Morfologi (linguistik)
Morfologi atau ilmu bentuk kata adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dapat pula dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik.
Dalam ilmu morfologi, terdapat morfem yaitu bagian terkecil dari sebuah kata. [1]
Pembagiannya seperti ini :
1. Sebuah wacana dapat dipecah menjadi kalimat.
2. Kalimat dapat dipecah menjadi bagian makna terkecil, yaitu kata.
3. Kata dapat terdiri atas beberapa morfem, contohnya menanamkan = me-tanam-kan, bisa juga hanya terdiri atas satu morfem, misalnya rumah, kursi, selamat, eksekusi.
Morfem
Secara singkat morfem merupakan satuan terkecil dari kata yang sudah tidak bisa terbagi lagi; meskipun begitu, setiap morfem memiliki makna baik gramatikal maupun leksikal.[2] Terdapat berbagai jenis morfem dalam bahasa, pengklasifikasian jenis morfem ini dibagi dalam beberapa kriteria, misalnya jenis morfem berdasarkan kriteria kebebasannya, keutuhannya, maknanya, dan lain sebagainya.[3]
Selanjutnya, satuan terkecil dari kata ini dapat diklasifikasikan lagi atas morfem bebas (free morpheme), yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya penambahan morfem lain, atau dengan kata lain morfem ini menjadi satuan kata sendiri,[4] misalnya kata tas, di, pergi dan cantik dalam bahasa Indonesia, atau dalam bahasa Inggris ada kata seperti book, on, wash dan fast. Morfem lain yang merupakan bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa direkatkan pada morfem lain, misalnya morfem bebas, yaitu morfem terikat (bound morpheme). Bentuk ini kerapkali dikenal sebagai afiks karena morfem ini bukanlah kata akan tetapi merupakan bagian dari kata, sebagai contoh, morfem me-, di-, pe-an, atau dalam bahasa Inggris ada morfem -ify, il-, dan en-.[3][4]
Proses Morfologi
Selain mempelajari bentuk kata, morfologi juga mempelajari proses pembentukan kata atau bisa juga disebut sebagai proses morfologi. Pembentukan kata bisa dilakukan melalui beberapa proses, di antaranya adalah: penciptaan kata baru (coinage), biasanya kata tersebut muncul dari suatu produk di pasar, lalu digunakan untuk mengacu pada produk lain yang serupa,[5] misalnya kata Aqua untuk mengacu pada air minum kemasan lain. Proses morfologi lainnya adalah pemimjaman kata (borrowing) yaitu meminjam kata dari bahasa lain misalnya kata sofa yang berasal dari bahasa Arab. Proses lainnya adalah kata majemuk, yaitu proses pembentukan kata dengan menggabungkan dua kata atau lebih misalnya kata meja hijau, dan proses lain yang merupakan proses pembentukan kata yang kerap digunakan adalah afiksasi (affixation), yaitu proses penambahan morfem terikat ke morfem bebas untuk menambah makna lexical atau grammatikal.[3] [4][5]
Komponen Proses Morfologi
Terdapat empat komponen dalam proses pembentukan kata. Komponen yang pertama adalah bentuk dasar dari kata tersebut, sebagai contoh kata kumpul, selanjutnya ada komponen alat pembentuk sebagai contoh untuk alat ini adalah afiksasi dan reduplikasi. Makna gramatikal dan kata yang diperoleh dari proses morfologi adalah komponen lainnya dalam proses morfologi.[3]
Rujukan
- ^ McCarthy, Andrew Carstair. 2002. English Morphology: Words and Their Structure. Edinburgh: Edinburgh University Press.
- ^ Booij, G. 2005. The Grammar of Words An Introduction. New York: Oxford University Press
- ^ a b c d Chaer, A. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta
- ^ a b c Fromkin, V. Rodman, R., & Hyams, N. 2011. An Introduction to Language (9th ed.). Boston: Wadsworth, Cengage Learning.
- ^ a b Yule, G. 2010. The Study of Language (4th ed.). New York: Cambridge University Press.