Zaenal Combo adalah sebuah combo (kelompok musik) yang didirikan oleh gitaris Zaenal Arifin yang semula memainkan lagu-lagu Minang bersama Terunia Ria, namun kemudian juga memainkan lagu rock mengiringi penyanyi-penyanyi seperti Lilies Suryani, Ernie Djohan, Alfian, duet Tuty Subarjo/Onny Suryono, Retno, Patti Sisters, Tetty Kadi, Anna Mathovani, Emilia Contessa, Titi Qadarsih, Angle Paff, atau Lily Marlene.

Riwayat

Zaenal Arifin adalah seorang pemain gitar kelahiran Solo 1935, dan juga pencipta lagu. Ia dibesarkan di Bandung, kemudian pindah ke Jakarta dan mendirikan Band Tarunia Ria pada tahun 1957 bersama Oslan Husein dan Mus DS. Kemudian ia juga bergabung dalam Indonesia All Stars yang terdiri dari Maryono (saxophone), Paul Hutabarat (piano), Sadikin Zukra (gitar), Bill Saragih (drum), Didi Patirane (bass), serta penyanyi Ponto dan Ivo Nila kresna tampil di Floating Fair di Tokyo tahun 1959. [1]

Sekembali dari Jepang, Zaenal Arifin mendirikan Zaenal Cubana Combo, kemudian berganti nama sebagai Zaenal Combo.

1960 - 1980

Hampir semua penyanyi diiringi Zaenal Combo seperti penyanyi lagu Minang Elly Kasim, penyanyi pop Indonesia Lilis Suryani, Ernie Djohan, Alfian, duet Tuty Subarjo/Onny Suryono, Retno, Patti Sisters, Tetty Kadi, Anna Mathovani, Emilia Contessa, Yanti Sisters, Lanny Sisters, Saimima Sisters, Sparinga Sisters, Aida Mustafa, Titi Qadarsih, Lenny Bahar, Angle Paff, Lily Marlene, serta sejumlah penyanyi lagu daerah, seperti Fenty Effendi, Upit Sarimanah (Sunda), Nurseha, Eva Hasan, Yan Bastian, Irni Yusnita (Minang), Ida Anastya (Bengkulu), serta sejumlah nama lainnya.

Anak Minang

Ia adalah anak Minang yang tidak pernah tinggal di Sumatera Barat, namun pencipta dan penata musik lagu Teluk Bayur yang dipopulerkan Ernie Djohan tahun 1968. Waktu ia mengunjungi Padang dalam perjalanan show pada tahun 1967, maka tercipta Lagu Teluk Bayur. Karena jauh dari tanah kelahiran orangtuanya itulah, membuatnya ingin tahu lebih mendalam tentang kebudayaan Minang, khususnya musik tradisional daerah itu. Setelah mengenal musik asal nenek moyangnya, ia berusaha memperlihatkannya dalam nada maupun petikan gitar dalam lagu-lagu yang dihasilkannya. Petikan gitarnya merajai lagu-lagu pop Indonesia tahun 1960-an, seperti pada lagu Senja di Kaimana, Semalam di Cianjur, Sebiduk di Sungai Musi yang dinyanyikan Alfian, atau Teringat Selalu dan Pulau Seribu yang mengorbitkan Tetty Kadi.

Referensi