Bendokaton Kidul, Tayu, Pati
Bendokaton Kidul adalah desa di kecamatan Tayu, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
Bendokaton Kidul | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Pati | ||||
Kecamatan | Tayu | ||||
Kode pos | 59155 | ||||
Kode Kemendagri | 33.18.19.2016 | ||||
Luas | 134.700 km²[1] | ||||
Jumlah penduduk | 1.748 jiwa[1] | ||||
Kepadatan | 77 jiwa/km²[1] | ||||
|
Geografi
Batas wilayah Desa Bendokaton Kidul sebelah utara berbatasan dengan desa Purwokerto, sebelah timur berbatasan dengan desa Kedungbang, sebelah selatan berbatasan dengan desa Jembulwunut Kecamatan Gunungwungkal dan sebelah barat berbatasan dengan desa Ngablak Kecamatan Cluwak. Desa Bendokaton Kidul dikenal dengan desa yang letaknya paling ujung di Kecamatan Tayu.
Biasanya tegalan ditanami dengan jagung, kacang, ketela, pohon rambutan, pohon durian dan pohon matoa. Sedangkan sawah ditanami dengan padi, jagung, ketela, tebu, kacang-kacangan.
Demografi
Jumlah penduduk keseluruhannya yaitu 1.748 jiwa dengan 533 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk laki-laki 877 jiwa dan jumlah penduduk perempuan ada 871 jiwa. Desa Bendokaton Kidul terdiri dari 3 RW dan 13 RT yang mana RW 1 bernama dukuh Mbak Leber terdiri dari 4 RT, kemudian RW 2 bernama dukuh Kalicili yang terdiri dari 5 RT dan RW 3 bernama dukuh Ngrambutan yang terdiri dari 4 RT.
Tradisi dan budaya
Sedekah Bumi & Ancak
Sedekah Bumi merupakan kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dahulu dan hukumnya wajib bagi para penduduk desa untuk merayakannya. Sedekah Bumi merupakan tradisi dan peringatan mengenai syukuran akan hasil bumi setiap satu tahun sekali. Bagi penduduk, bumi yang selama ini telah digunakan sebagai hal apapun wajib di selameti dan di syukuri dengan mengadakan perayaan yang diesebut dengan Sedekah Bumi.
Setiap tahun sekali Sedekah Bumi pasti selalu dilaksanakan dan tidak pernah ditinggal. Menurut kepercayaan jika Sedekah Bumi tidak dilaksanakan akan terjadi sebuah bencana yang melanda desa. Sedekah Bumi dilakukan setiap hari Sabtu pon di bulan apit secara Islam, harus pada hari itu dan tidak bisa diganti. Menurut beberapa sumber hari Sabtu pon dipilih sesuai dengan hari lahirnya desa Bendokaton Kidul. Pernah pada beberapa tahun yang lalu, diganti hari karena mengikuti kehendak ketoprak yang bisa bermain di selain hari sabtu lalu terjadilah kerusuhan. Maka dari itu, karena sudah tersugesti akan kepercayaan bahwa Sedekah Bumi harus dilakukan pada hari Sabtu pon penduduk desa tidak berani lagi untuk mengganti hari untuk menghindari kerusuhan. Selain karena Sabtu pon hari baik, mantan kepala desa Sutomo menjelaskan secara logika bahwa hari Sabtu merupakan malam Minggu dimana para anak sekolah libur pada hari besoknya.
Setiap diadakannya Sedekah Bumi setiap RW akan membuat Ancak. Ancak adalah sebuah persuguhan yang dibentuk serupa dengan miniatur rumah. Biasanya Ancak diisi dengan jajanan yang berasal dari hasil bumi seperti apem, tela, nogosari, dan lainnya.
Biasanya saat Sedekah Bumi, mengundang Ketoprak untuk puncak acara dan tontonan para warga di malam hari.
Acara Sedekah Bumi pada siang harinya diisi dengan arak-arakan Ancak, Barongan, Drumband, Rebana, dan sebagainya. Setiap RW selalu menyediakan dan mengeluarkan berbagai hiburan untuk arak-arakan tersebut Arak-arakan dilakukan mengelilingi desa Bendokaton Kidul. Banyak masyarakat desa yang antusias pada acara Sedekah Bumi, bahkan masyarakat desa lain ikut serta meramaikan acara dan datang berbondong-bondong untuk melihat acara Sedekah Bumi.
Wayang Wong
Wayang Wong (Orang) merupakan kesenian drama panggung klasik yang diiringi dengan gending gamelan. Namun karena semakin majunya zaman kemudian adanya pembaruan iringan lagu diganti menggunakan kaset.
Barongan
Barongan merupakan kesenian yang mirip dengan reog yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Barongan merupakan topeng kayu yang dibuat dengan kayu Lo yang dipermainkan pada saat Sedekah Bumi dan memiliki pakaiannya sendiri. Penampilan Barongan juga menggunakan iringan lagu. Tapi untuk membuat mainan Barongan, pembuatannya hanya menggunakan kayu randu yang banyak diminati oleh para anak-anak bahkan orang tua. Biasanya mainan Barongan dijual saat Sedekah Bumi yang bertujuan untuk meramaikan arak-arakan.
Barongan biasanya ditanggap dalam semalam, dalam pertunjukannya terkadang Lakon dari Barongan mengalami kesurupan. Lakon Barongan biasanaya menyenangkan ratu yang bernama Panji Asmoro Bangun yang merupakan pasangan dari Klenting Kuning Condro Kirono yang kemudian digandrung oleh Ratu Sabrang namun ditolak. Lalu terjadilah peperangan.
Rebana Klasik
Rebana Klasik merupakan kesenian yang mirip seperti qosidahan tapi berpakaian seperti busana pemain terbangan. Salah satu tokoh Rebana Klasik di Desa Bendokaton Kidul adalah bapak Warno warga dukuh Kalicili. Beliau bermain Rebana Klasik sejak umur 20 tahun di Desa Bednokaton Kidul. Pemain dari alat musik Rebana Klasik ada 23 orang, pembagiannya yaitu 6 orang memegang terbangan dan 1 orang memegang bedug. Alat Rebana Klasik terdiri dari terbang, teplak, gedug, cikcer dan mike. Mulai pembentukan kelompok Rebana Klasik di desa Bendokaton Kidul pada tahun 1967-an.
Wiwit
Tradisi lainnya yaitu Wiwit. Wiwit adalah sebuah tradisi jika akan panen padi atau hasil panen harus diwiwiti atau diadakan bancaan. Biasanya Wiwit dilakukan disaat awal permulaan mau panen. Contohnya saat paginya panen, malam harinya bancaan ayam.
Pancen
Pancen merupakan sebuah kepercayaan beberapa masyarakat di desa Bendokaton Kidul. Pancen merupakan ritual atau tradisi memeberi doa kepada leluhur yang sudah meninggal dunia. Memberikan kesenangannya saat masih hidup seperti contoh makanan yang disenangi lalu diletakan di pojok rumah. Istilahnya menghormati leluhur yang telah tiada. Tradisi ini merupakan peninggalan kebudayaan para leluhur zaman dahulu.