Kabupaten Pandeglang
Kabupaten pandeglang Serta kabupaten Cibaliung kini Terpisah menjadi Dua Bagian, bupati pandeglang harus harus tinggal di kabupaten Cibaliung karna belum ada bupati, di Resmikan Negara Republik Indonesia.
Sejarah
Nama "Pandeglang" yang sekarang digunakan ini baik sebagai Ibu Kota Kabupaten maupun sebagai nama Kabupaten hal ini ada beberapa pendapat antara lain :
- Pandeglang yang berasal dari kata “Pandai Gelang” yang artinya orang tukang atau tempat menempa gelang. Pendapat ini terutama dikaitkan dengan legenda "Si Amuk" yang konon kabarnya pada Zaman Kesultanan Banten, di Desa Kadupandak ada seorang tukang Pandai (tukang besi) yang termasyur pandai.
Meriam Ki Amuk (samping)
- Sultan Banten yang memerintah pada waktu itu menyuruh tukang pandai besi di desa tersebut untuk membuat gelang meriam yang bernama si AMUK, karena di daerah lain tukang pandai besi tidak ada yang sanggup untuk membuatnya. Oleh karena pandai besi tersebut berhasil membuatnya maka daerah Kadupandak dan sekitarnya disebut orang Pandeglang yang selanjutnya berkembang menjadi salah satu distrik di Kabupaten Serang;
Meriam Ki Amuk (depan)
- Pandeglang berasal dari kata “Paneglaan” yang artinya tempat melihat ke daerah lain dengan jelas. Hal ini seperti dikemukakan dalam salah satu Buku “Pandeglang itu asal dari kata Paneglaan, tempat melihat ke mana-mana”. Sedikit kita nanjak ke pasir, maka terdapat sebuah kampung namanya “Sanghiyang Herang” patilasan orang dahulu, awas (negla) melihat ke mana-mana yaitu “Pandeglang sekarang”.
- Pandeglang berasal dari kata “Pani-Gelang” yang artinya “tepung gelang”. Pada Tahun 1527 Banten jatuh seluruhnya ke tangan Syarif Hidayatullah yang kemudian diperkuat untuk kepentingan perdagangan.
Sunda Kelapa yang diganti namanya menjadi Jayakarta sebagian dimasukan ke dalam Wilayah Banten. Cirebon kekuasaannya diserahkan kepada anaknya bernama Pangeran Pasarean yang wafat pada tahun 1552. Sedangkan Banten kekuasaannya diserahkan pada puteranya yang bernama Sultan Hasanudin (Tahun 1552-1570).
Pelabuhan Sunda Kelapa
Pada tahun 1568 Banten memutuskan hubungan kerajaan dengan Demak. Pengganti Hasanudin ialah Maulana Yusuf dari tahun 1570-1580. Penggantinya Maulana Muhammad (Ratu Banten) sebagai Sultan Banten III Tahun 1580-1596. Pada Tahun 1596 muncul orang-orang Belanda di Daerah yang kemudian mendirikan VOC pada tahun 1602. Tahun 1618 Belanda berselisih dengan Banten 1612 berdiri Batavia oleh Jan Viter Zeun Coen. Sultan Banten ke IV ialah Sultan Tirtayasa pada tahun 1651-1682. Pada tahun 1680 Sultan Ageng Tirtayasa berselisih dengan Sultan Haji yang minta bantuan pada Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjarakan di Batavia pada tahun 1692. Pada tahun 1750 timbul perebutan kekuasaan pada waktu Sultan Arifin (Sultan ke VI) Alim Ulama pada waktu itu mengangkat Ratu Bagus Buang. Keadaan ini oleh Belanda dianggap berbahaya, maka diangkatlah Pangeran Gusti sebagai penggantinya. Kenyataannya bukan mereda tetapi Kiyai Tapa dan Ratu Buang mengadakan perlawanan dan pengacauan di Daerah Bogor dan Priangan. Ketika zaman Deandels nasib Banten sama dengan nasib kerajaan lainnya di Pulau Jawa. Tahun 1809 Sultan Banten yang baru yaitu Sultan Muhamad harus menyerahkan Daerah Lampung kepada Batavia. Oleh karena itu Sultan Muhamad memindahkan Ibu Kota Kesultanan Banten ke Pandeglang.
