Burung Perandai
Rentang waktu: Akhir Oligosen — sekarang
Kedidi Calidris pusilla
di lumpur pantai Ontario, Kanada
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Upaordo
Burung-burung perandai berjejalan di pantai (atas), dan ketika beterbangan (bawah)

Burung perandai, atau biasa disebut dengan istilah yang kurang tepat burung merandai (merandai = menyeberangi, mengarungi[1]), adalah sebutan bagi sekelompok burung yang biasa ditemukan menjelajahi paparan lumpur dan pantai. Karena itu, sebutan lainnya yang biasa digunakan adalah burung perancah[2][3]:124-5 atau burung pantai. Dalam bahasa Inggris, istilah yang berpadanan adalah waders, atau shorebirds. Burung perandai adalah bagian dari kelompok yang lebih besar, yaitu burung-burung air.

Burung perandai terdiri atas banyak suku (familia), namun semuanya adalah anggota ordo Charadriiformes; bersama dengan dua kelompok besar burung air lainnya, yakni kerabat camar (termasuk skua, serta dara laut) dan kerabat auk. Seluruhnya, terdapat sekitar 210 spesies yang tergolong burung perandai,[4] kebanyakan akrab dengan lahan basah dan lingkungan pantai. Banyak spesies arktik dan ugahari yang bersifat migratori, namun burung-burung perandai tropis biasanya menetap di suatu wilayah sepanjang tahun atau hanya bermigrasi terkait perubahan musim penghujan atau kemarau. Sebagian spesies perandai arktik, seperti halnya kedidi kecil (Calidris minuta), adalah burung-burung dengan jalur migrasi terjauh; menghabiskan musim tak-berbiak jauh di belahan bumi selatan.

Anggota terkecil dari kelompok ini adalah kedidi mungil (Calidris minutilla); ukuran spesies dewasanya hanya sekitar 13 cm dengan massa 15,5 gram. Spesies terbesar adalah gajahan timur (Numenius madagascariensis), dengan panjang sekitar 63 cm termasuk paruh, dan massa tubuh 860 gram. Namun wili-wili besar (Esacus magnirostris) bertubuh lebih berat, dapat mencapai massa 1 kg.

Karakteristik

Burung perandai adalah sebutan umum untuk menyebut sekelompok, namun terdiri atas banyak jenis, burung yang biasa hidup di lingkungan pantai yang basah. Kebanyakan jenis burung perandai menghabiskan sebagian besar waktunya di dekat badan air, oleh karenanya banyak dari antaranya yang memiliki tungkai yang relatif panjang, yang memudahkannya merandai atau mengarungi habitat berair itu. Sebagian lagi menyukai bagian yang berlumpur atau berkerikil berpasir di tepi perairan, untuk mencari makanannya. Maka, sebutan lainnya adalah burung pantai.

Banyak jenis burung perandai yang bermigrasi, khususnya di musim dingin, sebelum tiba saatnya berbiak di musim berikutnya. Kebiasaan bermigrasi ini menjelaskan mengapa banyak jenis burung perandai yang memiliki sayap yang relatif panjang, dan juga metabolisme yang efisien, yang memungkinkan tersedianya energi yang memadai selama masa panjang migrasi.[5]

Mayoritas burung perandai memakan invertebrata kecil yang diambil dari lumpur atau tanah terbuka. Perbedaan panjang paruh yang dipunyai memungkinkan aneka spesies yang berbeda mencari pakan bersamaan di habitat yang sama, tanpa terjadinya kompetisi memperebutkan makanan. Banyak spesies yang sensitif terhadap sentuhan di paruhnya sehingga memudahkan pencarian mangsa di dalam lumpur. Beberapa spesies yang lebih besar, khususnya yang beradaptasi dengan habitat yang lebih kering, akan mencari mangsa yang lebih besar termasuk serangga dan reptilia kecil.

Jenis-jenis burung perandai

Menurut kajian terkini (Ericson et al., 2003; Paton et al., 2003; Thomas et al., 2004a, b; van Tuinen et al., 2004; Paton & Baker, 2006), kelompok burung-burung perandai dapat dibedakan atas beberapa kelompok:

Referensi

  1. ^ KBBI Daring: randai
  2. ^ KBBI Daring: rancah-1
  3. ^ MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor :Puslitbang Biologi LIPI dan BirdLife IP. ISBN 979-579-013-7
  4. ^ G.C. Boere, C.A. Galbraith and D.A. Stroud (2006). "Waterbirds around the world" (PDF). Joint Nature Conservation Comitee. 
  5. ^ "Explore the World With Shorebirds." U.S. Fish and Wildlife Service, 1 Aug. 2004. Web.<http://www.fws.gov/alaska/external/education/pdf/Chap4.pdf>.

  • Ericson, P. G. P.; Envall, I.; Irestedt, M. & Norman, J. A. (2003): Inter-familial relationships of the shorebirds (Aves: Charadriiformes) based on nuclear DNA sequence data.
  • Paton, Tara A. & Baker, Allan J. (2006): Sequences from 14 mitochondrial genes provide a well-supported phylogeny of the Charadriiform birds congruent with the nuclear RAG-1 tree. Molecular Phylogenetics and Evolution
  • Paton, T. A.; Baker, A. J.; Groth, J. G. & Barrowclough, G. F. (2003): RAG-1 sequences resolve phylogenetic relationships within charadriiform birds. Molecular Phylogenetics and Evolution
  • Thomas, Gavin H.; Wills, Matthew A. & Székely, Tamás (2004a): Phylogeny of shorebirds, gulls, and alcids (Aves: Charadrii) from the cytochrome-b gene: parsimony, Bayesian inference, minimum evolution, and quartet puzzling. Molecular Phylogenetics and Evolution
  • Thomas, Gavin H.; Wills, Matthew A. & Székely, Tamás (2004b): A supertree approach to shorebird phylogeny.
  • van Tuinen, Marcel; Waterhouse, David & Dyke, Gareth J. (2004): Avian molecular systematics on the rebound: a fresh look at modern shorebird phylogenetic relationships. Journal of Avian Biology.