Novel
Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel terdiri dari bab dan sub-bab tertentu sesuai dengan kisah ceritanya. Penulis novel disebut novelis.
Genre novel digambarkan memiliki "sejarah yang berkelanjutan dan komprehensif selama sekitar dua ribu tahun".[1] Pandangan ini melihat novel berawal dari Yunani dan Romawi Klasik, abad pertengahan, awal roman modern, dan tradisi novella. Novella adalah suatu istilah dalam bahasa Italia untuk menggambarkan cerita singkat, yang dijadikan istilah dalam bahasa Inggris saat ini sejak abad ke-18. Ian Watt, sejarawan sastra Inggris, menuliskan dalam bukunya The Rise of The Novel (1957) bahwa novel pertama muncul pada awal abad ke-18.
Miguel de Cervantes, penulis Don Quixote, sering disebut sebagai novelis Eropa terkemuka pertama di era modern. Bagian pertama dari Don Quixote diterbitkan tahun 1605.[2]
Roman adalah narasi prosa panjang yang terkait erat dengan novel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, roman adalah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Walter Scott mendefinisikannya sebagai "narasi fiktif dalam bentuk prosa atau sajak. Tujuannya adalah menjadikan peristiwa di dalamnya sebagai peristiwa yang luar biasa dan jarang terjadi", sementara dalam novel "peristiwa-peristiwanya adalah rentetan peristiwa biasa dalam kehidupan manusia dan keadaan masyarakat saat itu".[3] Tetapi, banyak roman, termasuk roman-roman historis karya Scott,[4] Wuthering Heights karya Emily Brontë[5], dan Moby-Dick karya Herman Melville,[6] sering juga disebut novel. Roman yang disebutkan di sini berbeda dengan roman percintaan fiksi populer atau novel roman. Bahasa-bahasa Eropa lainnya tidak membedakan antara roman dan novel: "a novel is le roman, der Roman, il romanzo."[7]
Penentuan genre novel
Novel adalah narasi fiksi panjang yang menceritakan pengalaman manusia secara lebih dekat. Novel di era modern biasanya menggunakan gaya prosa sastra dan pengembangan novel bentuk prosa tersebut saat ini telah didukung dengan inovasi-inovasi dalam dunia percetakan dan diperkenalkannya kertas murah pada abad ke-15.
Kata ini berasal dari bahasa Italia novella artinya "baru", "berita", atau "cerita pendek mengenai sesuatu yang baru", dan kata itu sendiri berasal dari bahasa Latin novella, bentuk jamak dari novellus, yang disingkat novus, artinya "baru".[n 1]
Narasi fiksi
Fiksionalitas adalah hal yang paling sering disebut sebagai pembeda antara novel dengan historiografi. Tapi, kriteria ini dapat menjadi masalah. Pada periode modern awal, para penulis narasi historis sering menyertakan pemikiran-pemikiran yang berakar pada keyakinan tradisional untuk memperindah bagian cerita atau menambah kredibilitas pada suatu opini. Sejarawan juga membuat gaya penulisan yang serupa untuk tujuan didaktik. Di sisi lain, novel dapat menggambarkan realitas sosial, politik, dan kepribadian dari suatu tempat dan periode waktu dengan kejelasan dan detail yang tidak ditemukan dalam tulisan-tulisan sejarah.
Prosa sastra
Dalam novel modern, bentuk prosa lebih disukai daripada sajak, tetapi pendahulu novel modern Eropa menyertakan epos-epos sajak dalam rumpun bahasa Roman dari selatan Prancis, khususnya karya-karya Chrétien de Troyes (akhir abad ke-12), dan dalam bahasa Inggris pertengahan (The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer (sekitar 1343-1400)).[9] Bahkan pada abad ke-19, narasi fiktif dalam sajak, seperti Don Juan (1824) karya Lord Byron, Yevgeniy Onegin (1833) karya Alexander Pushkin, dan Aurora Leigh (1856) karya Elizabeth Barret Browning, bersaing dengan dengan novel prosa. The Golden Gate (1986) karya Vikram Seth adalah contoh novel sajak terbaru.[10]
Isi prosa: mengalami lebih dekat
Baik pada abad ke-12 di Jepang maupun abad ke-15 di Eropa, fiksi prosa menciptakan situasi membaca yang lebih dekat. Di sisi lain, epos sajak, termasuk Odyssey dan Aeneid, telah dibacakan untuk khalayak pilihan, ini lebih dekat daripada pertunjukan drama di teater.