Keresidenan Banten
Menurut Staatsblad Nederlands Indie No. 81 Tahun 1828 Keresidenan Banten di bagi menjadi 3 Kabupaten yaitu :
- Kabupaten Utara yaitu Kabupaten Serang;
- Kabupaten Selatan yaitu Kabupaten Lebak;
- Kabupaten Barat yaitu Kabupaten Caringin.
- Kabupaten Serang dibagi atas 11 Kewedanaan :
- 1. Kewedanaan Serang dibagi dalam Kecamatan Kalodian dan Cibening;
- 2. Kewedanaan Banten dibagi dalam Kecamatan Banten, Serang, Nejawang;
- 3. Kewedanaan Ciruas dibagi dalam Kecamatan Cilegon, Bojonegoro;
- 4. Kewedanaan Cilegon dibagi dalam Kecamatan Terate, Cilegon, Bojonegoro;
- 5. Kewedanaan Tanara dibagi dalam Kecamatan Tanara dan Pontang;
- 6. Kewedanaan Baros dibagi dalam Kecamatan Regas, Ander, Cicandi;
- 7. Kewedanaan Kolelet dibagi dalam Kecamatan Pandeglang dan Cadasari;
- 8. Kewedanaan Pandeglang dibagi dalam Kecamatan Pandeglang dan Cadasari;
- 9. Kewedanaan Ciomas dibagi dalam Kecamatan Ciomas Barat dan Ciomas Utara;
- 10. Kewedanaan Anyer tidak dibagi dalam Kecamatan-kecamatan;
Selanjutnya memperhatikan SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 24 Nopember 1887 Np. 1/c tentang Batas Kota Serang dan Bagian Kota Pandeglang, Caringin dan Lebak Pasal 29, 31, 33, 67c dan 131 Reglement (STBL Van Nederlanch India Tahun 1925 No. 380 LN. 1924 No. 74 Pasal 1) maka ditunjuk Kewedanaan Pandeglang, Menes, Caringin dan Cibaliung.
Kemudian berdasarkan Surat Menteri Jajahan tanggal 13 dan 20 Nopember 1873 No. LAA.AZ.No. 34/209 dan 28/2165 menetapkan bahwa : Jabatan Kliwon pada Bupati dan Patih dari Afdeling Anyer dan Serang dan Keresidenan Banten dihapuskan; Bupati mempunyai pembantu yaitu Mantri Kabupaten dengan gaji 50 gulden; Kepala Distrik mempunyai gelar Jabatan Wedana dan Onder Distrik mempunyai Gelar Jabatan Asisten Wedana; Berdasarkan Staatsblad 1874 No. 73 Ordonansi tanggal 1 Maret 1874, mulai berlaku 1 April 1874 menyebutkan pembagian daerah, di antaranya
- Kabupaten Pandeglang dibagi 9 Distrik atau Kewedanaan sebagai berikut :
- 1. Kewedanaan Pandeglang;
- 2. Kewedanaan Baros;
- 3. Kewedanaan Ciomas;
- 4. Kewedanaan Kolelet;
- 5. Kewedanaan Cimanuk;
- 6. Kewedanaan Caringin;
- 7. Kewedanaan Panimbang;
- 8. Kewedanaan Menes;
- 9. Kewedanaan Cibaliung.
Kesimpulan
- Di Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874 telah ada pemerintahan. Lebih jelas lagi dalam Ordonansi 1887 No. 224 tentang batas-batas wilayah Keresidenan Banten, termasuk batas-batas Kabupaten Pandeglang. Dalam tahun 1925 dengan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 14 Agustus 1925 No. IX maka jelas Kabupaten telah berdiri sendiri tidak di bawah penguasaan Keresidenan Banten.
