Museum Asi Mbojo
Artikel ini tidak memiliki bagian pembuka yang sesuai dengan standar Wikipedia. (2012) |
Asi Mbojo adalah bangungan istana Kesultanan Bima. Asi Mbojo dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istana Bima. Bangunan bergaya Eropa ini mulai dibangun pada tahun 1927 dan selesai pada tahun 1929, versi lain menyebutkan tahun 1930 M pada masa Sultan Muhammad Salahudin.[1] Bangunan ini dirancang oleh arsitek Ambon Rehatta yang diundang oleh Belanda dan dibantu oleh Bumi Jero. Pembangunan istana Bima dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat. Dana pembangunan istana bersumber dari anggaran belanja kesultanan dan uang pribadi sultan. Istana Bima memiliki luas Luas Tanah/Bangunan: 30,728 m2 (167 x 184)/824 m2 (6 x 18). Sejak tahun 1929, versi lain menyebut tahun 1930 M, mulai dihuni oleh para ahli waris keturunan Bima. Istana Bima berubah setatus menjadi museum pada tahun 1989. Kemudian pada bulan Maret 2008 menjadi UPTD Museum Asi Mbojo.
Bangunan bangunan Penting
- Pintu Gerbang
- Tiang Bendera Setinggi 50 meter
- Gerbang Sebelah Timur (Gerbang Resmi Yang Merupakan Pintu Masuk Sultan dan Para Tamu Sultan)
- Lare-lare (Berbentuk Masjid 3 Tingkat dimana Tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan Tambur RasanaE dan Dua buah lonceng sebagai tanda bahaya dan pengingat waktu)
Ruangan Pada Jaman Sekarang
- Ruang Pameran Tetap
- Ruang Pameran Temporer
- Ruang Auditorium
- Ruang Penyimpanan Koleksi
- Ruang Administrasi
- Ruang Toilet
Asi Mbojo Pada Jaman Sekarang
Sekarang Asi Mbojo merupakan salah satu peninggalan arkeolog yang awalnya merupakan tempat tinggal raja-raja Bima yang dlu pernah berubah-ubah fungsi dari barak tentara, kantor ruang kerja dan terakhir (saat ini) sebagai Museum Asi Mbojo yang berfungsi sebagai tempatpenyimpanan benda-benda peninggalan Kerajaan Bima.
Referensi:
1 http://wisata-sejarah.kampung-media.com/2015/09/25/sejarah-istana-bima-12588