Harry Murti

Revisi sejak 14 September 2017 11.15 oleh Ihsanmuhamad (bicara | kontrib) (masa remaja)


Harry Murti (lahir dengan nama Raden Mas Harimurti Koentjoro di lahir 22 Oktober 1969) adalah Enterpreneur. Ia merupakan sosok langka di Indonesia, yang awalnya berprofesi sebagai drummer, kemudian mengubah diri jadi pembuat drum handal secara otodidak. Pada 1995, ia mendirikan Harry Drum Craft, yang memproduksi drum berkualitas premium, berdasarkan pesanan dengan harga terjangkau. Ia juga mendirikan dan memimpin Jakarta Drum School.

Harry Murti
Berkas:Harrymurti.jpg
Harry Murti
Harry Murti
Informasi pribadi
Lahir
Raden Mas Harimurti Koentjoro

22 Oktober 1969 (umur 55)
Indonesia Jakarta, DKI Jakarta
Suami/istriNorini Setiariani
AnakMohamad Rezki Murti
Kevin Arifi Murti
Remo Ibrahim Murti
Orang tuaRM Koentjoro Widakdo
Nilawati Indra
AlmamaterInstitute Teknologi Dirgantara
SMA Purnama Tirtayasa
SMP Negeri 19 Jakarta
SD Gunung Kebayoran Baru
PekerjaanEnterpreneur
Instagram: harrysdrumcraft Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa Remaja

Di jaman SMP pada era 1980-an Harry berinisiatif membentuk band bersama Franky Sihombing (ayahnya Petra Sihombing), Kadek Rihardika, dan Didik . Band yang diberi nama Rush Rocker (karena gemar dengan musik dari kelompok band Rush) selalu menjadi juara di berbagai festival. Di antara tahun 1982-1985, saingan Rush Rocker adalah Band SMP 12 (Indro Hardjodikoro), Band Titra Marta (Iwan Hasan ) dan Band Pangudi Luhur (Krisna Prameswara).

Sejak awal mengenal drum, Harrry terbiasa memainkan peralatan berkualitas bagus buatan luar negeri. Ini terjadi lantaran, salah satu Om nya bernama Ical Indra, memiliki drum Yamah YD 9000. Sebuah drum dengan spesifikasi terbaik dan mahal di jaman itu. Ical bisa memiliki drum tersebut karena berhasil memenangkan festival band di Jepang. Drum YD 9000 hanya dibuat oleh Yamaha sebanyak dua buah. Satu untuk pemenang festival, satu lainnya untuk kelompok band jazz fushion : Casiopea.

Sejak diijinkan menggunakan drum hadiah dari Jepang, selera Harry dalam menggunakan drum jadi semakin tinggi. Ia pun jadi bawel jika menemukan drum berkualitas buruk saat latihan di studio ataupun manggung. Namun untuk bisa memiliki drum sendiri dengan kualifkasi bagus dan mahal, jelas tidak mudah. Terlebih, untuk minta pada orang tua belum tentu dibelikan. Harry berfikir, ia harus bekerja dan memiliki banyak uang. Tapi bekerja iu bukan saat lulus kuliah, melainkan detik itu juga.

Di saat senggang, Harry banyak membaca majalah luar negeri seperti Modern Drummer, Bass Player dan lain-lain. Dalam majalah itu banyak review yang mengupas tentang drum. Dari situ, harry memahami bahasa yang digunakan dalam musical industry. Ada terminology terminologi yang secara rules pf thum dipakai

ia juga mulai berani mengutak ngatik drum yang dimainkan jika suaranya tidak sesuai yang dikehendaki. Berbekal, Harry pelan pelan mendapat pengetahuan baru tentang drum. Bukan hanya itu, ilmu ini membawanya berani membuka kesempatan menerima service dari teman-teman yang memiliki masalah dengan drum mereka.

Kegemaran utak atik drum, membuat Harry keasyikan. Kuliahnya di Institute Teknologi Dirgantara di jurusan Aeronotika yang dimasukinya sejak 1988 – dan sudah masuk pada semester ke tujuh, tidak memancing minatnya lagi. Harry makin terobsesi bisa membuat drum sendiri. Dan dengan berani ia memutuskan tidak lagi menjadi pemain dan beralih profesi menjadi pengrajin drum. Ia bahkan mendirikan

Referensi