Dunia baru dari mode individualistis, pandangan pribadi, perasaan akrab, keinginan rahasia, "tingkah laku", dan "kesopansantunan" menyebar bersama novel dan roman prosa yang terkait.
Panjang prosa
Novel saat ini adalah genre terpanjang dari fiksi prosa naratif, diikuti oleh novella, cerita pendek, dan fiksi kilat. Tapi, kritikus pada abad ke-17 melihat panjang epos roman dan novel bersaing ketat. Tidak dapat ditetapkan definisi yang tepat mengenai perbedaan panjang antara kedua jenis fiksi tersebut. Syarat panjang novel secara tradisional berhubungan dengan pendapat bahwa sebuah novel harus mencakup "keseluruhan hidup."[11]
Panjang sebuah novel masih menjadi hal penting karena kebanyakan penghargaan sastra menggunakan panjang sebagai kriteria dalam sistem penilaian.[n 2]
Catatan
- ^ The term novel is a truncation of the Italian word novella (from the plural of Latin novellus, a late variant of novus, meaning "new"), so that what is now, in most languages, a diminutive denotes historically the parent form. The novella was a kind of enlarged anecdote like those to be found in the 14th-century Italian classic Boccaccio's Decameron, each of which exemplifies the etymology well enough.[8]
- ^ Nebula Award yang diberikan oleh organisasi The Science Fiction and Fantasy Writers of America menetapkan kategori karya penerima penghargaan sebagai berikut: Novel - 40.000 kata atau lebih, Novella - antara 17.500-39.999 kata, Novelet - antara 7.500-17.499 kata, dan Cerita Pendek - 7.499 kata atau kurang.[12]
Referensi
- ^ Doody 1997, hlm. 1
- ^ Merriam Webster Inc., ed. (1995). "novel". Merriam-Webster's Encyclopedia of Literature (dalam bahasa bahasa Inggris). Springfield, Massachusetts: Merriam-Webster. hlm. 819. ISBN 9780877790426. Diakses tanggal 14-07-2016.
- ^ "Essay on Romance", Prose Works volume vi, hlm. 129, dikutip dalam "Introduction" to Walter Scott's Quentin Durward, ed. Susan Maning. Oxford: Oxford University Press, 1992, hlm. xxv.
- ^ "Introduction" to Walter Scott's Quentin Durward, ed. Susan Maning, hlm. xxv-xxvii.
- ^ Moers, Ellen (1977). Literary Women: The Great Writers (dalam bahasa bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 978-0195035827.
- ^ McCrum, Robert (13-01-2014). "The 100 best novels: No 17 – Moby-Dick by Herman Melville (1851)". The Guardian (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 14-07-2016.
- ^ Doody 1997, hlm. 15
- ^ Burgess, Anthony. "Novel". Encyclopædia Britannica (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 02-08-2009.
- ^ Doody 1997, hlm. 18-3, 187
- ^ Doody 1997, hlm. 187
- ^ Lukács, György (1971). The Theory of the Novel: A historico-philosophical essay on the forms of great epic literature (dalam bahasa bahasa Inggris). Diterjemahkan oleh Anna Bostock. Cambridge, Massachusetts: The MIT Press. ISBN 9780262620277.
- ^ "Nebula Rules" (dalam bahasa bahasa Inggris). Science Fiction and Fantasy Writers of America, Inc. Diakses tanggal 14-07-2016.
Bacaan lanjutan
- Ballaster, Ros (1992). Seductive Forms: Women's Amatory Fiction from 1684 to 1740. Oxford: Clarendon Press. ISBN 0-19-811244-0.
- Doody, Margaret Anne (1997), The True Story of the Novel (dalam bahasa bahasa Inggris), New Brunswick, NJ: Rutgers University Press, ISBN 9780813524535
- Relihan, Constance C. (ed.), Framing Elizabethan fictions: contemporary approaches to early modern narrative prose (Kent, Ohio/ London: Kent State University Press, 1996). ISBN 0-87338-551-9