Kota Balikpapan
Wilayah: 946 km²
Penduduk,: ~ 350.000 jiwa.
Provinsi:Kalimantan Timur
Asal usul dan Sejarah kota Balikpapan
Ada beberapa hikayat populer yang menceritakan asal usul kota ini yang berada di pesisir timur Kalimantan ini.
- Adanya 10 Keping papan yang kembali ke Jenebora dari 1.000 keping
yang diminta oleh Sultan Kutai sebagai sumbangan bahan bangunan untuk Pembangunan Istana Baru Kutai Lama. Ke sepuluh papan yang balik tersebut disebut oleh orang Kutai Balikpapan Tu. Sehingga wilayah sepanjang Teluk Balikpapan tersebut, tepatnya di Jenebora disebut Balikpapan.
- Suku Pasir Balik (Suku Asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang teluk Balikpapan oleh keturunannya disebut Kuleng - Papan atau artinya Balikpapan (dalam bahasa Pasir, Kuleng artinya Balik)
- Dalam legenda lain juga disebutkan asal usul Kota Balikpapan, yaitu dari seorang putri yang dilepas oleh ayahnya seorang raja yang tidak ingin putrinya tersebut jatuh ketangan musuh. Sang putri yang masih balita diikat diatas beberapa keping papan dalam keadaan terbaring. Karena terbawa arus dan diterpa gelombang, papan tersebut terbalik. Ketika papan tersebut terdampar ditepi pantai ditemukan oleh seorang nelayan dan begitu dibalik ternyata terdapat seorang putri yang masih dalam keadaan terikat. Konon putri tersebut bernama Putri Petung yang berasal dari Kerajaan Pasir. Sehingga daerah tempat ditemukannya putri tersebut dinamakan Balikpapan.
- Hari jadi kota Balikpapan ditentukan pada tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan Seminar Sejarah Kota Balikpapan pada tanggal 1 Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal Pemboran pertama minyak di Balikpapan yang dilakukan oleh perusahaan Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara J.H.Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co.
Dengan ditemukannya Sumber sumber Minyak di daerah Balikpapan dan daerah sekitarnya (Samboja, Sanga-sanga, Muara Badak, Pemerintah Hindia Belanda akhirnya membeli wilayah ini dari Sultan Kutai Kertanegara. Serta dibangun untuk mendukung usaha usaha Pertambangan khususnya perminyakan dengan mendirikan Kilang Minyak, kantor Operasi serta perumahan Pegawai (Sisa sisa usaha pembangunan Hindia Belanda dapat dilihat dari pemukiman para Staf Pertamina). Aktifitas perminyakan ini juga membantu perpindahan penduduk terutama para pekerja dari Jawa, serta dari berbagai daerah. Saat itu perusahaan minyak yang dikenal adalah BPM, Shell dan KPM.
Pada masa Perang Dunia II, Jepang mengincar wilayah ini sebagai batu loncatan mengadakan serangan ke Jawa, Pada bulan 23 Januari 1942, Armada Jepang dibawah pimpinan Mayor-General Shizuo Sakaguchi merebut Balikpapan dari tangan pasukan Sekutu dan Hindia Belanda. Nilai strategis kota Balikpapan juga diperhitungkan tentara Sekutu, pada tahun 1945 tentara sekutu yang dikomando Australia merebut kota ini dari tangan Jepang pada pertempuran 26 Juni-15juli 1945 dalam usaha merebut kembali wilayah yang jatuh ketangan Jepang.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia agak terlambat sampai di kota ini, sekitar 1945-1946 melalu pekerja BPM yang datang dari Jawa dalam rangka rehabilitasi Kilang Minyak yang hancur akibat perang, yang dilanjutkan dengan pernyataan rakyat di Lapangan FONI. Namun karena Belanda, berniat menguasai kembali kota ini, terjadi peperangan yang berlanjut sampai pada pertempuran Sangatta. Pada masa pengakuan kedaulatan tahun 1949, Wilayah ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat yang berlanjut kepada Republik Indonesia.
Geografi
Secara Geografi Kota Balikpapan memiliki wilayah 85 % berbukit bukit serta 12 % berupa daerah datar yang sempit yang terutama berada di daerah Aliran Sungai dan Sungai Kecil serta Pesisir Pantai. Dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut), serta doinan tanah merah yang kurang subur. Sebagaimana layaknya wilayah Indonesia, kota ini beriklim tropis. Kota ini berada di pesisir timur kalimantan yang langsung berbatasan degan Selat Makassar, memiliki teluk yang dimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.
