Selembayung

Revisi sejak 5 Maret 2019 08.30 oleh Sisca Elpilasari (bicara | kontrib) ({{sedang ditulis}})

Selembayung, disebut juga Sulo Bayuang dan Tanduak Buang, merupakan salah satu ikon arsitektur melayu Riau [1] Selembayung merupakan hiasan yang terletak di atas atap, sementara hiasan yang terletak di bagian ujung sisi kanan dan kiri atap merupakan sayap layang-layang. Ukiran selembayung dan sayap layang-layang mempunyai motif tumbuh-tumbuhan yang dipadu padankan dengan motif burung. Motif burung ini merupakan burung balam atau balam dua selenggek. [2] Pada bagian bawah selembayung, adakalanya diberi hiasan tambahan seperti tombak terhunus yang menyambung dikedua ujung. [3]

Selembayung merupakan ornamen yang paling sering digunakan dan paling menonjol dalam perancangan bangunan di kota Pekanbaru. [3] Rumah-rumah terhormat banyak yang memakai selembayung sebagai hiasan. [2]

Referensi

  1. ^ E. Noor (30 Oktober 2017). "The Dynamics of Riau People in Using of "Selembayung" as a Malay Culture Preservation Strategy" (PDF). Int J Drug Dev & Res. 9 (4). Diakses tanggal 5 Maret 2019. 
  2. ^ a b F. Alzena, T. Ady, H. Sri, dan K. Etty dan W. Dimas (2018). "Langgam Arsitektur Melayu Riau Pada Bangunan Fasilitas Umum di Bengkalis Objek Studi Museum Sultan Syarif Kasim". Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap. Diakses tanggal 5 Maret 2019. 
  3. ^ a b F. Gun dan W. Dimas (Juni 2013). "Selembayung Sebagai Identitas Kota Pekanbaru: Kajian Langgam Arsitektur Melayu" (PDF). Indonesian Journal of Conservation. 2 (1). Diakses tanggal 5 Maret 2019.