Al-Qiyadah Al-Islamiyah
Al-Qiyadah Al-Islamiyah adalah sebuah pergerakan yang mendasarkan diri pada Al-Qur'an serta memahami Al-Kitab dalam konteks Al-Quran sebagai batu petunjuk. Gerakan ini bertujuan untuk menegakkan kembali Kerajaan Allah sesuai dengan petunjuk dalam Al-Quran. Wahyu yang diterima Moshaddeq bukan berupa kitab tapi pemahaman yang benar dan aplikatif mengenai ayat-ayat Al-Quran yang telah disimpangkan sepanjang sejarah, Gerakan ini dianggap sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 4 Oktober 2007, setelah menajlani penelitian selama 3 bulan karena tidak bersesuaian dengan standar Islam mainstream dan dituduh melakukan sinkretisme agama.
Pimpinan Al-Qiyadah sendiri tidak menganggap Islam dalam konteks agama (yang dianggap oleh kebanyakan pengikut sebagai kumpulan ritual belaka) tapi dalam konteks Sistem Peradaban Azasi yang pernah dialami Adam (dalam hal ini Jannah atau Kebun, amsal kedamaian dan harmoni) sebelum mengambil peradaban berbasis materialistik (kisah Adam memakan buah pohon terlarang). Itulah mengapa kaum agamis (sebutan para kader AQAI kepada umat Islam dan lainnya) sulit memahami logika berfikir model mereka, karena pandangan para kader AQAI yang secara fundamental berbeda mengenai Islam.
Al-Qiyadah Al-Islamiyah dipimpin oleh Ahmad Moshaddeq.
Sejarah
Al-Qiyadah Al-Islamiyah terbentuk pada tahun 2000 setelah terjadi ketidakcocokan dengan sistem pada NII KWIX pimpinan Panji Gumilang. Menurut pendapat Moshaddeq, kehancuran Khilafah Islamiyah tahun 1923 merupakan akhir dari zaman peradaban Islam yang diajarkan Muhammad Saw dan dalam fase stagnan (tanpa kepemimpinan) ummat Islam akan menghadapi kegelapan (layl) dan pada masa menjelang kebangkitan Islam ke-dua ummat Islam mesti melakukan persiapan berdasarkan amsal shalat malam qiyaamu llayl, yang kemudian di waktu shubuh saat matahari/amsal Nur Allah mulai terbit dan bulan / Nur Kenabian mulai tenggelam perjuangan ummat Islam secara aktif mulai dilaksanakan dipimpin oleh seorang pembawa Risalah diteruskan oleh Khalifah selama 700 tahun.
Ahmad Moshaddeq mendakwahkan pergerakan ini secara terang-terangan / jahran setelah mengaku mendapatkan mimpi setelah melakukan shaum dan tahanuts atau kontemplasi selama 40 hari di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat berdasarkan uswah dari Nabi Musa as dan Nabi Isa as, pada 23 Juli 2007. Ia mengaku sebagai nabi utusan Allah. Sebelum tahun 2007, pergerakan ini masih bersembunyi / sirran, namun setelahnya mulai berani menyebarkan ajarannya. Perkembangan pengikut ajaran ini pun berkembang sangat cepat. Kurang lebih 1000 pengikut baru direkrut setiap bulan.[1]. Aliran ini tersebar di Sumatera Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Riau, dan pulau Sulawesi.
Organisasi dan Manajemen
Aliran ini mempercayai bahwa Moshaddeq adalah Masih Al'Mau'ud, nabi utusan Allah umat Islam, menggantikan Muhammad[2] . Termasuk di dalam kalimat syahadat, kata yang menyebutkan Nabi Muhammad juga dihapuskan. [3]Aliran ini juga belum mewajibkan pengikutnya untuk menjalankan sholat lima waktu dengan alasan kewajiban tersebut belum perlu dilaksanakan kecuali menjelang hijrah dan setelahnya.
Al-Qiyadah Al-Islamiyah memiliki organisasi yang terstruktur, dengan jabatan:
- Rasul , Pemimpin Tertinggi
- Mala'ul Awwal
- Mala' Tsani
- Katib, Sekretaris
- Wazir, Manajemen
- Kisbul Maliyah, Finansial
- Kisbul Ummah, Sumberdaya Manusia
- Kisbul Difa', Keamanan/Security
Sesuai dengan surat An-Nahl (lebah), Al-Qiyadah dibentuk menggunakan sistem2 sel yang independen namun sinergi sehingga membentuk jaringan. Satu sel rusak, maka akan diperbaiki atau digantikan sel baru, dalam satu sel terdiri atas 2 hingga 6 ra'in (gembala) dimana satu sel diberi amanat mengatur 40 KK. Sel tersebut nanti mengembangkan diri hingga menjadi 12 sel (sesuai dengan jumlah 12 murid nabi Isa)
Sedangkan tingkatan ada tujuh tingkatan dengan model piramid sesuai struktur langit dalam surat Al-Mulk. Dimulai dari tingkat paling bawah
- Misbah membawahi 1 - 10 KK
- Buruj membawahi 12 Misbah
- Siraj membawahi 12 Buruj
- Thariq membawahi 12 Siraj
- Najm membawahi 12 Thariq
- Kawakib membawahi 12 Najm
- Mala'ul Al'la membawahi 12 Kawakib
Pada saat periode Jahran dimulai, Mushaddeq sudah mencapai tingkat Thariq. yang artinya sudah dibentuk 12 sel yang membawahi 114 sel yang membawahi 1368 sel, berarti jumlah kader aktif (ra'in) ada 7470 orang (belum termasuk kader pasif/ummah) yang terus bergerak membentuk sel dan melakukan improvisasi. Jumlah pengikut disinyalir antara 40,000 hingga 60,000.
- . Dalam penyebarannya, aliran ini memiliki 6 fase yaitu sirran (rahasia), jahran (inklusif), hijrah (berpindah), qital (perang), futuh (kemenangan) dan khilafah (pemimpin).[4]. Menurut internal Al-Qiyadah model fase ini mengambil dari uswah/contoh dari fase-fase enam tahap penciptaan alam semesta (Kerajaan Allah di alam aktual), enam tahap penciptaan manusia (dari zigot menjadi bayi), dan fase perjuangan Nabi Muhammad Saw. Dimana fase-fase tersebut mesti dijalankan secara sempurna.
Tindakan kepolisian
Setelah diputuskan sebagai aliran sesat oleh MUI, pada 5 Oktober 2007 petugas kepolisian menyita dua buah vila milik Moshaddeq untuk mencegah tindakan penghakiman sendiri oleh masyarakat sekitar.[5]
Referensi
- ^ http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/10/05/brk,20071005-109098,uk.html
- ^ http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/10/05/brk,20071005-109098,uk.html
- ^ http://www.antara.co.id/arc/2007/10/25/depag-teliti-aliran-al-qiyadah-al-islamiyah/
- ^ http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/10/05/brk,20071005-109098,uk.html
- ^ http://www.indonesiamatters.com/1435/theocracy/