiap hari dimulai dari jam 05.45WIB sampai dengan 13.00WIB sekitar 10 siswa dijadwalkan BIFA untuk belajar familiarisasi touch and go (landing dan langsung take off kembali) yang setiap siswa sedikitnya melakukan 7 kali pergerakan.Sehingga setiap hari Bandar Udara Banyuwangi melayani sedikitnya sekitar 70 pergerakan touch and go.
Tanggal 26 Desember 2010 dilakukan proving flight ( uji kelayakan terbang ) pesawat C208 Grand Caravan milik PT Sky Aviation oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara sebagai salah satu syarat akan diadakannya penerbangan komersial dengan pesawat tersebut.
Pada tanggal 30 Desember 2010 dilakukan penerbangan komersial perdana PT Sky Aviation sekaligus meresmikan bandara Blimbingsari sebagai bandara komersial domestik ditandai dengan penandatanganan prasasti bersama oleh Wakil Menteri Perhungan RI Bambang Susantono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Pada tanggal 25 April 2011 dilakukan proving flight pesawat Fokker50 milik PT Sky Aviation sebagai tindaklanjut keinginan masyarakat Banyuwangi menggunakan pesawat udara sebagai transportasi yang cepat dan efisien. Tidak lama kemudian di hari Minggu tanggal 1 Mei 2011 dilakukan penerbangan komersial menggunakan Fokker50 dengan 48 seat oleh PT Sky Aviation.
Untuk melengkapi proses pengelolaan Bandar Udara Banyuwangi, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi melakukan Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjenhubud) Kementerian Perhubungan pada tanggal 3 Mei 2011 yang kurang lebih berisi pengelolaan Bandar Udara Banyuwangi diserahkan kepada Ditjenhubud Kementerian Perhubungan dengan bentuk Satker UPT Ditjenhubud.
Di penghujung tahun 2016 maskapai penerbangan Sriwijaya Air tertarik untuk membuka rute direct flight Jakarta-Banyuwangi di bulan Desember. Namun, izin dari kemenhub turun pada bulan April 2017 setelah beroperasinya terminal baru Bandara Blimbingsari.
Di awal tahun 2017 Kemenhub menggelontorkan dana sekitar Rp. 50 miliar untuk memperkeras landas pacu sehingga bisa didarati B737 series di bulan April.
Aktivitas Bandara
Seiring dengan progam dari Bupati Banyuwangi untuk mengenalkan budaya dan tradisi serta keindahan Banyuwangi kepada masyarakat luas, maka dibutuhkan juga akses yang harus memudahkan nya. Dengan adanya kebijakan kebijakan dari Bupati yg bertujuan memajukan transportasi khusus nya dibidang udara di Banyuwangi ini, maka aktivitas Bandara Blimbingsari kini menjadi cukup padat. Setelah Merpati pada beberapa waktu lalu, kini telah datang pengganti nya yaitu Wings Air. Tak hanya itu, Garuda Indonesia dan NAM Air (Sriwijaya Group) pun datang untuk meramaikan aktivitas di Bandara Blimbingsari.
Maskapai penerbangan dan tujuan
Maskapai | Tujuan |
---|---|
Garuda Indonesia dioperasikan oleh Explore | Malang, Surabaya |
Nam Air | Jakarta–Soekarno–Hatta |
Wings Air | Malang, Surabaya |
Rencana Masa Depan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur memulai proyek ini pada bulan Mei 2014. Bandar Udara Blimbingsari nanti akan memiliki fasilitas berikut ini:
- Perpanjangan landasan — Landasan Bandara Banyuwangi tahun ini juga akan diperpanjang dari 1.800 meter menjadi 2.500 meter standar bandar udara perintis dengan dana dari Anggara Pendapatan Belanja Negara Dan Dari Pemerintah Pusat (APBN)[2].
- Peresmian terminal baru - Pemerintah menargetkan pembangunan terminal Bandara Blimbingsari Banyuwangi rampung pada akhir 2015 dan mulai bisa dioperasionalkan awal 2017[2].
- Perluasan apron sehingga dapat didarati oleh pesawat jenis airbus a320, boeing 737, dan bombardier crj[3]
Galeri
-
ATC tower Bandara Blimbingsari lama
-
Terminal kedatangan dan keberangkatan (2012)
-
Bandara Blimbingsari
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Profil Bandara Blimbingsari di situs web Kementerian Perhubungan Indonesia