- Atas dasar dan fakta-fakta tersebut dapat diambil beberapa alternatif :
- 1. Pada tahun 1828 : Pandeglang sudah merupakan Pusat Pemerintahan Distrik;
- 2. Pada tahun 1874 : Pandeglang merupakan Kabupaten;
- 3. Pada tahun 1882 : Pandeglang merupakan Kabupaten dan Distrik Kewedanaan;
- 4. Pada tahun 1925 : Kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri.
Dari keempat kesimpulan itu atas kesepakatan bersama kita telah menentukan 1 April 1874 sebagai Hari Jadi Kota Kabupaten Pandeglang.
Demografi
Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan Labuan disusul Kecamatan Cikeusik dan Kecamatan Panimbang
Kecamatan | Wilayah (km²) | Populasi | Kepadatan (/km²) |
---|---|---|---|
Sumur | 258,54 | 21.813 | 84 |
Cimanggu | 259,73 | 37.121 | 143 |
Cibaliung | 221,88 | 26.033 | 177 |
Cibitung | 180,72 | 19.903 | 110 |
Cikeusik | 322,76 | 49.647 | 154 |
Cigeulis | 176,21 | 27.724 | 189 |
Panimbang | 132,84 | 46.686 | 351 |
Sobang | 138,88 | 37.735 | 272 |
Munjul | 75,25 | 22.836 | 303 |
Angsana | 64,84 | 27.124 | 418 |
Sindangresmi | 65,20 | 21.527 | 330 |
Picung | 56,74 | 34.023 | 600 |
Bojong | 50,72 | 33.804 | 666 |
Saketi | 54,13 | 40.465 | 748 |
Cisata | 32,65 | 22.150 | 678 |
Pagelaran | 42,76 | 33.882 | 792 |
Patia | 45,48 | 27.612 | 607 |
Sukaresmi | 57,30 | 33.674 | 588 |
Labuan | 15,66 | 51.903 | 3.314 |
Carita | 41,87 | 32.086 | 766 |
Jiput | 53,04 | 29.795 | 562 |
Cikedal | 26,00 | 30.721 | 1.182 |
Menes | 22,41 | 35.692 | 1.593 |
Pulosari | 31,33 | 26.599 | 849 |
Mandalawangi | 80,19 | 44.910 | 560 |
Cimanuk | 23,64 | 37.745 | 1.597 |
Cipeucang | 21,16 | 28.107 | 1.328 |
Banjar | 30,50 | 30.463 | 999 |
Kaduhejo | 33,57 | 33.880 | 1.009 |
Mekarjaya | 31,34 | 20.769 | 663 |
Pandeglang | 16,85 | 38.590 | 2.290 |
Majasari | 19,57 | 42.153 | 2.154 |
Cadasari | 26,20 | 30.936 | 1.181 |
Karang Tanjung | 19,07 | 29.799 | 1.563 |
Koroncong | 17,86 | 17.069 | 956 |
Kabupaten Pandeglang | 2.746,89 | 1.130.514 | 412 |
Berdasarkan Sensus Penduduk Di Bulan Mei 2010 Jumlah Penduduk Pandeglang : 1.145.792 Orang.
