Kawangkoan, Minahasa

kecamatan di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara
Revisi sejak 5 September 2018 02.48 oleh CakalangSantan (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 14160742 oleh 115.178.252.85 (bicara): Perlu sumber referensi)

Kawangkoan adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia. Luas wilayah kecamatan ini 43,1 km2 atau 4,21% dari luas seluruh kabupaten Minahasa.

Kawangkoan
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
KabupatenMinahasa
Pemerintahan
 • CamatMeike Rantung[1]
Populasi
 • Total26,335 (2.003) jiwa
Kode Kemendagri71.02.12 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7102120 Edit nilai pada Wikidata
Luas43,1 km²
Kepadatan613 jiwa/km²
Desa/kelurahan4/6
Peta
PetaKoordinat: 1°11′59″N 124°46′1″E / 1.19972°N 124.76694°E / 1.19972; 124.76694
Petani sedang membajak di Kawangkoan (1949)

Pembagian administratif

Saat ini, kecamatan Kawangkoan terdiri atas 4 desa dan 6 kelurahan pasca dimekarkannya kecamatan Kawangkoan menjadi 3, yakni Kawangkoan Induk, Kawangkoan Barat dan Kawangkoan Utara.

Jumlah penduduk

Jumlah penduduk pada tahun 2003 adalah 26,335 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 4,81% per tahun dan kepadatan penduduk adalah 613 jiwa/km persegi. Jumlah angkatan kerjanya diperkirakan 16.811.

Temperatur

Seperti wilayah Minahasa lainnya, Kecamatan Kawangkoan memiliki dua musim, yaitu musim kering dan musim hujan. Pada musim hujan (November-April) hujan turun rata-rata sebanyak 23 hari setiap tahunnya, dengan rata-rata curah hujan 244,53 mm per bulan. Pada musim kering curah hujan kurang dari 13 hari, dengan rata-rata curah hujan 177,53 cm per bulan.

Rata-rata kelembapan udara absolut maksimum per bulan 93,93% dan rata-rata kelembapan minimum per bulan 80,50%.

Topografi

Kecamatan Kawangkoan terletak pada ketinggian 400-800 dpl dengan keadaan topografi datar sampai dengan miring. Jenis tanah yang dominan adalah reyosol dan andosol dengan pH 4,5-7,5.

Perekonomian

Ibu kota kecamatan Kawangkoan terkenal dengan produksi kacang sangrainya dan biapong, yang biasa disebut "bakpao" di sejumlah tempat lainnya di Indonesia.

Kini hanya ada 3 Rumah Kopi tua yang membuat Biapong Kawangkoan Asli yaitu Rumah Kopi Gembira (berdiri tahun 1946), Rumah Kopi Toronata yang berdiri tahun 1950 dan Rumah Kopi Sarina yang berdiri belakangan. Ketiganya mempunyai kontribusi besar mempopulerkan Bakpao Kawangkoan. Ketiganya mengusung merk yang sama selama puluhan tahun. Seiring waktu muncul bakpao-bakpao lain yang memakai label Bakpao Kawangkoan dan tersebar di kota lain di Indonesia. Kota kecamatan Kawangkoan sendiri merupakan tempat transit dan persinggahan dari semua kota yang terdapat di kecamatan ini.

Kecamatan Kawangkoan didukung oleh pusat pertokoan, pasar tradisional, pasar hewan, terminal bus dan angkutan. Pasar hewan di Kawangkoan merupakan barometer pasar hewan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara karena pasar di Kawangkoan ini menjadi ajang pertemuan para pedagang hewan khususnya pedagang sapi dan kuda dari seluruh provinsi.

Pertanian

Lahan di kecamatan ini sebagian besar digunakan untuk pertanian (7.000 ha) yang ditanami jagung, sayur-mayur, kacang-kacangan, padi sawah, cengkeh, kopi, dll. Selain itu tanah di kawasan ini juga digunakan untuk peternakan, hutan lindung dan pemukiman.

Makanan

Makanan primer daerah ini adalah Babi, Ayam, Mie, Biapong (Bakpao), Tinutuan. Seperti halnya didaerah lain di Sulawesi Utara, ada beberapa makanan eksotik seperti paniki (kelelawar), tikus sawah, anjing, dan ular.

Fasilitas masyarakat

Kecamatan Kawangkoan mempunyai sejumlah fasilitas pendidikan berupa Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar yang terdapat di semua desa dan kelurahan. Di kecamatan ini juga terdapat 6 SMP, 2 SMA, dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan dan berbagai fasilitas ibadah.

Untuk sarana kesehatan, di Kecamatan Kawangkoan terdapat 1 buah Puskesmas, 3 buah Balai Kesehatan Ibu dan Anak, dan dokter-dokter yang terdapat di ibu kota kecamatan. Selain itu ada pula Pos Pelayanan Terpadu yang tersebar di semua desa dan kelurahan.

Pariwisata

Kecamatan Kawangkoan terkenal karena objek-objek wisatanya yaitu Bukit Kasih Kanonang, Gua Jepang yang terletak di Kiawa dan Sendangan, pemandian air panas Kinali, air terjun di Kiawa dan Kayuuwi, Bukit Kasih yang memiliki 5 rumah ibadah di puncak bukit dan kl 1000 anak tangga untuk menuju ke sana yang terletak di Kanonang dan pemandangan argowisata yang tersebar di beberapa desa. Sewaktu memasuki daerah pusat kecamatan Kawangkoan terdapat Patung Kacang. Hal ini tidak mengherankan karena daerah ini adalah penghasil kacang se-Sulawesi Utara, kacang yang dihasilkan pun unik karena sebuah kacang dapat berisi antara 4-7 kacang.

Investasi

Kecamatan Kawangkoan mempunyai sejumlah potensi investasi yaitu:

  • Pertambangan: kaolin yang berada di Kanonang
  • Tanaman pangan, khususnya jagung dan kacang merah
  • Peternakan: babi, sapi potong, kuda pacu, ayam buras dan ras
  • Pengembangan objek wisata Bukit Kasih Kanonang dan pemandian air panas Kinali
  • Infrastuktur: pengembangan pasar tradisional, pertokoan (pusat perbelanjaan), pengelolaan terminal, air bersih dan perumahan.

Referensi

  1. ^ Wullur, Frangki (2 Juli 2016). "Ini Nama-nama Pejabat yang Dilantik Jantje Sajow". Berita Manado. Diakses tanggal 19 Agustus 2018.