Putu Wijaya
I Gusti Ngurah Putu Wijaya (lahir 11 April 1944) adalah seorang sastrawan yang dikenal serba bisa. Ia adalah seorang pelukis, penulis drama, cerpen, esai, novel, skenario film, dan sinetron.[1]
Putu Wijaya | |
---|---|
Putu Wijaya | |
Pekerjaan | Penulis: drama, novel, cerpen, skenario, pelukis |
Kebangsaan | Indonesia |
Riwayat
Putu Wijaya adalah bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, yang dihuni sekitar 200 orang, baik anggota keluarga dekat dan jauh. Putu mempunyai kebiasaan membaca sejak kecil. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak dan ibunya yang bernama Mekel Ermawati. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi dokter. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan sejarah, bahasa, dan ilmu bumi.
Putu menulis sejak SMP. Tulisan pertamanya sebuah cerita pendek berjudul "Etsa" dimuat di harian Suluh Indonesia, Bali. Pertama kali main drama ketika di SMA, memainkan drama sendiri dan menyutradarai dengan kelompok yang didirikannya sendiri di Yogyakarta. Putu bergabung dengan Bengkel Teater pada 1967-1969. Kemudian ia bergabung dengan Teater Kecil di Jakarta. Sempat main satu kali dalam pementasan Teater Populer. Selanjutnya bergabung dengan Teater Mandiri yang didirikan pada tahun 1971, dengan konsep "Bertolak dari Yang Ada".[2]
Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971, dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri. Di antaranya yaitu mementaskan naskah Gerr (Geez), dan Aum (Roar) di Madison, Connecticut dan di LaMaMa, New York City, dan pada tahun 1991 membawa Teater Mandiri dengan pertunjukkan Yel keliling Amerika.[3]. Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron.
Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada Harian Kompas dan Sinar Harapan. Novel-novel karyanya sering muncul di majalah Kartini, Femina, dan Horison. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI), untuk Perawan Desa (1980), dan Kembang Kertas (1985). Sebagai seorang penulis fiksi yang produktif, sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah Bila Malam Bertambah Malam, Telegram, Pabrik, Keok, Tiba-Tiba Malam, Sobat, dan Nyali. Sejumlah karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, Inggris, Rusia, Perancis, Jepang, Arab, dan Thailand.[4]
Pendidikan
Karya dan karier
Teater
- Admin -R, YMI (2012-sekarang)
Penulis skenario film
Antara lain :
- Perawan Desa (memperoleh Piala Citra FFI 1980)
- Kembang Kembangan (memperoleh Piala Citra FFI 1985)
- Ramadhan dan Ramona
- Dr. Karmila
- Bayang-Bayang Kelabu
- Anak-Anak Bangsa
- Wolter Monginsidi
- Sepasang Merpati
- Telegaram
Penulis skenario sinetron
Antara lain :
- Keluarga Rahmat
- Pas
- None
- Warung Tegal
- Dukun Palsu (komedi terbaik pada FSI 1995)
- Jari-Jari Cinta
- Balada Dangdut
- Dendam
- Cerpen Metropolitan
- Plot
- Klop
- Melangkah di Atas Awan
- Nostalgia
- Tiada Kata Berpisah
- Intrik
- Bukan Impian Semusim
- Pantang Menyerah
- Api Cinta Antonio Blanco
- Sejuta Makna dalam Kata
- Nona-Noni
Karya drama
- Dalam Cahaya Bulan (1966)
- Lautan Bernyanyi (1967)
- Bila Malam Bertambah Malam (1970)
- Invalid (1974)
- Tak Sampai Tiga Bulan (1974)
- Anu (1974)
- Aduh (1975)
- Dag-Dig-Dug (1976)
- Gerr (1986)
- Edan (1988)
- Hum-Pim-Pah (1992)
- Konspirasi Kemakmuran
- Blong
- Ayo
- Awas
- Labil Ekonomi
- Aum
- Zat
- Tai
- Front
- Aib
- Wah
- Hah
- Jepretin tuh Staples! (2011)
- Aeng
- Aut
- Dar-Dir-Dor
Karya novel
- Bila Malam Bertambah Malam (1971)
- Telegram (1972)
- Stasiun (1977)
- Pabrik (1976)
- Keok (1978)
- Aduh
- Bali
- Dag-dig-dug
- GURU
- Gres
- Lho (1982)
- Merdeka
- Nyali
- Byar Pet (Pustaka Firdaus, 1995)
- Kroco (Pustaka Firdaus, 1995)
- Dar Der Dor (Grasindo, 1996)
- Aus (Grasindo, 1996)
- Sobat (1981)
- Tiba-Tiba Malam (1977)
- Pol (1987)
- Putri
- Terror (1991)
- Merdeka (1994)
- Perang (1992)
- Lima (1992)
- Nol (1992)
- Dang Dut (1992)
- Cas-Cis-Cus (1995)
Karya cerpen
- Karyanya yang berupa cerpen terkumpul dalam kumpulan cerpen Bom (1978)
- Es Campur (1980)
- Gres (1982)
- Klop
- Bor
- Protes (1994)
- Darah (1995)
- Yel (1995)
- Blok (1994)
- Zig Zag (1996)
- Tidak (1999)
- Peradilan Rakyat (2006)
- Keadilan (2012)
Karya Novelet:
- MS (1977)
- Tak Cukup Sedih (1977)
- Ratu (1977)
- Sah (1977)
Karya esai
Karya esainya terdapat dalam kumpulan esai Beban, Kentut, Samar, Pembabatan, Klise, Tradisi Baru, Terror Mental, dan Bertolak dari yang Ada.