Pendidikan
Pendidikan formal | TK atau RA | SD atau MI | SMP atau MTs | SMA atau MA | SMK | Perguruan tinggi | Lainnya | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | 1 | 886 | 123 | 22 | 10 | 0 | 1 | |||||
Swasta | 29 | 150 | 136 | 67 | 40 | 5 | 6 | |||||
Total | 30 | 1.036 | 259 | 89 | 48 | 5 | 7 | |||||
Data sekolah di kabupaten Pandeglang Sumber:[1] |
Stasiun Radio
Sejumlah stasiun radio yang beroperasi di wilayah ini:
- Radio Adhiswara FM 90.6 MhzRadio Female FM 97.9 MHz
- Radio Angkasa FM 98.9 MHz
- Radio Paranti FM 105.6 Mhz
- Radio Berkah FM 97.3 Mhz
- Radio Akarsari FM 92.20 Mhz
- E - Radio Fm 95.9 MHz
- Radio Krakatau FM 93.7 Mhz
- Radio Labuan FM 93.3 Mhz
- Radio Nadafa FM 91.0 Mhz
- Radio Arjuna FM 100.0 Mhz
- Radio Female FM 97.9 MHz
- RIS FM 107.9 MHz
Kaka Teteh Pandeglang
Kaka dan Teteh Pandeglang adalah sebutan untuk Duta Wisata, Pemuda Dan Pembangunan Kabupaten Pandeglang. Dilaksanakan pertama kali pada tahun 2011 oleh DPD KNPI Pandeglang. Kaka dan Teteh Pandeglang ini, bernaung pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Kaka dan Teteh Pandeglang bertugas sebagai Duta atau icon daerah (Kabupaten Pandeglang) dalam membantu pemerintah daerah membangun dan mempromosikan potensi-potensi daerah. Baik itu dalam bidang Kebudayaan, Pariwisata, dan lainnya.
Pemilihan Kaka dan Teteh Pandeglang kedepannya akan berlangsung rutin setiap satu tahun sekali, di mana pemenang Kaka Teteh Pandeglang akan diikutsertakan di Pemilihan serupa di tingkat Provinsi Banten, yakni Kang Nong Banten.
Dan tujuan dari Pemilihan Kaka Teteh Pandeglang yaitu mencetak Generasi Muda Kabupaten Pandeglang yang ideal, yakni Generasi Muda yang berlandaskan Iman dan Taqwa, menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan mempunyai daya saing, terampil, serta menguasai Kebudayaan dan Pariwisata baik Nasional, Provinsi Banten, maupun Kabupaten Pandeglang.
Pemenang Kaka Teteh Pandeglang
Tahun 2011,
- Kaka Pandeglang: Abda Yuafi (Kec. Cisata)
- Teteh Pandeglang: Astri Lestari (Kec. Pandeglang)
- Wakil I Kaka Pandeglang: Muhamad Aghi Gumelar (Kec. Majasari)
- Wakil I Teteh Pandeglang: Astri Oktawati (Kec. Pandeglang)
- wakil II Kaka Pandeglang: Adhisajana Parahita Ananto (Kec. Pandeglang)
- Wakil II Teteh Pandeglang: Fathya Rizkiati Sundani (Kec. Majasari)
- Kaka Favorit Pandeglang: Muhamad Fahrizal (Kec. Cimanuk)
- Teteh Favorit Pandeglang: Nurzahara Amalia (Kec. Menes)
- Kaka Persahabatan Pandeglang: Endang Hidayatullah (Kec. Cadasari)
- Teteh Persahabatan Pandeglang: Marsih (Kec. Cikeusik)
Tahun 2012,
- Kaka Pandeglang: Asep Budianto (Kec. Koroncong)
- Teteh Pandeglang: Dhini Gharat Fannai (Kec. Cisata)
- Wakil I Kaka Pandeglang: Rendy Lazuardi Dengah (Kec. Pandeglang)
- Wakil I Teteh Pandeglang: Anisa Septiani (Kec. Pandeglang)
- wakil II Kaka Pandeglang: Asep Mulyadi (Kec. Cimanggu)
- Wakil II Teteh Pandeglang: St. Roifatul Roihah (Kec. Majasari)
- Kaka Harapan Pandeglang: Muiz Abdul Aziz (Kec. Saketi)
- Teteh Harapan Pandeglang: Tria Utari Handayani (Kec. Karang Tanjung)
