Utang

sesuatu yang dipinjam

kepala kepolisi:hela situmorang sh. kepala kepolisi:golden sitanggang si. kepala kepolisi:eka silalahi kepala kepolisi:ganser situmorang kepala kepolisi:wahit silalahi kepala kepolisi:tukang angkot kepala kepolisi:tukang las kepala kepolisi:orang lain kepala kepolisi:feredy situmorang kepala kepolisi:egy silitonga 1 kepala kepolisi:egy silitonga 2 kepala kepolisi:frans situmorang kepala kepolisi:rama silalahi kepala kepolisi:cahyo silalahi/simalungun kepala kepolisi:geogeriserigar kepala kepolisi:samuel situmorang kepala kepolisi:anggi situmorang

Metode pencatatan utang

Ada dua metode pencatatan utang, yaitu account payable procedure dan voucher payable procedure.

Dalam account payable procedure, catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang.

Dalam voucher payable procedure, tidak menggunakan kartu utang. Tapi menggunakan arsip voucher yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi sebagai catatan utang. Di dalam fiqih Islam, utang piutang atau pinjam meminjam telah dikenal dengan istilah Al-Qardh. Makna Al-Qardh secara etimologi (bahasa) ialah Al-Qath’u yang berarti memotong. Harta yang diserahkan kepada orang yang berhutang disebut Al-Qardh, karena merupakan potongan dari harta orang yang memberikan hutang. (Lihat Fiqh Muamalat (2/11), karya Wahbah Zuhaili)

Lihat pula

Pranala luar