Batas-Batas Wilayah Kota Balikpapan :
Letak Astronomis Balikpapan berada antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 dengan luas sekitar 50.330,57 Ha atau sekitar 503,3 Km ² dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai.
- Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Makassar.
- Sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar.
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pasir.
Pembagian Wilayah dan Pemerintahan
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 1996, maka sejak 24 Pebruari 1997 Kota Balikpapan resmi dimekarkan dari 3 (tiga)Kecamatan yakni :
- Kecamatan Balikpapan Barat
- Kecamatan Balikpapan Utara
- Kecamatan Balikpapan Timur
menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu :
- Kecamatan Balikpapan Timur
- Kecamatan Balikpapan Selatan
- Kecamatan Balikpapan Tengah
- Kecamatan Balikpapan Utara
- Kecamatan Balikpapan Barat
Sehubungan dengan pemekaran wilayah kecamatan tersebut, maka melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 19 Tahun 1996, maka sejak tanggal 15 Oktober 1996 ditetapkan 7 (tujuh) kelurahan persiapan menjadi kelurahan definitif dan pada tanggal 17 Mei 1996 ditetapkan pula melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur perubahan status Desa Manggar Baru menjadi Kelurahan Manggar Baru secara definitif. Dengan demikian maka pada saat ini wilayah Kota Balikpapan terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan yaitu :
- Manggar
- Manggar Baru
- Lamaru
- Teritip
- Prapatan
- Klandasan Ulu
- Klandasan Ilir
- Damai
- Gunung Bahagia
- Sepinggan
- Gunung Sari Ilir
- Gunung Sari Ulu
- Mekar Sari
- Karang Rejo
- Sumber Rejo
- Karang Jati
- Gunung Samarinda
- Muara Rapak
- Batu Ampar
- Karang Joang
- Baru Ilir
- Margo Mulyo
- Marga Sari
- Baru Tengah
- Baru Ulu
- Kariangau
- BAtu Ampar
Dari 27 kelurahan tersebut terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah sedangkan RT mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehingga berubah dari jumlah 1.081 menjadi 1.143 buah RT.
Balikpapan adalah berstatus sebgai kotamadya dengan walikota sebagai kepala daerah dan DPRD tingkat II sebagai legistatif serta memiliki perlengkapan pemerintahan dan aparatur pemerintah seperti kepolisian, kejaksaan negeri, rumah tahanan dan lembaga permasyarakatan dan pengadilan negeri. Selain itu, Balikpapan menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan. Tercatat diantaranya kantor POLDA (Kepolisian Daerah) Kalimantan Timur dan Kejaksaan Tinggi berpusat disini. Serta masrkas besar Angkatan Darat yakni Komando Daerah Militer (KODAM) Tanjungpura yang memiliki daerah operasi seluruh wilayah Kalimantan berpusat di kota ini yang menjadikan satu-satunya KODAM yang berpusat di kota bukan ibukota Provinsi.
- Nama-nama pejabat walikota Balikpapan :
- H.A.R.S.MUHAMMAD ( 1960 - 1963 )
- MAYOR TNI. AD BAMBANG SOETIKNO ( 1963 - 1965 )
- MAYOR TNI.AD IMAT SAILI ( 1965 - 1967 )
- MAYOR POL.ZAINAL ARIFIN ( 1967 - 1973 )
- LETKOL.POL.H.M.ASNAWI ARBAIN ( 1974 - 1981 )
- KOL.CZI.TNI.AD.SYARIFUDIN YOES ( 1981 - 1989 )
- H. HERMAIN OKOL (Sebagai Pelaksana Walikota) ( 1989 - 1991 )
- KOL.INF.H.TJUTJUP SUPARNA ( 1991 - Juni 2001)
- IMDAAD HAMID ( Juni 2001 - Sampai Dengan Sekarang )
Ekonomi dan Penduduk
Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor Industri yang didominasi oleh Industri Minyak dan Gas, perdagangan dan jasa. Kota ini memiliki Bandar Udara berskala Internasional yakni Bandara Sepinggan serta Pelabuhan Semayang selain pelabuhan minyak yang dimiliki PERTAMINA.
Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kotamadya memberlakukan operasi kependudukan berupa operasi Kartu Tanda Penduduk. Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnis Banjar, Bugis, Makassar kemudian pendatang lain yang diantaranya beretnis Madura, Manado, Gorontalo, jawa, Sunda dan lain-lain.
Link
Daftar Daerah Tingkat II, kotamadya