- Kaka Favorit Pandeglang: Tb. Dian Kurniawan (Kec. Mandalawangi)
- Teteh Favorit Pandeglang: Ainus Santy Pandita (Kec. Majasari)
Tahun 2013,
- Kaka Pandeglang: Hasanudin (Kec. Menes)
- Teteh Pandeglang: Jihan Amaliah (Kec. Pandeglang)
- Wakil I Kaka Pandeglang: Nurul Hadi (Kec. Cikeudal)
- Wakil I Teteh Pandeglang: Dhea Linta (Kec. Majasari)
- Wakil II Kaka Pandeglang: Aldi Septiadi (Kec. Karang Tanjung)
- Wakil II Teteh Pandeglang: Fitri Marsela (Kec. Sumur)
- Kaka Kader Anti Narkoba Terpilih: Rizki Iskandar (Kec. Saketi)
- Teteh Kader Anti Narkoba Terpilih: Maya Shintya (Kec. Cadasari)
- Kaka Persahabatan Pandeglang: Uhan Burhan (Kec. Carita)
- Teteh Persahabatan Pandeglang: Meity Ayu Nursanty (Kec. Karang Tanjung)
- Kaka Favorit Pandeglang: M. Maman Sumaludin (Kec. Menes)
- Teteh Favorit Pandeglang: Sheila Monica (Kec. Labuan)
- Kaka Kulit Sehat Pandeglang: Aldi Septiadi (Kec. Karang Tanjung)
- Teteh Kulit Cantik Pandeglang: Ratih Chandraningsih (Kec. Pandeglang)
Tahun 2014,
- Kaka Pandeglang: Ayyatulah Mudjahidin (Kec. Pandeglang)
- Teteh Pandeglang: Saskia Lydia Kirana (Kec. Majasari)
- Wakil I Kaka Pandeglang: Hikmat (Kec. Pandeglang)
- Wakil I Teteh Pandeglang: Windi Daniati (Kec. Karang Tanjung)
- Wakil II Kaka Pandeglang: Cep Dinar (Kec. Majasari)
- Wakil II Teteh Pandeglang: Agnes Ferdian (Kec. Pandeglang)
- Kaka Favorit Pandeglang: Danang Wahid Salim (Kec. Labuan)
- Teteh Favorit Pandeglang: Mega Sylviani Widadi (Kec. Labuan)
- Kaka Persahabatan Pandeglang: Abdullah (Kec.Sobang)
- Teteh Persahabatan Pandeglang: Siska Ayuningtyas (Kec. Cikedal)
Tahun 2015
- Kaka Pandeglang: Rheidya Restu
- Teteh Pandeglang: Ira Ilva Sari
Tahun 2016
Tahun 2017
- Kaka Pandeglang: Rizky Ardiansyah (Kec. Pandeglang)
- Teteh Pandeglang: Siti Alya Nabilla (Kec. Pandeglang)
- Wakil I Kaka Pandeglang: Muhammad Diaz Hendri (Kec. Cadasari)
- Wakil I Teteh Pandeglang: Aini Nurannisa (Kec. Saketi)
- Wakil II Kaka Pandeglang: Misbahul Munir (Kec. Mandalawangi)
- Wakil II Teteh Pandeglang: Ayu Yulianti (Kec. Majasari)
- Kaka Favorit Pandeglang: Tubagus Muhammad Basit (Kec. Pandeglang)
- Teteh Favorit Pandeglang: Alifa Rachmi (Kec. Pandeglang)
- Kaka Persahabatan Pandeglang: Iqbal (Kec. Majasari)
- Teteh Persahabatan Pandeglang: Sharen Salma Putri (Kec. Majasari)
Julukan
Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa julukan, yaitu:
- Kota Badak
- The Sunset of Java
- Kota Berkah
- Kota Santri
Pariwisata
Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa tempat wisata, yaitu:
- Pantai Carita
- Pantai Bama
- Pantai Ciputih
- Pantai Tanjung Lesung
- Curug Gendang
- Pemandian Cisolong
- Pemandian Cikoromoy
- Pemandian Citaman
- Taman Nasional Ujung Kulon
- Situs Salakanagara di Mandalawangi (Petilasan Pangeran Angling Darma)
- Kramat Syech Asnawi Caringin
- Dataran tinggi Pulosari-Hasepan-Gunung Karang
- Alun-alun Pandeglang
- Kramat Syech Daud Cigondang
- Kramat Syech Husen Carita
Referensi
- ^ Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kab. Pandeglang