Cekakak belukar

spesies burung
Revisi sejak 4 Maret 2019 12.34 oleh Wie146 (bicara | kontrib) (+info, refs)
Cekakak Belukar
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
H. smyrnensis
Nama binomial
Halcyon smyrnensis
Linnaeus, 1758
Sinonim
  • Alcedo smyrnensis L., 1758[1]

Cekakak belukar[2]:226 atau cekakak dada-putih[3]:225 (Halcyon smyrnensis) adalah sejenis burung raja-udang dari suku Halcyonidae (dahulu, Alcedinidae). Burung yang menyebar luas di Asia ini dikenal dengan banyak nama dalam bahasa Inggris, di antaranya White-throated Kingfisher, White-breasted Kingfisher atau Smyrna Kingfisher.

Pemerian

Burung cekakak yang berukuran agak besar, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 27 cm. Dominan berwarna cokelat dan biru, dengan dagu, tenggorokan dan dada berwarna putih. Kepala, leher dan perut hingga pantat cokelat merah. Sayap, mantel dan ekor biru terang berkilau. Penutup sayap bagian atas dan ujung sayap cokelat tua.[2]:226,[3]:225 Ketika terbang, sisi bawah sayap tampak biru dengan bulatan putih besar di tengahnya.[4]:197,[5]:143

Iris mata cokelat tua, paruh dan kaki merah.[2]:226,[3]:225 Dari segi penampilan dan perilaku, sepintas burung ini mirip kerabatnya, cekakak jawa (Halcyon cyanoventris) yang menyebar terbatas di Jawa dan Bali.[3]:225

Agihan dan kebiasaan

Cekakak belukar menyebar luas mulai dari Timur Tengah, India, Tiongkok, Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, Filipina, Kep. Andaman, dan Sumatera. Burung migran kadang-kadang sampai ke Jawa Barat.[2]:226,[3]:225

Sering terlihat sendirian, cekakak belukar terutama menghuni lahan-lahan pertanian dan yang berpohon-pohon, baik dekat maupun jauh dari badan air.[4]:197 Kisaran habitat yang digunakan burung ini termasuk luas: lingkungan perkebunan kelapa sawit, pohon-pohon tepi jalan, persawahan, kebun, kolam dan bendungan, kanal air, sungai kecil, rawa nipah, tepi hutan mangrove, paparan lumpur, pantai berpohon-pohon atau dengan kebun kelapa, hutan bambu, hutan gugur daun, dan lain-lain.[5]:144 Di Sumatera terutama menghuni lahan-lahan terbuka, wilayah pertanian dekat sungai atau badan air lainnya, hingga ketinggian 900 m dpl.[2]:226 Di India, burung ini merupakan jenis cekakak yang paling dikenal umum, dan paling tidak tergantung dengan kehadiran air.[4]:197

Burung ini kerap terlihat bertengger di dahan kering, tonggak, kawat listrik dan lain-lain tenggeran terbuka.[4]:197 Bersuara ribut sambil terbang, cikikikikikikikikiii..., atau memanggil sedih dari tenggerannya: ciririririririiii..ew berulang-ulang, nada di ujung menurun.[4]:197,[5]:144

Mangsa

Cekakak belukar dengan lincah memburu aneka mangsanya:[2]:226 pelbagai jenis serangga, yuyu, ikan, kodok, kadal, ular, anak burung, dan juga mencit.[4]:197,[5]:144 Komposisi mangsa burung ini bervariasi dari tempat ke tempat. Suatu penelitian yang dibuat di Tamil Nadu, India, mendapatkan bahwa artropoda menyusun porsi utama (83,40%) mangsa, dengan serangga-serangga dari bangsa Coleoptera (kumbang), Hymenoptera (kerabat lebah), dan Hemiptera (walangsangit) berturut-turut menyusun 22,3%, 20,8% dan 14,1% dari komposisi mangsa. Sementara vertebrata secara keseluruhan hanya menempati sekitar 10% mangsa.[6] Akan tetapi penelitan lain dengan topik serupa di Bangladesh mendapatkan hasil yang hampir berkebalikan, dengan artropoda menyusun 36,2% dan vertebrata menempati 63,8% komposisi mangsa; terutama ikan menyusun 61,1% mangsa cekakak belukar.[7]

Beberapa jenis reptil yang tercatat sebagai mangsa cekakak belukar, di antaranya, sejenis cecak, Hemidactylus aquilonius;[8] ular rumah (Lycodon aulicus);[9] dan ular kisik Xenochrophis vittatus.[10]

Di Gujarat, burung ini pernah teramati menangkap dan memangsa burung cipoh kacat (Aegithina tiphia). Selain itu dilaporkan pula bahwa cekakak belukar pernah memangsa burung-burung lain, di antaranya sejenis bondol, Lonchura malabarica; burung kacamata biasa Zosterops palpebrosus; dan sejenis kipasan, Rhipidura aureola.[11]

Perkembang biakan

Sarang cekakak belukar berupa lubang pada tebing tanah atau batang pohon. Bertelur sejumlah 4-7 butir, hampir bundar dan berwarna putih.

Sumber bacaan

  1. ^ Linnaeus, C. & Lars Salvius (1758). Systema Naturae per regna tria naturae, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis. Editio decima, reformata. v. 1: 106. Holmiae : Impensis Direct. Laurentii Salvii, 1758-1759.
  2. ^ a b c d e f MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. (2000). Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor :Puslitbang Biologi LIPI dan BirdLife IP. ISBN 979-579-013-7
  3. ^ a b c d e MacKinnon, J. (1993). Panduan lapangan pengenalan burung-burung di Jawa dan Bali. Jogyakarta :Gadjah Mada University Press. ISBN 979-420-150-2
  4. ^ a b c d e f {{aut|[[Salim Ali|Ali, S.}}. (1996). The Book of Indian Birds. Mumbai :Bombay Nat. Hist. Soc.
  5. ^ a b c d Fry, C.H., K. Fry & A. Harris (1992). Helm identification guides: Kingfishers, Bee-eaters and Rollers, p.143. London :A & C Black. ISBN 978-1-4081-3525-9
  6. ^ Asokan, S., A.M.S. Ali & R. Manikannan (2009). "Diet of three insectivorous birds in Nagapattinam District, Tamil Nadu, India – a preliminary study". Journal of Threatened Taxa 1(6): 327-30.
  7. ^ Naher, H., & N.J. Sarker (2014). "Food and feeding habits of white-throated kingfisher (Halcyon smyrnensis) in Bangladesh". Bangladesh J. Zool. 42(2): 237-49, 2014
  8. ^ Purkayastha, J., & A. Purkayastha (2012). "A case of White-breasted kingfisher (Halcyon smyrnensis) preying on a gecko (Hemidactylus aquilonius)". Asian Journal of Conservation Biology, July 2012. Vol. 1(1): 45-6.
  9. ^ Soud, R., K. Mazumdar, & A. Gupta (2010). "Predation by White-throated Kingfisher Halcyon smyrnensis on Common wolf snake Lycodon aulicus (Linnaeus)". NeBIO Vol. 1(1): 53-4.
  10. ^ Parasharya, D., J. Teli & B.M. Parasharya (2016). "Striped Keelback in the diet of White-throated kingfisher". Zoos' Print 31(5): 19-20, May 2016.
  11. ^ Theba, I.N. (2010). "On the diet of the White-throated Kingfisher Halcyon smyrnensis". Indian Birds 5(6): 181.

Bacaan lanjut


Pranala luar