Tanggapan atas Putu Wijaya
Rachmat Djoko Pradopo mengatakan bahwa Putu Wijaya berani mengungkapkan kenyataan hidup karena dorongan naluri yang terpendam dalam bawah sadar. Efek yang dirasa pembaca atau penonton dalam karya-karya Putu Wijaya adalah keterkejutan atau teror terhadap diri manusia sendiri. Ada yang kadang-kadang tidak dapat diduga dalam diri manusia, walaupun sebenarnya teror itu ada dalam diri manusia itu, dalam alam bawah sadarnya.[5]
Kajian atas Putu Wijaya[5]
Rachmat Djoko Pradopo dkk. 1985. Memahami Drama Putu Wijaya: Aduh
Ellen Raferty (ed.). 1988. Putu Wijaya in Performance: An Approach to Indonesian Theater. Wisconsin
Th. Sri Rahayu Prihatmi. "Cerkan-Cerkan Fantastik Putu Wijaya". disertasi UI, 1993
Penghargaan yang telah diterima
- Pemenang penulisan lakon Depsos (Yogyakarta)
- Pemenang penulisan puisi Suluh Indonesia Bali
- Pemenang penulisan novel IKAPI
- Pemenang penulisan drama BPTNI
- Pemenang penulisan drama Safari
- Pemenang penulisan cerita film Deppen (1977)
- Tiga buah Piala Citra untuk penulisan skenario (1980, 1985, 1992)
- Tiga kali pemenang sayembara penulisan novel DKJ
- Empat kali pemenang sayembara penulisan lakon DKJ
- Pemenang penulisan esei DKJ
- Dua kali pemenang penulisan novel Femina
- Dua kali pemenang penulisan cerpen Femina
- Pemenang penulisan cerpen Kartini
- Hadiah buku terbaik Depdikbud (Yel)
- Pemenang sinetron komedi FSI (1995)
- SEA Write Award 1980 di Bangkok
- Pemenang penulisan esei Kompas
- Anugerah Seni dari Menteri P&K, Dr Fuad Hasan (1991)
- Penerima Profesional Fellowship dari The Japan Foundation Kyoto, Jepang (1991-1992)
- Anugerah Seni dari Gubernur Bali (1993)
- Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan Presiden RI (2004)
- Penghargaan Achmad Bakrie (2007)
- Penghargaan Akademi Jakarta(2009)
Kegiatan lainnya
- Wartawan majalah Ekspres (1969)
- Dosen teater Institut Kesenian Jakarta (1977-1980)
- Wartawan majalah Tempo (1971-1979)
- Redaktur Pelaksana majalah Zaman (1979-1985)
- Dosen tamu teater dan sastra Indonesia modern di Universitas Wisconsin dan Universitas Illinois, AS (1985-1988)
Rujukan
- ^ (Indonesia) Rampan, Korrie. Leksikon Sastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 367.
- ^ (Indonesia) Wijaya, Putu. Bor: Esai-esai Budaya. Yayasan Bentang Budaya, 1999, Yogyakarta. Halaman 347.
- ^ (Indonesia) Wijaya, Putu, Uap. Yayasan Bentang Budaya, 1999, Yogyakarta. Halaman 234.
- ^ (Indonesia) Wijaya, Putu, Kroco. Pustaka Firdaus, 1995, Jakarta. Halaman 126.
- ^ a b Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 674